6

47 26 0
                                    

Changmin tengah duduk di kasurnya, sembari membaca buku, untuk menghilangkan rasa bosannya. Ketika pintu kamarnya terbuka, Changmin langsung antusias, mengharapkan saudaranya datang dengan membawa kabar baik.

"Halo Kak!" Sapa Sunwoo, dengan membawa beberapa roti dan susu. Changmin segera berdiri dari posisinya tadi, dan membantu adik kembarnya itu.

"Kenapa ga bilang Kakak kalau belanja? Kan nanti biar Kakak aja yang pergi, kamu yang tunggu disini," Eluh Changmin, sembari mengelus lembut rambut Sunwoo.

"Gapapa loh Kak, aku juga masih kuat. Aku ga selemah itu walau aslinya aku sakit parah!" Ucap Sunwoo dengan diiringi tawa khasnya, sedangkan Changmin merasa sedih setelah mendengar ucapan adiknya, jelas ia khawatir akan kondisi Sunwoo.

Sunwoo pun segera mengganti bajunya dengan pakaian rumah sakit, sedangkan Changmin mengganti dengan pakaian sehari-hari. Beginilah keseharian si kembar. Sunwoo yang aslinya merupakan pasien rumah sakit, memiliki keinginan untuk merasakan kehidupan di luar rumah sakit, sedangkan Changmin berusaha mewujudkan impian adiknya yang memiliki masa hidup tak lama itu.

Sunwoo memakai hoodie kesayangannya, ia sedikit tidak suka dengan pakaian rumah sakit, karena mengingatkan dirinya dengan penyakit yang ia alami.

"Lalu, gimana kabarnya? Kamu bisa ga deketin orang yang kamu suka di sekolah?" Tanya Changmin.

Yang ditanya sedikit ragu, tetapi ia tetap membalas pertanyaannya dengan anggukan. "Dibilang dekat sih enggak terlalu, tapi dibilang ga deket juga enggak. Yang penting Kak Chanhee bisa tau aku aja deh Kak, itu aja aku seneng."

Changmin tersenyum lembut, memasangkan infus kepada adiknya. "Malam ini biarin Kakak aja dulu ya yang belanja ketemu dia, kamu istirahat aja, udah lama juga ga diem lama-lama di kamar kan?"

Sunwoo pun hanya cemberut, kemudian memberikan sedikit anggukan. "Iyaaaaa."

Changmin hanya terkekeh, kemudian ia kembali menikmati waktunya bersama adik semata wayangnya itu.

◍◍◍

"Selamat datang, silahkan berbelanja." Chanhee menyapa pelanggan yang baru saja masuk. Seorang pria dengan masker yang menutupi wajahnya, menatap Chanhee sekilas. Chanhee sendiri merasa tidak asing dengan pria tersebut, terutama bentuk rambutnya serta postur tubuhnya.

"Siapa ya, kayak ga asing." Batin Chanhee.

Pria itu pun memberikan Chanhee belanjaan, menunggu untuk segera membayarnya. "Totalnya 45.000."

Setelah memberikan uang yang pas, Chanhee membungkus belanjaan pria tersebut. "Terima kasih, semoga hari anda menyenangkan."

"Terima kasih kembali," Balas pria itu, Chanhee langsung saja mengenal suara khas yang menyebalkan itu. "Sunwoo?" Tanya Chanhee, sedangkan pria yang dipanggil itu sedikit terkejut.

"Lah iya pantes familiar, Sunwoo kan? Lagi jaga Kakak lu ya? Hati-hati ya, semoga cepet sembuh."

Pria tadi yang merupakan Changmin hanya membalas dengan anggukan, kemudian segera berlari meninggalkan Chanhee.

"Aneh. Tumben kalem ya. Apa lagi buru-buru mungkin ya," Gumam Chanhee, menatap kepergian Changmin.

◍◍◍

"Selamat pagi, sleepyhead." Kevin menyapa Chanhee yang tengah tertidur di bangkunya seperti biasa. Sedangkan yang disapa tidak perduli dan enggan bergerak, sangat ingin beristirahat. Kevin juga memaklumi kondisi Chanhee.

Sejenak, Kevin ingin Chanhee memiliki kehidupan yang normal, ia tidak ingin melihat Chanhee banting tulang sendirian, apalagi mereka kini kelas akhir. Tetapi Kevin masih salut dengan Chanhee. Walaupun sibuk bekerja, prestasinya tidak menurun. Terutama di bidang akademik, Chanhee masih bisa mendapatkan peringkat 5 besar di sekolahnya.

Tanpa Kevin sadari, tangan miliknya tak sengaja mengelus rambut halus Chanhee. Sebuah kebiasaan yang berbahaya. Kevin segera bangkit dari lamunannya, menjauhkan tangannya dari Chanhee, berharap Chanhee tak menyadari hal itu.

Bel pun berbunyi tanda masuk, Kevin membangunkan Chanhee dan membantunya mengemasi buku-bukunya. Di saat Chanhee sudah terbangun, tanpa sengaja ia melihat ke jendela, terdapat lapangan futsal.

Tampaknya anak-anak kelas 2 yang sedang bermain di lapangan sekarang. Chanhee rasanya ingin keluar saja dari kelas suntuknya, dan melihat lebih dekat permainan para juniornya itu. Sekilas Chanhee teringat, Sunwoo yang merupakan junior yang akhir-akhir ini selalu mengganggunya, merupakan kelas 2 dan anak futsal.

Dan tentu saja dari sekian banyak orang, Chanhee dapat melihat Sunwoo yang terlihat mencolok dengan rambutnya yang khas itu. Hitam kecoklatan, dan aura yang diberikannya kepada sekitarnya. Benar-benar seperti matahari.

Chanhee sadar akan lamunannya, segera langsung ia memijat pelipis kepalanya. Tampaknya ia mulai pusing, membuatnya memikirkan berbagai macam hal yang aneh.

◍◍◍

Graduation [ SunNew ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang