28-Kilas Balik

2K 147 17
                                    

"Nek, Singto sama Krist udah sepakat kalo kita bakal rahasiain kehamilan Krist, dan bakalan tinggal di rumah kita sendiri selama Singto kuliah" jelas Singto pada sang nenek dan ibunya, Krist baru saja terlelap sehingga Singto mempunyai waktu untuk membicarakan uneg-uneg Krist.

"Nanti Singto usahain sahabat Krist biar nemenin dia, ada tetangga kita yang udah akrab juga sama Krist kaya kakak kita sendiri, mereka juga bilang kalo bakal nemenin Krist"

Nenek hanya menghela napasnya kasar, sang ibu juga melakukan hal yang sama mendengar penjelasan putranya. Diam-diam mereka bangga, karena putra manja mereka telah tumbuh dewasa meskipun terlalu cepat dan sebentar lagi Singto-nya akan menjadi seorang ayah.

"Boleh, nenek bantu cariin dokter yang aman buat Krist supaya om tante kamu gak tau soal ini"

Singto menggeleng kecil "Krist udah punya dokternya sendiri, kakak ipar sepupunya Krist, nenek gak perlu cariin, udah pasti aman" jelas Singto. Dalam hati sang ibu terharu, perasaannya campur aduk melihat putranya kini telah mampu berdiri sendiri.

Yang paling tua mengangguk lagi "bagus, nanti nenek kasih sesuatu yang bakalan ngebantu kalian" Singto hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih, lalu izin pamit kembali ke kamarnya.

Krist masih bergelung nyaman di kasur Singto saat pemuda Ruangroj itu memasuki kamar. Wajahnya sangat damai ketika terpejam, lebih baik dari saat Krist membuka matanya dan menangis memikirkan masalah keluarga suaminya.

Ingatan Singto terbawa pada dua tahun yang lalu, saat ia mempertanyakan alasan sang nenek menikahkannya dengan Krist.

"Hotel dan cabang-cabangnya yang lagi ibu kamu kelola itu sebenernya punya keluarga ibu kamu. Dulu, nenek sama kakek bersahabat baik sama opa oma kamu, terus waktu oma kamu meninggal karena ngelahirin ibu kamu, jadi opa kamu langsung ganti nama pemilik hotelnya jadi atas nama kakek kamu alias nyerahin asetnya ke keluarga kakek karena anaknya perempuan. Singkat cerita, ayah sama ibu kamu itu kerja bareng di hotel ibu kamu, kita sengaja bikin mereka selalu ada di lingkup kerja dan pertemanan yang sama sampe akhirnya ayah kamu ngelamar ibu kamu, tapi perusahaan tetep atas nama kakek..."

"...Awalnya cuma ada dua cabang hotel, terus sama ayah ibu kamu dikembangin jadi bercabang dimana-mana. Nah karena kerjasama ayah ibu kamu, hotel itu jadi aset Ruangroj yang tersukses dan paling maju dibanding aset Ruangroj yang lain, singkat cerita, waktu ayah kamu meninggal, nenek sama kakek buru-buru mindahin kepemilikan hotel itu atas nama kamu, tapi karena Singto masih di bawah umur, hotel itu masih di kelola sama ibu kamu..."

"...om tante kamu gak terima, mereka juga udah nenek jelasin asal usul hotel itu tapi mereka kekeuh pengen bagian dari hotel itu, padahal itu bukan hak mereka"

Singto masih terheran, padahal menurut cerita ibunya, hotel itu sudah menjadi hak keluarga sang ayah, namun neneknya menjawab "nenek sama kakek cuma orang yang dititipin amanah sama opa oma kamu, kita gak ada hak sedikitpun sama hotel itu, dan hotel itu harus dipegang sama orang yang tepat"

"Makanya, Singto, nenek sama kakek ngelakuin hal ini, buat ngedidik dan nyiapin diri kamu buat ngelawan om tante kamu, tenang aja, nenek masih orang yang gak bisa mereka lawan"

Singto tersenyum memandangi suaminya "gue sayang sama lo, Krist. Satu langkah lagi, lo bakal sepenuhnya aman sama gue"

🔥🔥🔥

Pagi ini Krist sedang asik memakan cemilan di teras rumahnya sambil mengusap-usap perut ratanya dengan riang, sedangkan Singto menyiram tanaman. Mereka telah kembali dari rumah Singto satu minggu lalu.

Tak Nikah, Maka Tak Cinta (SingtoKrist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang