19. Crazy

11 0 0
                                    

Next
.
.

"Oke." Ucapnya, detik itu juga aku tersenyum lega. Wahh Anna, kau tidak hanya membawa obat tapi membawa dokter sekaligus. Aku tak membayangkan bagaimana ekspresi takjub Abil saat mengetahui ini, dan betapa senangnya Ray karena akan mendapatkan bantuan medis langsung dari dokter.

"Aku akan membantu, tapi sebelum itu bisa kah kau menutup pintunya dulu. Yah meski kau sudah merusaknya. Beberapa zombie bisa saja masuk dan memakan kita di sini." Ucapnya, aku tertegun mendengar itu, benar sekali aku sangat ceroboh.

"Hey Nona, jangan melamun." Aku terhentak lalu menatapnya yang berdiri di dekat kandang anjing peliharaannya, aku mengangguk kecil lalu menoleh menatap ke arah pintu.

Srak..

Aku tertegun, mataku membulat saat melihat satu zombie berdiri dengan satu buah pisau menancap di dahinya, aku menoleh menatap wanita yang melempari zombie itu tepat sasaran, aku bahkan nyaris terkena.

Bruk, zombie itu ambruk ke belakang.

"Cepat tutup!" Perintahnya, dengan cepat aku langsung menutup pintu rapat.

"Bantu dengan meja itu!" Pintanya, aishh kenapa dia malah memerintah ku? Tak ada waktu lagi untuk menolak, aku bergerak mendekati meja yang berada di samping pintu lalu mengganjal pintu dengan rapat.

Oke good.

"Bagus, bisa kau ceritakan bagaimana kalian akan mendapatkan bantuan?" Wanita itu menatapku lekat, kornea matanya seperti tak membiarkanku lari dari pandangannya.

Aku mengangguk kecil lalu menceritakan sesuatu yang perlu aku ceritakan sampai akhirnya kami akan mendapatkan bantuan.

"Lantas ledakan semalam?"tanyanya saat aku baru selesai bercerita, aku menggeleng tidak tahu. Jujurli aku pun tidak tahu ledakan apa semalam.

"Jadi kapan kita akan pergi?"tanyaku, wanita itu terkekeh kecil.

"Kau terlalu buru-buru, siapa namamu?"tanyanya, aku tidak tahu apa aku yang salah atau tidak, nadanya terdengar begitu sinis. Owhh, aku merasakan wanita ini memiliki sisi yang menyebalkan. Semua tampak saat ia tersenyum miring seolah meremehkan.

"Anna, nama Anda siapa?"

Wanita itu tertawa, aku tak tahu apa yang lucu dari pertanyaanku. Kembali ia menatap ku serius

"Saya Dokter Mega."

Aku mengangguk paham, jadi dia Dokter Mega.

"Kau masuk menggunakan senjatamu bukan?"

Aku mengangguk.

"Gukk Gukk.." anjing-anjing itu menggonggong aneh membuatku menatapnya ngeri, mereka sudah bukan anjing normal. Aku tak bisa bayangkan jika mereka terlepas.

"Owhh mereka sepertinya kembali lapar." Dokter Mega bergerak ke arah meja dan mengambil beberapa bagian tubuh manusia yang sudah terjangkiti virus, ia mengangkat beberapa potongan daging dan berjalan mendekati kandang anjingnya.

"Makanlah sayang." Ucapnya sambil memberi anjing itu potongan daging manusia, ke empat anjing itu langsung memakan rakus daging-daging itu.

Krak..krak..

Suara bunyi tulang bagian daging itu terdengar jelas membuatku menelan saliva sulit.

"Hemm melihat mereka makan membuatku jatuh cinta." Dokter Mega tersenyum lebar, lalu menatapku. Sungguh aku yakin jika dokter ini normal.

"Bisa bantu aku mengambil beberapa peralatan medis ku?"tanyanya, aku mengangguk dan berjalan mendekatinya. Empat ekor anjing itu mengeram ketika aku mendekat, bahkan tak jarang mereka berusaha mendobrak sangkar besar itu.

TRAPPED ZOMBIE'S (COMPLETED)Where stories live. Discover now