03. sebuah ciuman di padang bunga

76 14 6
                                    

hari ini adalah hari pertunangan jake dan jane, sejak pagi istana sudah disibukkan dengan persiapan berbagai macam barang yang akan dibawa beserta acara adat sesuai tradisi yang berlaku. jake, pria muda itu, berusaha tenang, namun rasa kalut dan takutnya tak bisa ia sembunyikan. ia menggigit bibirnya sejak tadi, bisa-bisa bibirnya terluka nanti. bagaimana pun juga, jake masih muda, ia tak punya pengalaman, namun kalau semua kakaknya bisa melewati perjodohan, jake yakin dia juga pasti bisa, jane itu cantik dan menyenangkan, pasti ia akan bahagia bersama gadis itu. berulang kali jake berperang dengan pikirannya sendiri, tapi ia tak bisa berhenti gusar juga, seakan ia belum siap melepaskan sesuatu.

“jake, ayo masuk ke mobil, papa sudah menunggu” ibu ratu datang sambil menepuk pundak jake berulang kali, senyum hangatnya berangsur mengecil saat menyadari putra bungsu yang ia kasihi terlihat tak siap, “jangan gugup ya, nak, kamu pasti bisa. mama dan papa dahulu juga dijodohkan, dan lihatlah semuanya bahagia dan baik-baik saja, bahkan kami dikaruniakan putra yang hebat sepertimu” kata ibu berusaha menenangkan, jake berusaha melukis senyum, kepalanya mengangguk berulang kali sampai sang ibu berjalan terlebih dahulu meninggalkannya. pria itu membuang nafasnya lalu bersiap untuk berjalan menuju mobil, matanya mencuri pandang pada elly yang kini ikut berjalan di belakangnya. tangannya segera menarik tangan elly lalu menggenggamnya. dilihatnya gadis manis itu tersentak, jake tersenyum. entahlah, gadis itu selalu jadi sumber energinya. “aku akan baik-baik saja kan?” tanyanya, gadis itu ada di hadapannya kini, kepalanya menunduk. jemari jake mengangkat dagu elly, tatapan keduanya kembali beradu. bisa jake lihat pipi putih perempuan muda itu memerah, matanya berkedip berulang kali.

“elly, jawab aku” ujarnya kelewat lembut, perlahan elly menganggukkan kepala. “setelah ini, kau tidak akan pergi kan? meski ada jane, aku tidak akan kehilanganmu kan?” tanyanya lagi, entah apa yang ingin jake pastikan, pertanyaan yang ia lontarkan, tidak, bahkan setiap kata yang keluar dari bibirnya dan bisa ditangkap telinga elly hanya akan membuat gadis itu bingung, “elly!” panggilan jake terdengar lagi, yang lebih pendek menganggukkan kepala lagi, “katakan sesuatu, jangan mengangguk saja, aku tidak mengerti” perintahnya, nafas elly tambah berat, “iya, tuan” jawab elly, senyum terlukis di bibir jake, kenapa pelayan ini selalu berhasil membuatnya merasa lebih baik? hanya di hadapan elly, jake berani menjadi rapuh. “terimakasih, elly” cicitnya pelan, senyumnya menghilang saat menyadari apa yang akan terjadi selanjutnya, ia jadi takut mengambil langkah. belum ada yang bisa menggantikan elly di hidupnya.

-

jake dan keluarga kerajaan tiba di rumah jane, istana milik ayah jane tak kalah besar dan megah, semua orang pasti akan berdecak kagum melihatnya. jane tampak cantik dan anggun dengan gaun ungu tua mewahnya, perhiasan yang bertengger di sekitar tubuhnya berkilauan. elly yakin jake pasti jatuh cinta. setelah semua barang bawaan istana dimasukkan ke kediaman keluarga jane, dua keluarga kerajaan itu mulai berbincang, “lebih baik diadakan secepatnya, tidak baik menunda pernikahan terlalu lama setelah ditunangkan” raja bicara, yang lain mengangguk. “jake dan jane bisa bulan madu di eropa, destinasi di sana sangat luar biasa, aku suka masakan eropa” kini ibu jane yang berbicara. pembicaraan terus berlanjut, banyak istilah dan perihal lainnya yang tak elly pahami, entah gadis itu terlalu bodoh, atau terlalu miskin. entah kenapa pula, dada elly sesak tiba-tiba. ia merasa sangat terasing, seorang budak tak punya hak untuk sekadar menatap mata tuan muda, lalu dengan bodohnya ia membiarkan dirinya jatuh hati pada pria tampan itu. “mungkin jake dan jane butuh waktu bicara berdua? ayo yang lain pergi dahulu, kita lanjut sambil minum teh di depan ya?” ibu jane bicara disanggupi tiga orang tua lainnya.

-

elly dan para pelayan lainnya disuruh menunggu di belakang rumah. tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, mereka langsung beristirahat, duduk dengan nyaman di bangku yang tersedia. elly ikut duduk di teras, memainkan kedua ujung kuku ibu jarinya. wajahnya mendongak lalu ia menghembuskan nafas, istana jane dipenuhi dengan tanaman dan lahan pepohonan yang sangat luas. elly suka berada di sini. gadis itu perlahan bangkit berdiri, kakinya berjalan pelan-pelan, langkahnya teratur sampai akhirnya ia tiba di depan pohon rindang yang besar. gadis itu mendudukkan dirinya lagi, badannya ia sandarkan sepenuhnya pada badan pohon. angin bermain dengan surai gadis itu yang bebas tak terikat, lama-lama ia mengantuk, matanya berkedip dengan sayu saat menangkap siluet tegap seorang pria yang menghampirinya, itu adalah tuannya yang tampan.

jake mendekat, ikut mendudukkan diri dan bersandar di samping elly. pria itu menatapinya lama, perlahan namun pasti, bibir keduanya bertemu, jake membawa elly ke dalam sebuah ciuman dalam, mengecup ranum gadis itu lagi dan lagi, tak ingin semuanya berakhir dan ia tak akan bisa puas. seakan ada seribu jawaban yang akan dia peroleh, seakan setiap kalimat yang ia ulangi setiap hari di benaknya tapi tak berani diungkapkan akan tersampaikan kepada gadis itu. tangan jake mendorong lembut tengkuk elly, memperdalam tautan keduanya. keduanya membuka mata tak lama, elly bisa lihat jake tersenyum, tersenyum sampai gusinya terlihat, senyum yang sangat elly suka, dan akan selalu jadi kesukaannya, gadis itu ikut tersenyum, untuk pertama kali ia menampilkan senyum lebar di hadapan pria yang ia kagumi, matanya berkedip makin lambat saat merasakan belaian jake di pipinya, jemarinya ikut mengelus wajah jake sayang berulang kali, lalu tak lama perempuan itu terlelap.

-

elly terbangun, sinar mentari sore membuat mata elly memicing, seketika ia menepuk dahi, segera beranjak dari tidurnya, elly mencoba menepuk pantatnya berulang kali berusaha membersihkan tanah yang sudah mengotori seragamnya. sudah berapa lama ia tertidur? gadis itu mencela diri sendiri lagi lalu segera berlari kembali ke istana. elly membuang nafas lega saat melihat kumpulan orang yang masih asik berbincang. syukurlah ia belum ditinggal, gadis itu memalingkan pandangan pada jake yang juga menatapnya, pria itu mengulum senyum padanya sebelum kembali bicara dengan jane. seketika setelah melihat wajah jake, elly mengingat mimpinya tadi siang, mimpi yang indah, sangat indah, terlalu indah sampai elly ingin tidur saja selamanya. gadis itu tak bisa menahan senyum di pipinya, tangannya ia kepal lalu ia mencoba menutupi lengkungan bibirnya yang kian melebar, ia jadi terlalu senang sampai salah tingkah, ia ingin tetap waras namun jantungnya makin berdetak tak karuan, gadis itu bisa berteriak kapan saja. bunga tidur tadi sudah cukup membuat elly bahagia, meski ia tahu jake tak punya rasa yang sama, meski ia pun tahu bumi tak memberi restu dan sejak awal ia tak diperbolehkan memilih.

nestapa | jakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang