1

177 33 0
                                    

Pagi itu, terlihat Chanhee sedang sibuk menyiapkan dirinya. Ia merapikan seragamnya, meminum susu yang sudah tersedia di meja, dan segera mengambil bekal yang sudah disiapkannya. “Kak, Chanhee pergi dulu ya.” Ucap Chanhee, kepada sebuah bingkai foto dirinya bersama Kakaknya.

Sembari berjalan menuju halte, Chanhee tak lupa menyapa tetangga, dan bahkan mengelus anjing liar yang selalu menemaninya menunggu di Halte. Seperti biasa, Chanhee selalu bersyukur ia masih bisa menikmati hari yang indah.

Ia pun menaiki bus yang menuju ke sekolahnya, memilih tempat duduk paling belakang dekat jendela, dan mendengarkan musik kesukaannya melalui earphone hingga terlelap sebentar.

◍◍◍

“Pagi semuanya!” Sapa Kevin yang baru saja memasuki kelas. “Pagi, Keviinn.”

Kevin segera menuju bangkunya, yang berada di sebelah Chanhee. Chanhee sendiri sedang tertidur, memakai tasnya sebagai bantalan, dan menutup wajahnya dengan kedua lengannya. Kevin hanya tertawa pelan melihat temannya yang sedang terlelap.

Kevin sendiri tahu, bagaimana lelahnya Chanhee, melakukan kerja sampingan demi menghidupi kebutuhannya sendiri. Kevin mengelus rambut halus milik Chanhee, kemudian ia berbisik pelan. “Tidurlah, kamu pasti capek sekali.”

Bel berbunyi, tanda pelajaran akan dimulai. Kevin membantu Chanhee mengemaskan buku-bukunya, kemudian membangunkan dirinya ketika guru sudah memasuki kelas.

◍◍◍

Chanhee merapikan rambutnya, setelah itu ia menatap Kevin yang tengah menatapnya juga. “Mau sampai kapan natap gua mulu?”

“Sampai lu kelar lah, gua mau ketemu Kakak lu juga, sekalian Ibu ada nitip buah-buahan buat Kakak lu nih.”

“Oh, Bibi? Oke deh, makasih banyak ya buat Bibi.” Chanhee tersenyum melihat Kevin membawa sekantung buah-buahan yang sudah dibungkus rapi agar tetap terjaga kesegarannya. Mereka pun berangkat bersama-sama menuju rumah sakit tempat Kakak Chanhee dirawat.

“Kak, Chanhee datang bareng Kevin nih. Kakak masih tidur?” Tanya Chanhee ketika memasuki ruang tempat Kakaknya, yang tengah terbaring dengan infus yang masih penuh. Tak ada jawaban dari Sang Kakak, membuat Chanhee hanya tersenyum sedih, meletakkan buah dari Ibunya Kevin di meja samping kasur rumah sakit.

Chanhee mengelus pelan rambut Kakaknya yang sudah memanjang. Bahkan poni miliknya sudah menutupi kedua mata. Kevin hanya menatap Chanhee dan Kakaknya berganti-gantian, kemudian duduk disebelah temannya. “Sudah berapa lama?”

“3 tahun, Vin.” Jawab Chanhee pelan. Kevin hanya menepuk pundak mungil itu. “Gua yakin pasti beliau bakal bisa ngomelin lu lagi kayak dulu, bahkan suka ngejewer gua kalau diem-diem nyulik lu buat main. Kangen ya?” Kevin menghela berat nafasnya.

Kakak Chanhee mengalami kecelakaan dan akhirnya membuatnya koma. Semenjak itu, Chanhee tinggal sendirian, walau bukan Kakak kandung, tapi mereka berasal dari panti asuhan yang sama. Dan semenjak kecelakaan itu juga, keluarga Kevin memperhatikan Chanhee, karena Kevin dan Chanhee sendiri sudah berteman sejak kecil.

Chanhee bangkit dari duduknya, menatap Kevin sambil tersenyum. “Makasih buat semuanya ya, Kev. Gua percaya dengan Paman kok, beliau pasti bisa bantuin Kakak gua sadar lagi. Yuk pulang, kita ada tugas rumah kan?”

Kevin mengangguk. Mereka pun kembali berjalan bersama, keluar dari rumah sakit. Di sisi lain, terlihat seseorang dengan hoodie, menatap kepergian Chanhee.

◍◍◍

Graduation [ SunNew ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang