enam

8 2 0
                                    

Bismillah dulu yuk buat part ini,
"Zeya jangan marah-marah"
Zeya istighfar yuk bisa yuk.

Komen+vote ya. Wajib!

****

Happy reading

Zeya sedang uring-uringan di kamarnya. Gadis itu berguling ke sana kemari di kasurnya. Entah sudah berapa jam gadis itu melakukan hal konyol tersebut.

Zeya menatap ponselnya yang menampilkan foto seorang cowok. "Anjing, bangsat, asu, bisa-bisanya gue di selingkuhin di hari pertama gue kencan, memalukan! Gue bakal bunuh lo di kehidupan selanjutnya inget itu bangsat!" Teriak Zeya frustasi, ponsel yang semula ia pegang kini ia banting di karpet bulu.

Zeya memilih alas yang tepat untuk membanting ponselnya. Tentu saja Zeya tidak gila, mana mungkin ia mengorbankan ponselnya hanya karena cowok bajingan itu. Zeya masih sayang pada ponselnya tidak mungkin ia membiarkan ponselnya ikut hancur lebur seperti hatinya sekarang.

Laksa mengetuk pintu kamar Zeya namun Zeya tidak kunjung di bukakan. Jadi langsung saja Laksa masuk karena pintunya tidak terkunci.

Laksa terkejut melihat isi kamar Zeya yang berantakan seperti kapal pecah. Memang biasanya juga berantakan namun ini jauh lebih parah. Barang-barang berserakan di lantai. Pakaian yang ada di dalam lemari tercecer di mana-mana. Selimut nyangkut di atas lemari. Buku-buku sampai ada yang robek.

Entah apa yang merasuki Zeya, Laksa belum tau. Cowok itu berjalan mendekat ke arah Zeya yang masih belum menyadari akan kedatangan Laksa.

Laksa menyilangkan tangannya di depan dada. Menyaksikan Zeya yang sedang bergumam tidak jelas.

"Lo ngerap apa kesurupan?" Suara Laksa membuat Zeya menoleh.

"Laksaaa huwaaa" tiba-tiba Zeya menangis berisik. Membuat Laksa menutup telinganya saking berisiknya suara Zeya.

"Lo kenapa tiba-tiba nangis? Beneran kesurupan? Gue ruqiyah sini, biar jin nya ilang" tangan Laksa menggantung di udara dengan gerakan melambai menyuruh Zeya untuk mendekat.

"Bangsat, gue lagi patah hati bukan kesurupan!" Zeya melempar bantal ke wajah Laksa. Dengan sigap Laksa menangkis bantal tersebut dengan mudah.

Laksa mengerutkan keningnya. "Baru tadi kencan udah patah hati? Cupu banget" ledek Laksa.

Bukan itu yang Zeya butuhkan, tapi cowok itu malah meledeknya. Zeya lupa kalau hobi Laksa itu menistakan dirinya.

"Nyesel udah ngasih tau" Zeya menatap tajam Laksa. Penampilan Zeya sangat berantakan sekarang. Rambut gadis itu benar-benar seperti singa. Laksa yakin jika di sisir pasti rambut Zeya akan rontok total.

"Lo patah hati sih patah hati, tapi nih liat, kamar lo jadi kayak otak lo, berantakan" ucap Laksa, matanya melihat sekeliling kamar Zeya. Diikuti dengan Zeya yang juga menatap sekeliling kamarnya yang memang sangat berantakan. Zeya bahkan baru menyadarinya bahwa dirinya lah yang membuat kekacauan ini.

"Bangun bersihin, ntar gue masakin makanan enak buat Lo" ucap Laksa.

Zeya langsung bangkit dari tidurnya. Wajahnya berseri mendengar makanan. "Makan di luar kayaknya nggak buruk deh sa, gimana? Itung-itung buat nyembuhin patah hati gue?" Zeya menarik turunkan alisnya disertai cengiran lebar.

Laksa memutar bola matanya jengah. "Di kasih hati minta usus dua belas jari, emang lo dasarnya suka ngelunjak, beresin buruan. Jam 5 sore langsung otw, kalau belum selesai juga, auto batal" Laksa langsung keluar dari kamar Zeya, menutup pintu cukup keras.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZeyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang