III. What a day?

31 12 0
                                    

July, 30

Slightly withered flowers,
beneath the scorching sun.

What kind of a day.

___


"Nih," vokal bariton itu menyeruak di sepasang telinga seorang gadis, yang sejak lima menit lalu membenamkan wajahnya pada salah satu meja di kafetaria penginapan.

"Hei, bangun. Udah sepi, tau, emangnya mau ditinggal sendirian?" lantaran tak jua mendapat sepatah jawaban, pemuda bersurai pirang dan terkuncir setengah tersebut turut mendiami kursi kosong di sampingnya.

"Kakak bawain egg drop sandwich yang kamu mau, nih," sepasang telinganya gatal setengah mati, setelah mendengar nama makanan pagi yang diketahui sudah sirna dilahap habis oleh seluruh penghuni penginapan kecuali dirinya.

Di balik surai panjang cokelat yang menutupi sebagian wajahnya, sepasang netra gadis itu diam-diam mengintai egg drop sandwich yang sudah ditempatkan di sisi kanan bahunya oleh pemuda itu.

"Jangan ngintip-ngintip, keliatan lho," tawa kecil tersampir di kedua bibir sang pemuda, perlahan telunjuk lentiknya meraih kembali sandwich itu.

"Kalau gak mau, kakak ambil lagi," godanya.

Sekonyong-konyong sang gadis duduk dengan tegap, tanpa melepaskan sorot pandangnya pada sandwich yang sudah berada di tangan pemuda itu kembali.

"Aku belum menyicip sandwich enak itu. Wahai kakak pangeran Hwang Hyunjin, maukah engkau memberinya kepadaku?" dengan tuturan penuh etika, gadis itu mengembangkan kedua telapak tangannya sembari membungkuk. Memohon supaya sang pangeran di hadapan berkenan mengulurkan kemurahan hatinya melalui seporsi roti lapis isi telur jatuh itu.

Hyunjin tertawa penuh kegirangan kala melihat perangai manis sosok di hadapannya, lantas ia menyodor kembali sandwich di tangan kepada sang hawa, "Habisin ya, Yudding."

Hyunjin jail ingin mengacaukan surai cokelat pekat itu, tetapi Yujin menepis tangannya dengan cepat dan balik kanan bubar jalan grak! meninggalkan sosok itu sendirian di kafetaria yang lengang, tanpa melempar senyum atau sepatah kata manis pun padanya.

* * *


"Youngtae, servis yang bener gak lo!"

Juli selangkah lagi menjangkau penghujung hari. Busan saat itu terlalu ramai, seantero siswa-siswi sekalipun wisatawan asing serta domestik turut menyuasanai Pantai Songdo.

Sebelah selatan pesisirnya telah berlangsung pertandingan voli pantai, yang setiap tahunnya menjadi kegiatan opsional bagi pengunjung di pertengahan musim panas.

Dua pasang pemuda dengan peluh membanjiri kemeja santai serta tubuh mereka, masih berambisi kuat untuk mengakhiri set terakhir pertandingan voli pantai, di bawah senyuman sang surya pukul sebelas menuju siang hari.

"Doby, terbaaaang!"

"KIM TAEYOUNG!"

"KIM DOYOUNG!"

"Dia kenapa, sih?" cela Isa begitu melihat anak lelaki mungil itu tak henti-hentinya menyerukan kedua nama pemain dari tim sebelah, tim yang mestinya tidak diayomi karena menjadi musuh bagi kelas mereka. Kerumunan yang mengamati pertandingan itu tak hentinya turut bersahutan menyemangati dua pasang pemain voli itu.

"YTDB! CEMUNGUUDH!"

"YTDB! CEMANGKAAA!"

Isa jadi semakin pusing dibuatnya, terlebih saat teman karibnya itu sampai mengangkat banner hitam bertulis; DOBYOUNGTAE ㅅㄹㅎ

How goes the world with you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang