03 Nov, 2006

172 35 0
                                    

•••

Lelaki tadi — Ajid terus memandang Flo takut. Tubuhnya bergetar takut dengan sesekali melirik sana sini. Ia melihat beberapa Flamingo berlalu lalang dan bisa berbicara dalam bahasa manusia.

Ia merasa pusing dan — BRUK!

Ajid pingsan untuk ke empat kalinya. Sementara Flo hanya berdecak sebal. Pasalnya ia lelah harus mengeluarkan sihir nya untuk membawa lelaki itu ke kasur. Menyuruh pelayan nya tidak bisa karena perbandingan badan Ajid dengan Flamingo sangat amat berbeda.

"Menyusahkan saja!" Umpatnya.

"Kau terlalu banyak mengumpat, ingat dia calon suamimu." Tegur seorang pelayan.

"Kau begitu berani dengan ku!" Desis Flo dengan nada bergetar seakan menahan amarah.

Lagi dan lagi. Kerajaan Flamentary kembali bergetar karena adanya amarah Flo yang terus memuncak.

"Flo hentikan, kau membuat kami muak!" Ujar Sehan yang tengah duduk di ujung ruangan.

Keadaan menjadi tenang, tak ada getaran dalam kerajaan Flamentary ini.

"Bawa Ajid ke dalam kamar, itu kesalahan mu jangan membuat kesalahan lagi!" Tegur Sehan.

Flo tak mau banyak berdebat karena memang pada dasarnya ia terlalu banyak marah-marah semalaman. Yang harusnya ia bersenang-senang malah harus menjadi mengurus mahluk payah ini.

Seorang pelayan menghampiri Sehan dan menunduk tanda hormat. "Kau sangat berbeda dengan ibumu, dia terlalu kekanak-kanakan." Celetuknya.

Sehan berdehem tanda tak suka. Bagaimanapun Flo adalah ibunya, meski ia tak sudi memanggil Flo dengan kata ibu namun Flo sendiri tak masalah akan hal itu.

"Pergilah." Ucap Sehan.

Pelayan itu menunduk dan mulai berjalan meninggalkan Sehan. Ia lalu berjalan secara tertatih ke arah pintu yang mana itu adalah tempat Reza.

Ia mengintip dan melihat kelakuan ibunya. "Astaga!" Kagetnya melihat kelakuan ibunya.

Sehan menutup matanya dan mulai merasa malu. "Apakah benar dia ibuku? Dan juga ratu?" Gumamnya merasa aneh.

Namun tetap saja, meskipun di dalam terlihat sangat bodoh namun dalam hal perang atau apapun itu menyangkut keamanan Flo memang jago. Itu sebabnya rakyatnya sangat membutuhkan Flo meski kelakuan Flo tidak sepenuhnya terlihat seperti seorang ratu.

Sementara itu, Flo tengah memainkan hidung Ajid yang terlihat aneh menurutnya. Hidung Ajid terus mengeluarkan cairan berwarna kuning, Flo menyentuhnya  dan memainkan cairan itu. "Lucu sekali," gumamnya.

Flo memandang wajah Ajid dengan kagum, kulitnya yang kecoklatan serta bibir yang begitu tipisnya. Membuat ia semakin berdebar akan hal itu.

Baru kali ini ia melihat seorang wujud yang berkulit coklat, ia kira hanya berkulit putih.

"Bangunlah."

Tak lama kedua mata Ajid terbuka. Ia terhentak dan bangun secara tergesa, menepuk pipinya berulang kali dan berharap ini mimpi.

"Kau bodoh sekali." Celetuk Flo.

Ajid menoleh, "Kau siapa?"

"Aku? Ratu."

Ajid terkekeh kecil. Mana ada kerajaan seperti ini, dan apa itu? Flamingo!

"Keparat tidak akan menjadi ratu." Balas Ajid dengan kasarnya.

Flo melotot dan menendang wajah Ajid, membuat Ajid kembali pingsan. "Sial, dia begitu bodoh!"

Flo meninggalkan tempat Ajid dan mulai melangkah dengan murka. Tak lama Sehan memasuki ruangan itu dan mengusap kepala Ajid dengan sayang.

Flamingo In 2006Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang