Hari ini, yaitu hari dimana kedua orang tuanya akan memulai perjalanan bisnis mereka menuju Negeri Sakura.
Sesungguhnya Haechan tak ingin mereka pergi, entah kenapa hari ini untuk pertama kalinya dia tak rela Papa dan Mama nya berangkat. Padahal biasanya dia tidak pernah mempersalahkan, mungkin karena untuk kali ini kedua orangtuanya akan sedikit lebih lama dari sebelumnya.
"Aduh kenapa anak Mama cemberut terus nih." Ten yang melihat anaknya yang sedari mereka berangkat dari rumah dan sampai di bandara pun tetap murung itu jadi gemes sendiri.
"Sebel.. " Ucapan yang hampir terdengar bisikan itu berhasil membuat ketiga orang disana terkekeh.
Tiga? Ya Mark juga ikut mengantar orang tua Haechan ke bandara sekalian nanti bisa bawa pulang kekasihnya, karena Bubu nya sedang menyiapkan makanan spesial untuk mereka.
"Hey masa gitu, tuh gak malu apa diliatin Pacar mu." Johnny bukannya menenangkan Sang Anak, ini malah mengejeknya.
"Ih Papa mah gak ngerti, udah sana pergi jangan balik lagi." Haechan tentu saja kesal di ganggu terus oleh Sang Papa, apalagi sekarang suasana hatinya sedang tidak baik.
"Yakin nih Papa jangan pulang lagi?"
"Iya sana hus.. Papa pergi sendiri. Mama biar disini ama Echan." Ucapnya lalu berjalan menuju Ten dan segera memeluk Sang Mama yang hanya terkekeh melihat tingkahnya.
"Eh gak boleh gitu dong sayang.. sebulan gak lama kok, nanti kalau udah beres kita cepet pulang. Kamu mau oleh-oleh apa hm?" Ucap Ten sembari membelai surai Sang Anak yang sedang memeluknya manja, padahal disana ada kekasihnya tapi dia tidak peduli! Mama lebih penting ('⌒´)
"Gak mau apa-apa.. yang penting Mama pulang."
"Bener nih? nanti jangan nyesel loh kalau gak dibeliin."
"Hem.. pokoknya harus pulang cepet! kalau gak Echan gak mau liat kalian lagi."
Mark yang sedari tadi memperhatikan keluarga didepannya hanya bisa tersenyum. Dan kali ini mengusap bahu Haechan untuk menenangkan Sang kekasih yang sepertinya akan mulai menangis saat dia melihat wajah merah si gembul. "Eh gak boleh gitu dong, masa gak mau ketemu orang tua sendiri."
"Biarin, nanti Echan kabur aja."
"Udah udah, ayok sini.. itu Papa Mama nya udah mau berangkat." Ucap Mark sembari menarik tangan Haechan perlahan.
"Ih Mama pulang aja yuk, Papa sendiri aja."
"Heh mana bisa gembul! udah sana pulang kamu." Ucap Johnny
"Tuh kan! Papa nya ngeselin."
"Biarin, nanti Papa sama Mama gak balik lagi.. biarin Echan sendiri wle." Emang gak ada habisnya si bapak satu ini menjahili anaknya.
"Udah.. jangan dengerin Papa." Ten akhirnya menengahi dan menarik wajah Haechan yang kini sudah banjir oleh air mata untuk menatapnya. Terkekeh kala melihat wajah Sang anak yang menggemaskan kemudian mendapatkan kecupan sayang pipi basah anaknya. "Echan baik-baik yang sayang, jaga diri nanti kalau Papa sama Mama udah berangkat. Jangan nakal, nurut sama Mark dan Bubu yah.. makan yang banyak biar nanti tambah gembul anak Mama ini. Mama sayang banget ama Echan."
Mendengar rentetan kata yang keluar dari mulut Sang Mama, tentu saja menambah tangis Haechan lebih deras dan kencang.
kenapa sakit sekali mendengarnya.
Entah kenapa Ten ingin mengucapkan semua itu dan kini memeluk Haechan lebih erat.
Johnny pun menghampiri keduanya lantas mengusap surai belakang Sang Anak yang masih menangis dalam dekapan Mamanya.
"Echan anak pinter, maaf yah kalau kita sering ninggalin Echan. Tapi ini semua kita lakukan untukmu. Nanti Papa janji deh kita liburan bertiga, oke?"
"Bener? hiks.." Aduh sebenarnya malu dilihat Mark lagi kejer gini, tapi Haechan tak bisa menahan tangisnya.
"Hahaha iya, ini juga terakhir Papa sama Mama buat bisnis keluar negeri, cape soalnya."
"Ih... bohong! kalau bohong Echan marah."
"Bener dong, nanti udah ini kita bisa nikmatin waktu kita."
Senang? tentu saja. Haechan tak sabar menunggu waktu itu. Jadi ini adalah jadwal terakhir mereka menjalankan perjalanan bisnis luar negeri? ya mungkin mereka juga sudah tidak muda lagi dan sepertinya perusahaan pun sudah jauh dari kata stabil jadi mungkin menurut Papanya ini keputusan yang terbaik.
"Yaudah awas kalau bohong, hiks.." Haechan melepas pelukan dari Mama nya dan mengusap kasar bekas air matanya. "Hati-hati disana, kalian juga harus jaga diri."
"Oh my sweetie bear, pasti kok! kita pasti jaga diri kita baik-baik." Ucap Ten.
Lalu terdengar pemberitahuan yang menyatakan bahwa keberangkatan dengan tujuan Jepang akan segera dimulai, maka dari itu mereka sekali lagi pamit kepada anaknya untuk segera check-in dan masuk kedalam pesawat.
Tak lupa mereka pamit kepada Mark dan menitipkan salam pada Daddy dan Bubu dari Mark. Berterimakasih sebelumnya karena sudah mau menjaga Haechan.
Johnny menatap Mark dan menepuk pundak pemuda tersebut. "Papa titip Haechan yah.. jaga dia, Papa percaya denganmu."
Dan setelahnya Johnny menyusul Ten yang sudah berjalan terlbeih dahulu di depannya. mangajak Ten untuk melihat kebalakang dan melambai pada anaknya yang tentu dibalas oleh Haechan.
Hati-hati Ma, Pa
Echan tunggu kalian pulang.._____
TBC
Enjoy guys and don't forget to vote and comment nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leith
General FictionDia yang selalu mengagumi keindahan itu, tidak tahu bahwa semuanya akan menjerat dirinya pada sebuah candu yang mengerikan. ⚠️TW! • bxb • angst • self harm • misgendering Adegan berbahaya dalam cerita tidak untuk ditiru! ambil saja hikmah dan pemb...