ᴇɴᴅɪɴɢ !

146 8 8
                                    

"Lalu bagaimana? Aku dan Chuuya sedang bertengkar!" Ucap Dazai panik, sedang berbicara di telpon.

"Itu tidak masalah, kau tinggal menyusul Chuuya secara tiba tiba lalu kau bawa ke taman sekolah. Aku akan menembak Atsushi dahulu, baru giliranmu." Jelas Akutagawa panjang lebar, berbicara dengan Dazai di telpon.

Dazai menghela nafas panjang, "Lalu kau pikir dia akan menerimaku?"

"Minta maaflah dulu, kalau bisa langsung selesaikan masalahmu, baru kamu bisa menembaknya" Sahut Akutagawa dari sebrang telpon.

"Kurasa itu tidak buruk"

"Baiklah aku matikan telponnya, sampai jumpa nanti"

"Terimakasih, Akutagawa" Lalu telpon itu terputus.

Masih ada waktu beberapa menit sebelum waktu yang di tetapkan. Sekarang masih pukul 18.45.

"Mungkin sebaiknya aku segera menyusul Chuuya" Ucap Dazai sembari memakai jaketnya.

**✿❀тωιℓιgнт яєνєяιє❀✿**

Ia sudah sampai, tepat di depan pintu pagar rumah Chuuya. Tempo Detak jantung Dazai semakin tak beraturan, namun ia menghela nafas panjang, dan memberanikan diri untuk masuk dan menekan bell pintu rumah Chuuya.

Ia berjalan masuk, segera menekan bel, lalu menunggu. Tak lama terdengar respon dari dalam rumah. Dazai menarik nafas panjang, berusaha untuk menjadi dirinya yang seperti biasa.

"Ada a-- D-dazai?!" Celetuk Chuuya terkejut, melihat kehadiran Dazai di rumahnya.

Dazai diam sejenak, mengatur tempo detak jantungnya, mengatur nafasnya, ia memberanikan diri menatap iris biru milik Chuuya sambil tersenyum.

"Ayo ikut aku!" Ucap Dazai.

Chuuya yang masih terkejut lalu langsung bergerak cepat.

"S-sebentar aku pakai jaket dulu." Sahutnya sembari berlarian kecil masuk ke rumah.

Tak lama kemudian, Chuuya telah siap, tak lupa mengunci pintunya. Ia berlarian menuju Dazai.

Meskipun begitu, mereka masih saja canggung.

Tak banyak berbicara, Dazai spontan menggandeng tangan Chuuya dan berlarian. Chuuya hanya bisa mengikuti Dazai, tanpa menemukan sebuah topik yang akan di bahas.

Kedua manusia itu berlarian di bawah sinar rembulan, menuju taman sekolahnya.

Di sisi lain, Arwah Dazai menunggu Dazai di taman tersebut tanpa tau apa yang akan di rencanakan Dazai. Ia sudah melihat Atsushi dan Akutagawa bersama di taman, itu membuat Arwah itu sedikit murung karena mengingat masalalunya.

"Itu dia, mereka datang!" Ucap Akutagawa sembari menunjuk Dazai dan Chuuya yang sedang berlarian.

"Lepaskan, Dazai!"

Ucapan yang dilontarkan Chuuya barusan membuat ketiga-- tidak. Keempat orang itu sekaligus arwahnya terdiam.

"Ada apa denganmu?! Belakangan ini kamu aneh! Dazai, kamu bukan orang yang ku kenal!" Sahut Chuuya sembari menutupi wajahnya dengan tangannya.

"Maafkan aku--" Ucap Dazai penuh penyesalan, "tapi izinkan aku menjelaskan semuanya"

Chuuya perlahan menyingkirkan tangannya yang menghalangi wajahnya. Wajahnya memerah, dengan air mata yang masih mengalir.

Dazai yang melihat itu langsung terdiam, pelan pelan ia memeluk Chuuya.

"Dengarkan detak jantungku" Perintah Dazai, mendekap Chuuya.

тωιℓιgнт яєνєяιє - Dazai Osamu x Fem! Nakahara ChuuyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang