┃⸙ ρяσℓσg

179 12 0
                                    

Kacau. Hari ini kacau. Semua rencana yang di susun olehnya dari awal hingga akhir akan sia sia. Semua impian yang sudah di angan angankan nya akan menjadi debu. Semua persiapan yang sudah di rancang dengan sempurna akan menjadi sampah.

Begitu menyakitkan, Pria itu memeluk tubuhnya sembari menyesal segala perbuatan yang Ia lakukan. Tatapan yang seolah menyerah dengan segalanya, seperti orang yang tak pernah di beri harapan.

Putus asa yang begitu mendalam Ia rasakan, ditambah dengan masalah yang Ia alami di lingkungan keluarganya semakin menjadi jadi. Seseorang yang biasanya menggenggam tangannya, kini telah di genggam orang lain.

Gadis itu, lebih memilih yang pria lain dibanding teman semasa kecilnya, Dazai Osamu.

Pola berpikirnya semakin kacau, insomnia pun menyerang dirinya. Sudah jam 4 pagi, dan Ia tak kunjung tertidur. Ia telah memutuskan untuk bolos kuliah hari ini.

Pria yang malang itu—Dazai segera beranjak dari posisinya yang semula duduk memojok di kamarnya. Ia mencoba menarik nafas yang panjang untuk menenangkan dirinya, lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, berniat untuk membasuh mukanya.

Tiba tiba Dazai berhenti di tengah jalan. Belum sempat Dazai membuka pintu kamar mandi, Ia sudah kembali kacau.

Memandang foto dirinya bersama sang Gadis yang Ia sayangi melebihi dirinya sendiri, terpajang rapi di dinding dengan bingkainya.

Langsung, Dazai melempar foto tersebut.

Rasa sakit hati menerima kenyataan, Dazai belum bisa mengikhlaskan Gadis tersebut yang sudah bertunangan dengan Laki laki lain.

Kembali menggaruk garukkan kepalanya yang tidak gatal, Ia sudah hampir gila. Akhirnya Ia buru buru mengambil dan menelan sejumlah obat tidur sebanyak 3 pil sekaligus.

Dazai juga memandang foto yang Ia lemparkan tadi. Piguranya sudah rusak parah, Kaca piguranya yang berserakan di lantai kamarnya. Foto sang Gadis bersurai perak itu tersenyum sembari mencubit pipi Dazai, kini sudah lepas dari bingkainya. Foto itu terlempar tak jauh dari bingkainya.

Tak lama kemudian, Ia mengalihkan pandangannya ke tirai jendela kamarnya yang masih tertutup.

Pagi itu, berakhir dengan Dazai yang membantingkan dirinya ke kasur sembari menutupi wajahnya dengan bantal.

"Jika Si Akutagawa Ryunosuke itu tidak pernah ada, apakah mungkin Diriku dengan Atsushi hidup berbahagia di masa depan?"

**✿❀тωιℓιgнт яєνєяιє❀✿**

Waktu tepat menunjukkan pukul 3 Sore. Kepala Dazai terasa begitu sangat berat, Ia hanya bisa membuka matanya sambil mengeluh.

Sinar matahari sudah sedari tadi menyinari kamar Dazai, walau hanya melewati celah celah tirai jendela kamarnya. Dazai menyipitkan matanya, mencoba untuk mengumpulkan tenaga agar bisa mengambil posisi duduk yang nyaman.

"Untuk apa aku bangkit dari tidurku?"

Dazai sadar, Ia bangun pun tidak ada yang menunggunya. Tidak seperti tahun lalu, yang biasanya Atsushi menunggu Dazai bangun sembari menampakkan wajah cemasnya. Atsushi takut, Jika Dazai melakukan hal bodoh terhadap dirinya sendiri.

Kini gadis manis itu telah berbahagia dengan jalan takdir yang berbeda dengan apa yang di bayangkan Dazai. Cukup, Dazai sudah tidak tahan. Ia tidak tau, bahwa semua yang Ia lakukan akan sia sia seperti ini. Lebih tepatnya, Ia seperti tidak di hargai.

Buru buru, beranjak dari kasurnya, mengambil jaketnya, lantas pergi keluar rumah. Senja yang kelam, bagi dirinya. Senja pertama yang Ia lewati tanpa Gadis yang bermarga Nakajima tersebut.

Berjalan tanpa arah tujuan yang tak pasti, Ia berhenti di sebuah jurang yang tinggi.

Pasti, tujuan yang pasti. Niat yang kuat. Air mata yang tak dapat terbendung olehnya.

Pasti, kalian mengetahui apa yang terjadi selanjutnya.

Ucapan selamat tinggal, yang pantas dunia ucapkan padanya. Sungguh Pria yang malang.

**✿❀тωιℓιgнт яєνєяιє❀✿**

"Oh, aku berhasil?"

Ia melihat dirinya sendiri yang sedang dikubur dari kejauhan. Tampak orang orang berpakaian serba hitam mengelilingi peti matinya. Hening. Hanya penuh Isakan dan tangisan yang sia sia. Dirinya telah pergi, untuk apa mereka menangisinya? Berharap untuk hidup lagi? Oh ayolah, gunakan otakmu.

"Semoga aku bermimpi indah" Ucap Dazai sembari tersenyum puas.

Memilih untuk berbalik badan dan memudar, daripada melihat dan berharap Mantan kekasihnya datang kepemakamannya.

To be contiuned..

тωιℓιgнт яєνєяιє - Dazai Osamu x Fem! Nakahara ChuuyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang