02

196 27 3
                                    

Yang pertama kali dilihat Seina hanyalah langit-langit bersih berwarna putih. Napasnya tersengal dalam ketidakberdayaan saat menyadari dirinya berada di tempat asing dengan lampu penerangan yang cukup menyilaukan mata. Sebuah tirai penutup membatasi pandangannya ke sisi lain ruangan, membuatnya penasaran tentang apa yang berada di baliknya. Dengan sedikit gemetar, ia mengulurkan tangan dan menarik lampiran tirai di sisi kiri dan kanan secara bergantian. Tirai yang terbuka mengungkapkan pemandangan orang-orang yang terbaring di ranjang perawatan dengan tangan mereka yang terpasang selang infus. Seina akhirnya tahu di mana dirinya berada ... rumah sakit.

"Syukurlah, kau akhirnya sadar." Seorang gadis muda berumur sekitar dua puluhan mendekati Seina dengan langkah cepat. Dari sorot matanya, tampak jelas betapa bahagianya ia melihat Seina telah siuman.

Seina merubah posisinya dari berbaring menjadi duduk. Kepalanya masih terasa pusing, namun tidak terlalu mengganggu baginya. Ia merasa lega karena melihat tangannya tidak terhubung selang infus seperti pasien lain yang terbaring di ruangan itu.

"Kau siapa?" tanya Seina dengan wajah bingung, mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi.

"Perkenalkan, namaku Kurumi Takahashi, asisten pribadi Aya Omasa. Aku di sini untuk menjagamu," ujar gadis bernama Kurumi itu sambil membungkukkan badan dengan sopan.

Aya Omasa? Istri ... Toru?!

Seina semakin dibuat bingung, pikirannya mulai diselimuti pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Apa yang sekiranya terjadi pada dirinya sampai-sampai asisten pribadi Aya Omasa harus turun tangan untuk menjaganya.

"Apa yang terjadi? Aku benar-benar tidak bisa mengingat dengan jelas. Apa aku membuat kesalahan?" desisnya dengan suara parau.

"Ah, tidak. Dokter bilang kau kelelahan. Makanya tadi pingsan di Hanamiyama Park."

Seina terdiam. Ia kehilangan kata-kata setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut Kurumi. Rincian dari kejadian memalukan itu akhirnya kembali terbayang jelas dalam pikirannya, dan ia tahu bahwa itu akan selamanya tersimpan dalam memorinya. Bagaimana mungkin ia bisa pingsan hanya karena Taka menyentuh dahinya? Benar-benar sulit dipercaya. Ia merasa hampir tak bisa menatap Kurumi karena rasa malu telah memenuhi setiap sudut hatinya.

"Kau pasti belum makan siang 'kan? Aku menyempatkan diri ke kantin sebentar untuk membelikanmu makanan."

"Maafkan aku karena merepotkanmu," ucap Seina dengan nada penyesalan. Ia tetap merasa bersalah walaupun sebenarnya ia tidak sepenuhnya memahami alasan mengapa Kurumi-lah yang harus berada di sisinya dalam situasi seperti ini. Ia melakukan ojigi ringan dengan menundukkan kepalanya sebentar untuk mengungkapkan rasa hormat sekaligus penyesalannya.

"Astaga, tidak perlu minta maaf begitu. Aku di sini karena Moriuchi-san memintaku secara khusus untuk menjagamu."

"APA?!" Seina terkejut mendengar bahwa itu adalah permintaan dari Taka.

"Ya ... Sebenarnya, dia berkeinginan untuk menjagamu secara langsung, tapi semua kamar perawatan pasien VIP sudah penuh. Dia tidak bisa menjagamu secara terang-terangan di tempat seperti ini." Kurumi menjelaskan dengan hati-hati, berusaha memberi pengertian kepada Seina, "Kau pasti mengerti maksudku, 'kan?"

Seina mengangguk, mengerti akan situasinya. Taka adalah seorang selebriti terkenal. Jika ia ketahuan menjaga seorang gadis di rumah sakit, spekulasi dan reaksi penggemar bisa menjadi tidak terkendali. Seina tahu betapa sulitnya bagi Taka untuk menjaga privasinya dengan eksposur publik yang dimilikinya. Ia juga paham, tidak ada alasan yang lebih masuk akal selain rasa kemanusiaan yang membuat hati Taka tergerak untuk peduli tentang apa yang ia alami. Ia tidak ingin besar kepala dan menyalah-artikan bentuk kepedulian Taka terhadapnya.

Victim Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang