E

277 33 1
                                    

Masa lalu

Keduanya tidak harus bertemu , bulan penuh musim dingin malah menjadi saksi bermulanya takdir yang mengalahkan larangan.


" bulan yang menyedihkan harus bersinar disaat malam yang sepi , harusnya dia meredup menutup cahayanya dari terus di sia-siakan "

Mata emas bulan sabit itu memandang sayu ke langit , didalam matanya umpama menyimpan ribuan duka yang tak terucap.

Itu menarik perhatian seseorang yang berada tidak jauh disampingnya,  yang kemudiannya perlahan-lahan mendekati.

" dia seakan menatap kuil terbiar ini kan? Mungkin mereka saling berbahagi kesepian "

Gadis itu menoleh menantap , insan yang berbicara sedemikian rupa.

Mata emas bulan sabit terkejut , kerana ia tahu.

Dia patut menjauhkan diri dari insan itu.

Namun tubuhnya menolak kehendaknya.

Bau khas tubuh lelaki itu membuatkannya tetap berdiam disitu.

"mungkin"

Jawabnya bersahaja, sungguh dia ingin tetap disini bersama lelaki itu.

" begitu ya, kau tahu kuil ini menyimpan sejarah mengapa klan kita mempunyai pantang larang yang sungguh misteri "

Angin malam itu terasa lebih dingin berbanding kebiasaannya,  dia lalu mendudukkan diri disebelah gadis itu duduk.

" maksudmu kutukan yang mengikat klan kita? Entahlah mungkin itu hanya kisah silam dari masa lalu. Dan kita saat ini yang harus menghadapinya sungguh melucukan "

Dia tertawa tanpa emosi , sungguh malas untuk memikirkan punca masalah dari masa lalu.

" kau akan terlihat lebih indah jika tertawa tulus , aku lebih tertarik untuk mengenalmu berbanding memecahkan misteri kutukan klan kita "

Entahlah, sejak pertama kali matanya menatap mata sayu emas bulan sabit gadis itu ada sesuatu yang membuatkannya ingin tahu apa yang terjadi pada gadis berambut sama dengan anak matanya.

" apa kau serius tentang itu? Jika klan aku dan kau tahu mereka akan murka "

Gadis itu menjawab dengan malas , namun sesungguhnya hatinya berdebar saat mata lelaki itu menatap dalam matanya seakan mencari sendiri jawapan tentang dirinya.

" maka dari itu , antara kita harus menjadi rahsia tersendiri "

Dengan beraninya jari jemarinya bergerak menyentuh dan membetulkan rambut sang gadis daripada menutup pandangan mata sayu itu , yang disentuh hanya berdiam diri menikmati setiap sentuhan lembut dirambutnya.

Hingga akhirnya jari jemari itu berhenti dipipinya,  namun saat lelaki itu ingin menarik kembali jarinya gadis itu turut menaikkan tangannya mengenggam tangan lelaki itu agar tetap berada dipipinya.

" hanya kita ya? "

Jawabnya sambil tersenyum, namun kali ini entah mengapa kali dengan tulus, seakan emosinya yang selama ini menghilang kembali semula.

lost | ryomen sukunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang