1. Prolog

6 2 0
                                    

"Belajar yang rajin, Sayang," ucap pria paruh baya kepada gadis cantik.

"Siap, Papa," jawabnya seraya turun dari mobil yang di tumpangi.

Mobil yang mengantarnya sudah melesat pergi. Kini gadis itu sedang melihat sekolah barunya.

Gadis itu Adiva dan yang mengantarkan adalah Afnan sang Ayah.

Setelah puas melihat sekolah barunya, Diva mulai berjalan untuk mencari ruang kepala sekolah.

Saat ini Diva menjadi pusat perhatian, bagaimana tidak wajahnya yang cantik, putih, dan body goals membuat kaum Adam terpana.

"Woah murid baru itu ya?"

"Cantik banget gila"

"Body goals banget si"

"Sini sama aa' neng"

Diva hanya menjawab ucapan mereka dengan senyuman.

Saking asiknya lihat sekeliling dia tidak memperhatikan jalan di depannya.

Bruk!

"Awss," rintih Diva kala bokongnya menghantam lantai.

Dengan cepat Diva berdiri mengabaikan bokongnya yang sakit.

Ia ingin memarahi pelaku yang menabraknya.

"Lo kalo jalan liat-liat dong!" seru Diva kepada cowok di hadapannya.

Diva dibuat semakin geram pasalnya ke empat cowok di depannya ini tidak ada yang buka suara.

"Dasar bisu," ujar Diva dengan kesal lalu meninggalkan ke empat cowok yang masih terbengong.

"Eh anjir itu cewek apa bidadari," celetuk salah satu di antara ke empatnya.

Mereka yang mendengar seruan sahabatnya lantas tersadar.

"Woah, Vin, mau gue Pepet ah," celetuk salah satunya.

"Bar, dia terlalu cantik buat lo," jawab cowok yang dipanggil Vin tadi.

"Bos baru kali ini ada cewe yang berani sama lo," ujar cowok yang dipanggil Bar.

Mereka adalah anggota inti geng Dragon.

Yang menabrak Diva yaitu Adit sang ketua danger, yang berdebat Bara dan Revan, sedangkan Daniel hanya menyimak.

"Hm," jawab Adit dan langsung melenggang pergi untuk menuju ke kelasnya.

"Yaelah kita di tinggal mulu," keluh bara.

"Kita? lo aja kali gue enggak," ucap serempak Danil dan Revan lalu keduanya menyusul Adit.

"Gini amat nasib gue," gerutu bara dengan nada lirih.

**

Tok .tok .tok..

"Masuk!"

Mendengar perintah dari dalam diva langsung masuk.

"Permisi, Pak, saya murid baru," ucap Diva dengan sopan.

Kepala sekolah yang melihat Diva senyumnya langsung merekah. Karna beliau sudah tahu semua prestasi dan bakat yang dimiliki diva.

"Nak Diva, kamu di kelas ipa 1," jawab kepala sekolah yang diketahui bernama Pak Satya.

"Baik, Pak, terima kasih," ungkap Diva.

Saat ini Diva sedang menelusuri koridor untuk mencari letak kelasnya.

ADDIVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang