04. nestapa tak terelakkan - final

98 15 20
                                    

tujuh tahun berlalu sejak pernikahan jake dan jane dilangsungkan dengan meriah. dari pernikahan mereka, dua sejoli itu dikaruniakan satu orang putra. elly sekarang berumur dua puluh lima tahun, sudah umur yang matang untuk menikah dan melanjutkan kehidupan, namun yang wanita itu lakukan saat ini hanyalah melayani di keluarga kecil jake. keluarga ini tinggal di cabang kerajaan, istana yang tak semegah gedung istana utama namun begitu hangat, keluarga ini tampak bahagia dan tak pernah diterpa masalah. jane yang cantik dan jake yang luar biasa dalam segala aspek, serta putra menggemaskan mereka yang berusia dua tahun, judah.

"selamat pagi, elly, persiapkan judah pagi ini ya, tadi aku dengar suaranya, sepertinya ia sudah bangun, aku harus menjamu keluarga jake yang datang" suruh jane, elly mengangguk ringan lalu berjalan menuju kamar judah, melihat balita itu di pagi hari benar-benar menaikkan energi. "selamat pagi, judah" sapanya lalu membawa putra jake yang tadi rebah ke dalam gendongannya, judah agak rewel bila bangun di pagi hari, elly menepuk-nepuk punggung balita yang ia gendong, "anak pintar" katanya memuji, tak lama judah tambah tenang, "lapar" celotehnya, "oke, ayo kita makan, tapi mandi dulu yah?" ujar elly yang dihadiahi anggukan lucu judah, "selamat pagi kesayangan papa" jake datang dari belakang lalu mendekat, judah tersenyum lalu tawa riangnya terdengar, senyum sampai kelihatan gusinya seperti milik jake, ayah anak itu ikut tertawa gemas. elly ikut tersenyum, dada jake bertubrukan dengan pundaknya, yang lebih tinggi mengambil alih judah dari gendongan elly, "sini sama papa, mau yah?" ujarnya lalu kembali ia tersenyum puas.

elly dalam diam menyaksikan pemandangan indah di hadapannya, jake dengan kacamata, masih memakai kaos dan celana pendek di pagi hari, gadis itu mencoba menghilangkan senyuman, lantas kepalanya menggeleng berulang kali dengan mata terpejam. "jake! kok belum siap-siap? orang tuamu sudah hampir tiba!" teriakan jane membuat jake mendelik, keduanya bertatapan lagi, lalu jake tergelak karena dimarahi istrinya, "sama elly lagi ya nak" katanya lalu menyerahkan bayi itu ke tangan elly, lengan keduanya bersentuhan lagi, jake segera melangkah menjauh. beberapa tahun terakhir, jake murah senyum, senyumnya bisa elly lihat hampir setiap hari, mungkin kehidupan pernikahan dan tinggal bersama pasangan memang membahagiakan.

-

beberapa jam berlalu sejak jake bicara santai dengan keluarganya, "omong-omong, hidupmu sekarang sepertinya jauh lebih bahagia, sejak tadi kau terus tertawa, kau senang tinggal bersama jane dan judah?" ayah bicara dijawab anggukan, "aku senang tinggal di sini" jawab jake lantas tertawa lagi, "terimakasih sudah percaya pada mama jake, perjodohan tidak selalu buruk kan?" tanya mama, jake melempar senyum. tak lama elly datang membawa nampan dengan teko berisi teh hangat di dalamnya. "elly, lama tidak berjumpa" ibu menyapa, elly tersenyum pada ratu, ia meletakkan teh ke meja sebelum beranjak dari ruang mereka. "elly, tunggu" baginda ratu bicara lagi, elly menaikkan alis lalu menurut dan berdiri di samping jake. "ada yang harus mama sampaikan jake, karena elly sudah umur menikah, mama pikir sudah waktunya ia kembali ke istana utama, dia bisa berkeluarga di sana dan pekerjaannya tidak akan seberat di sini, jadi ia bisa mengurus anaknya" ibu mulai bicara. kedua alis jake menyatu, tatapannya terlihat tak senang.

"tidak mau, elly harus di sini" bantahnya, pertama kali dalam sejarah pria itu tak turut perintah orang tua, ayah dan ibunya sampai terkejut. "kenapa tidak? apa yang mama dan papa ajarkan? kita harus menghargai hak setiap orang, termasuk budak. meskipun elly harus membayar utang dengan pelayanannya seumur hidup, dia diperbolehkan untuk menikah dan punya pasangan, kalau ia sudah tua nanti, siapa yang akan mengurusnya, jake? mama tahu dia sudah bersamamu sejak kecil, tapi kamu tak boleh egois, kali ini elly punya kebebasan memilih, benarkan elly?" ratu melontarkan pertanyaan padanya.

elly menggigit bibir, curi pandang pada jake yang ternyata sedang menatap penuh harap padanya. gadis itu gundah, ia tak bisa berpikir panjang, namun di tengah pikirannya yang kacau, elly memilih menganggukkan kepala. ibu menepuk meja, jake terdiam, nafasnya keluar tak beraturan cepat sekali, sepertinya ia kesal, "mama dan papa sudah harus pulang sekarang, pikirkan sekali lagi jake, kalau memang kamu menghargai pelayanan elly selama ini pada keluarga kita, terlebih kepada dirimu sendiri, kamu harusnya membiarkan elly bahagia" ucap ibu terakhir kali sebelum bangkit berdiri dari bangkunya.

nestapa | jakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang