.
.
.Sudah seminggu berlalu, sejak malam itu. Osamu tampak lebih pendiam dari biasanya namun atsumu dan suna hanya memaklumi kondisi itu
"Adek lo,, nggak pa-pa kan?" Tanya suna pelan saat hanya ada dia dan atsumu di dapur
"Dibilang baik juga nggak bisa sun, kerjaannya ngelamun mulu"
Suna hanya mengangguk pelan, mendengar nafas panjang dari atsumu. Melihat raut wajah atsumu, seperti nya dia juga stress dengan keadaan yang dialami adik kembarnya
Prang//
Mendengar suara benda pecah, atsumu dan suna segera berlari kearah ruang tamu televisi tempat osamu berada
"Samu?!"
"Ts-tsumu.."
Atsumu segera duduk disamping adiknya itu dan memeluknya erat, sangat jarang melihat kembaran itu berbagi pelukan namun ini bukan saat nya terharu karena cairan merah mengalir dari pergelangan tangan osamu
"Lo ngapain samu?! Jangan aneh-aneh!" Marah atsumu dengan kekhawatiran, dia mengambil banyak tisu dan menekannya pada luka goresan itu
"Suna, bantu gue buat nahan pendarahan nya,"
Tanpa berpikir dua kali suna segera duduk disamping osamu menahan luka itu, atsumu segera mengambil kotak p3k di kamar mandi dan membalut luka Osamu
"Masih sakit?" Tanya suna lembut saat osamu hanya membalas dengan gelengan
"Samu, sebenarnya Lo ngapain sih? Gue tau lu lagi kacau, tapi bukan gini caranya!"
"Atsumu.." tahan suna saat Osamu hanya menatap kearah lantai
"Gue nggak tau, bangun-bangun tangan gue udah luka"
Mendengar pernyataan yang sangat-sangat tidak bisa diterima oleh nalar, atsumu hanya mendengus kasar lalu mengambil jaketnya
"Sun, bantu gue jaga samu yah? Gue keluar bentar"
Suna hanya mengangkat bahunya saat atsumu menutup pintu rumah dengan kasar, kini hanya ada osamu dan suna dirumah besar itu
"Rin.. aku ngomong jujur"
"Shhh, udah jangan dipikirin ok? Mau bobo kekamar?"
Osamu mengangguk pelan ".. nginep yah?"
"Iya" Suna segera membantu Osamu kekamar nya setelah mematikan televisi.
Dikamar yang bernuansa gelap itu, Osamu dan Suna berbaring berhadapan saling menatap satu sama lain
"Aku jadi aneh yah?"
Suna tampak diam sebentar lalu mengangguk pelan "iya,, samu aku dulu yang suka makan sama pipi gembul nya lagi bobo kayaknya" kekeh suna mencubit pipi Osamu lembut
Semenjak seminggu setelah kejadian, Osamu kehilangan nafsu makan, matanya yang selalu tampak mengantuk namun lucu kini hanya tinggal tatapan datar dan lesu
"Sorry"
"Jangan minta maaf, udah larut. Bobo sekarang yah? Besok kita sekolah bareng"
"Aku nggak mau sekolah" Osamu tiba-tiba memeluk suna, menyembunyikan wajah nya pada dada suna
"Kenapa?"
"Takut.. Rin, kenapa orang-orang mati masih berkeliaran didunia.."
".." suna tidak tau jawabannya jadi dia hanya diam sembari mengelus rambut belakang osamu dengan lembut
"Aku takut Rin"
"Samu, takut apa?"
Pegangan pada baju rintarou semakin erat, bahkan tiba-tiba saja dia merasa merinding
"Anak kecil,, ada anak kecil yang selalu ngikutin Rin"
Kaget? Tentu saja! Bahkan suna rasanya ingin berteriak namun dia mencoba bersikap tenang dan menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya
"Anggep aja angin lewat yah? Biarin aja"
Mendapatkan anggukan lembut dari Osamu, suna sedikit tenang dibuatnya. Tanpa ingin memikirkan roh halus atau semacamnya, suna lebih ingin fokus pada calon kekasihya. Eh?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
♡the life story of sunaosa♡
Fanfictionpertemuan secara tak sengaja antara suna dan osamu dalam suatu insiden membuat keduanya dekat terlebih lagi ternyata suna adalah teman dari atsumu kembaranya suna sendiri baru tahu kalau atsumu memiliki kembaran . . . "atsumu lu punya kembaran?! "...