2. Murid Baru

2 1 3
                                    

Tok! Tok!

"Permisi, Bu, saya murid baru," ucap Diva yang berada di ambang pintu.

Kelas yang tadinya hening sekarang heboh karena kedatangan Diva.

"Sudah cukup dan kamu sini masuk!" perintah guru yang bernama Bu Ita.

"Ayo perkenalkan dirimu," lanjut Bu Ita.

"Hai guys kenalin nama gue Adiva Daania Khanza, biasa dipanggil Diva. Semoga bisa berteman dengan baik," ucap Diva kala kelas sudah hening.

"Apa ada pertanyaan anak-anak?" tanya Bu Ita.

"Sudah punya pacar belum?"

"Nomer WhatsApp dong"

"Skincarenya apa?"

"Sini neng sama aa' aja"

Ucap mereka serempak yang membuat kelas jadi gaduh.

"Sudah-sudah pertanyaan kalian tidak penting. Nak, kamu duduk dengan Annisa ya!" Ucap Bu Ita kepada Diva.

"Iya, Bu."

Setelah sampai di meja yang ditunjuk Bu Ita Diva dibrondong berbagai pertanyaan oleh Nisa yang merupakan sahabatnya.

"Nanti aja ya guys, sekarang pelajaran," ucap Diva.

Kringg..kriingg..kriingg

"Baik anak-anak, sekian pelajaran hari ini. Selamat beristirahat," pamit Bu Ita seraya membereskan bukunya.

"DIVA LO KAPAN PULANG?" seru Tika setelah Bu Ita keluar dari kelas.

"Baru kemarin gue pulang," jawab Diva dengan tenang.

"Kita kangen tau sama lo," sahut Nisa.

"Aaa sini peluk!"

Dengan semangat ketiga sahabatnya memeluk Diva, sebagai obat rindu.

"Yaudah yuk ke kantin!"

"Yukk."

Di sepanjang koridor menuju kantin mereka bersenda gurau hingga menjadi pusat perhatian.
Terutama Diva yang paling menonjol di antara yang lain.
Mereka hanya membalas dengan senyuman yang semakin membuat orang sekitarnya terpana.

"Kita duduk di mana nih?" tanya Mira seraya melihat sekeliling kantin yang terlihat penuh.

"Gue sama Mira yang pesen, kalian berdua yang cari meja aja biar cepet," usul Tika.

"Oke, yuk, Va," ajak Nisa menarik tangan Diva untuk mencari meja kosong.

Akhirnya mereka menemukan meja kosong disebelah meja geng Danger.
Sambil menunggu kedua sahabatnya yang pesan makanan mereka fokus dengan kegiatan masing-masing, yaitu bermain handphone.

"YUHUU MAKANAN DATANG," teriak Tika dengan tangan yang membawa nampan makanan.
Sedangkan di belakang ada Mira yang membawa minuman.

"Jangan teriak tik," tegur Mira dengan nada kesal.
Bagaimana tidak, karena teriakan Tika tadi mereka ditatap aneh oleh murid lainnya.

"Lo gak berubah ya," celetuk diva dengan senyum tipisnya.

"Hehe kebiasaan, Va," jawab Tika.

Lalu mereka makan dengan khidmat.

Saat sedang asik dengan makan, kantin yang awalnya sunyi kini menjadi ramai.

"Huaa calon imam gue."

"Ayang Adit sini dong."

"Daniel manis banget deh."

"Gingsulnya bara astaga."

ADDIVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang