Awali pagimu dengan sarapan.
Karna harapan juga butuh energi.Seperti halnya Diva yang saat ini tengah melakukan sarapan bersama orang tuanya.
Abang Diva sedang berada di negara Paman Sam untuk melanjutkan studinya."Ma, Pa, diva berangkat dulu ya," pamit Diva setelah menyelesaikan sarapannya.
"Kamu di antar supir?" tanya Afnan sambil menatap wajah putri satu-satunya.
"Iya, Pa," jawab Diva.
"Yaudah Diva berangkat, Ma, Pa," ucap Diva dengan mencium tangan kedua orang tuanya.
"Hati-hati ya sayang," pesan Githa.
"IYA MA!"
**
Sesampainya di sekolah Diva menjadi pusat perhatian.
Banyak yang terang-terangan menatap dirinya.
Apalagi semenjak kejadian di kantin."DIVAAA!"
Mendengar ada yang memanggil dirinya Diva mencari sumber suara.
Ternyata disana ketiga sahabatnya berlari menuju ke arah dirinya"Hosh.. hosh.. hoshh.."
"Gila lo jalannya cepet banget," ucap Mira setelah nafasnya kembali normal.
"Emang kalian manggil gue?" tanya Diva dengan raut polosnya.
Ketiga sahabatnya semakin geram melihat raut polos Diva.
"Iya, Diva cantik, tadi kita teriak-teriak buat manggil elo," jelas Tika mencoba sabar.
"Oh," jawab Diva dan langsung melenggang pergi.
"Gila."
"Edan."
"Astaghfirullah."
Umpat ketiganya kesal melihat Diva yang pergi meninggalkan mereka.
Dengan perasaan dongkol merekapun menyusul Diva.**
Di kediaman keluarga Bagaskara saat ini sedang ribut.
Siapa lagi kalau bukan keluarga Adit."Bunda huaaa Abang jahat," pekik gadis kecil berumur 5 tahun.
Dia merupakan adik Adit yang bernama Bianca Loren Bagaskara, biasa dipanggil aca.Jika di rumah Adit itu jahil banget walaupun selalu menampilkan wajah datarnya.
"Adit, jangan jahilin adek terus dong," ucap Desi bunda Adit.
Dirinya pusing mendengar teriakan dari anak bungsunya karena di goda oleh Adit.
Padahal ini masih pagi, dan mereka sudah bikin keributan. Huft bisa darah tinggi dia, begitu pikirnya."Aca gak bisa ngomong r," ujar Adit tanpa mendengarkan omelan bundanya.
"ACA BISA KOK NGOMONG L!" teriak aca kesal.
Melihat mata aca berkaca-kaca Adit segera melenggang pergi setelah menjulurkan lidahnya.
Sesampainya di meja makan Adit mencomot roti bakar selai nanas kesukaannya.
"Enggak mau sarapan nasi aja, Bang?" tanya Desi saat melihat Adit makan roti tawar.
"Udah telat, Bun," jawab Adit singkat.
"Ayah kenapa lihatin Adit?" tanya Adit menaikkan sebelah alisnya kala mendapati sang ayah menatap dirinya intens.
"Kamu kapan punya pacar, Bang?" Bukannya menjawab Aryo ayah Adit justru balik bertanya.
Mendengar pertanyaan sang ayah Adit mengeluarkan smirk andalannya.
Desi dan Aryo yang melihat dibuat bergidik ngeri."Kamu kenapa?" tanya Desi heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADDIVA
Teen FictionAdiyatma Alister Bagaskara, seorang ketua geng danger yang begitu dingin dan mengerikan. Melalui kejadian yang tidak terduga, dia bertemu dengan Diva. Namun anehnya, ada sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya. Bukan amarah, tetapi perasaan yang be...