Routine

40 2 0
                                    

Pagi ini Haechan bangun seperti biasanya. Walaupun jadwal kuliahnya hari ini nanti siang, tapi sudah manjadi kebiasaan dirinya untuk bangun pagi dan sarapan bersama Papa dan Mama nya.

Setelah membersihkan diri dan merapihkan tempat tidur dia langsung turun ke bawah untuk sarapan. Sebelum dirinya sampai di meja makan sudah terdengar obrolan ringan dari kedua orang tuanya. Dia tersenyum melihat keharmonisan orang tuanya yang walaupun sudah tak muda lagi tapi tetap tidak melunturkan kegiatan manis mereka.

"Morning"

"Oh! Morning bear.. sudah bangun sayang? Mama kira masih tidur, soalnya kelas mu nanti siang."

Ten menyambut sang Anak yang menghampirinya dan memberikan kecupan di masing-masing pipi sang Anak, yang mana hal tersebut dinikmati juga oleh Haechan karena siapa sih yang tidak mau dimanja, walaupun sudah besar dia tidak peduli.

"Tau tuh, dasar! ganggu orang tua bucin aja." Nah ini Papa nya, si Johnny ini emang usil dengan anaknya. Apapun akan dia lakukan demi melihat wajah mengerut anaknya, menurut dia wajah mengerut anaknya itu yang menambah kelucuan muka si manis.

"Idih sirik, kasihan yang gak dapet belaian." Haechan akan terus membalas perlakuan sang Papa sampai dia menang.

"Heh bocah! Malah ngelunjak sini kau, Papa buang lagi kamu ke tempat asal."

"Mama! liat Papa nya nih."

"Aduh udah.. kalian tuh berantem terus. Pusing Mama liatnya, udah ayo makan sarapannya."

Oke titah mutlak dari Bunda ratu sudah keluar, maka mereka segera duduk dan menikmati sarapan yang dibuat Ten dengan khidmat.

"Masakan Mama emang selalu enak! Thanks for always cooking for us." Haechan memuji masakan Sang Mama yang memang selalu enak setiap harinya, walaupun diluaran sana banyak yang lebih enak tapi menurutnya masakan Mama Ten paling juara.

"Ow it's okay bear.. Selama kamu suka, Mama dengan senang buatin kamu masakan terus, biar tambah gembul."

"Kalau gembul karena Mama Echan rela kok hehe.."

"Duh gemesnya anak Mama~"

"Nanti kalau kamu nikah kamu harus masak sendiri loh. Masa mau dimasakin Mama terus." Johnny ikut serta dalam permbicaran dan sedikit iseng pada Haechan tentunya.

"Yaudah ntar Mama ajarin masak oke, biar nanti kamu bisa masak sayang." Ucap Ten

"Nanti aja Ma, kan Echan masih harus kuliah masih belum kepikiran buat nikah." Haechan menjawab, karena dia pikir kalau belajar memasak masih bisa lain kali atau memang males anaknya.

"Yeu.. bukan buat suami aja, nanti kalau Papa dan Mama gak ada di rumah terus kamu lapar gimana?" ucap Johnny

"Kan bisa pesen online atau beli."

"Ya kamu jangan makan junk food terus gembul.. Nanti kalau ditinggal lama kamu sakit karena makan gak sehat mulu."

"Emang sanggup ninggalin Echan lama? biasanya juga kalau kalian bisnis ke luar negeri pasti Mama minta cepet pulang kayak waktu itu."

Haechan berucap demikian karena dia masih ingat dimana sang Mama yang uring-uringan meminta pulang kepada Papa nya karena beralasan rindu kepada dirinya, yang saat itu mereka melakukan perjalanan bisnis keluar negeri selama satu minggu.

"Nah karena itu, besok kita mau pergi ke Jepang buat project perusahaan yang besar kali ini. Makanya agak lama nanti kita disana."

"Berapa lama?"

"Dua Minggu lebih kayaknya, itu pun kalau cepet beresnya."

"Ih hampir sebulan! lama dong." Haechan melengkungkan bibirnya kebawah saat mendengar perkataan Papa nya tentang perjalanan bisnis yang panjang itu. Ya mau gimana lagi biasanya dia di tinggal paling lama seminggu, lalu ini katanya dua Minggu lebih? astaga sudah tidak terbayang nanti jika itu terjadi.

Ten yang daritadi diam dan saat melihat anaknya sedih pun segera mengusap bahu Sang Anak untuk menenangkan.

"Lalu mau bagaimana lagi? ini sudah peraturan dari sana sayang. Atau kamu mau ikut aja?" Ucap Ten kali ini.

"Kan Echan kuliah Ma, gak bisa kalau ditinggal sampe lama gitu."

"Yaudah berarti pilihan yang paling aman kamu tetap di rumah kayak biasanya. Tenang nanti Papa tambahin uang jajan mu, tapi jangan terlalu sering makan junk food ingat!" Johnny memperingati Sang Anak, karena yang pasti dia khawatir meninggalkan Haechan sendiri dirumahnya.

"Iya bener jangan jajan terus, nanti kalau lapar kamu bilang aja Ama Bubu. Pasti dia buatin kok sayang." Ten memberikan masukan pada Haechan untuk meminta bantuan kepada temannya itu jika Sang Anak ingin makan sesuatu.

"Ih gak enak, ngerepotin."

"Gak papa sayang, nanti Mama yang bilang sekalian nitipin kamu. Kalau kamu takut sendirian sekalian aja nginep disana. Pasti Bubu seneng banget kamu tinggal disana."

"Gak ah Ma, Echan tidur disini aja. Nanti kalau emang bosen sesekali aja Echan nginep nya."

"Oke Good. Sekarang ayo habiskan makanan kalian."


TBC

_____
Gimana? suka?

Gas aja lah gue buat wkwk
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian biar nambah semangat nulisnya.

_Rin🥀

LeithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang