Anak lelaki bermata sipit berjalan cepat keluar dari ruangan kelasnya saat dirasa bagian membersihkan kelasnya sudah selesai dan kelasnya pun sudah bersih.
Ia dengan cepat berjalan menuju keluar untuk menemui kedua saudaranya yang pastinya sudah menungguinya.
Lee Jeno nama anak lelaki itu, sebenarnya ia tak enak pada kakak dan adiknya yang harus menunggu diluar sekolah apalagi sekarang udara nya sangat dingin karna salju sedang turun kembali.
Ia terus mempercepat langkahnya saat melihat adik perempuannya tengah berdiri di luar pagar sekolah sendirian.
Ia tersenyum saat matanya juga melihat kakak pertamanya yang membawa banyak makanan di kedua tangannya di jalanan sebrang.
Jeno tahu, pasti sang kakak habis dari minimarket yang berada disebrang jalan raya sekolahnya.Dae Eun melambaikan tangannya semangat, melihat kakak sulungnya di sebrang jalan dengan membawakan banyak makanan di kedua tangannya.
Dia masih berdiri di sebrang jalanan karna hendak menyebrang jalanan yang masih lumayan ramai kendaraan yang melintas.Kakaknya itu memang selalu mau menurutinya.
Dae eun melihat ke kanan saat sang kakak sulung hendak menyebrang jalan untuk sampai padanya.
sedangkan Mark masih menunggu jalanan sedikit sepi sampai dia bisa menyebrang jalan dan menghampiri Dae Eun.Dae Eun menyipitkan matanya karna menurutnya ada yang sedikit janggal disana.
Ia terkejut saat melihat mobil yang sepertinya sedang kehilangan kendalinya dan kakaknya tak menyadarinya kalo mobil besar itu mulai mendekatinya karna sang kakak sibuk melihat ke depan, tidak kekanan dan kirinya.Dengan cepat Dae Eun membuang tasnya ke segala arah, tak perduli dengan tasnya yang akan kotor.
Perempuan berambut hitam legam itu menyebrangi jalan walau hampir tertabrak dengan beberapa mobil yang melintas di jalan raya tersebut.
Ia tak perduli karna kakak sulungnya dalam bahaya.Dae Eun berlari cepat pada sang kakak saat mobil besar yang kehilangan kendali sudah hampir dekat dengannya.
Dae Eun dengan cepat mendorong kakaknya menjauh dari posisi pertamanya.
Perempuan berambut panjang itu tak sempat menghindar dari mobil yang sudah sangat dekat dengan kakaknya tadi jadilah ia yang harus tertabrak oleh mobil besar itu, sedangkan kakaknya terdorong lumayan jauh dari tempat pertamanya.
Brukk
Dae Eun terlempar sedikit jauh dari posisi ia yang mendorong sang kakak karna kecepatan mobil yang hendak menabrak kakaknya lumayan kencang. Darah segar mulai memenuhinya.
Beberapa guru dan orang yang ada di tempat kejadian segera datang melihat Dae Eun dan memberinya pertolongan pertama pada anak perempuan yang sudah berlumuran darah itu.
Mark menahan sakit pada tangan kanannya yang terkena batu besar tempat ia terjatuh dan sekarang mengeluarkan darah cukup banyak. walau begitu, ia segera bangun dan berlari menuju ke rumunan saat sadar, sang adik yang tadi mendorongnya untuk menolongnya dari mobil yang hampir ingin menabraknya.
Mark tak tahu jika ada mobil yang menuju kearahnya.
Mark meninggalkan makanan dan tasnya juga tak memperdulikan tangan kanannya yang masih terus mengeluarkan darah.
Mark tak perduli, adiknya lebih penting sekarang.
Mark Masuk kedalam kerumunan.Ia segera menaruh kepala Dae Eun di pangkuannya apalagi melihat adiknya masih membuka matanya.
Mark terus membuat Dae Eun tersadar dengan menatap matanya yang sudah mengeluarkan air matanya karna benar-benar syok melihat adik bungsunya yang sudah banyak berlumuran darah.
Mark tak perduli dengan seragamnya yang terkena darah sang adik.Ia benar-benar sangat panik bercampur khawatir.
"Tolong panggilkan ambulan untuk adikku!"pinta Mark pada orang-orang dewasa yang mengerubunginya dan Dae Eun.
Air matanya sudah tak bisa tertahan apalagi melihat kondisi adiknya yang benar-benar memprihatinkan. Mark takut hal buruk terjadi pada adik perempuannya ini.
Beberapa langsung berupaya menelpon ambulan juga memberikan pertolongan pertama pada Dae Eun yang masih tersadar.
Jeno yang baru saja ingin menghampiri adik perempuannya yang berada di depan gerbang sambil melihat sang kakak pun terkejut saat tiba-tiba adiknya berlari menyebrang jalan menuju kakaknya yang masih ingin menyeberangi jalan.
Jeno sampai menjatuhkan tasnya yang ia pengang saat melihat Dae Eun yang mendorong sang kakak untuk menolongnya dari mobil yang tiba-tiba ingin menabrak kakak pertamanya.
Dengan air mata yang mulai berkumpul di pelupuk matanya, Jeno berlari kearah kerumunan. Ia masuk ke dalam kerumun dan bisa ia lihat, adiknya tengah di pangku kepalanya oleh kakaknya juga di beri pertolongan pertama oleh orang-orang dewasa yang melihat.
Darah sudah memenuhi tubuh adik bungsunya.Jeno sampai terduduk di jalanan yang ia pijaki karna kakinya benar-benar lemas apalagi melihat adiknya yang terkapar dengan di penuhi luka dan darah.
Jeno tadi melihat bagaimana adiknya itu tertabrak mobil besar lalu terlempar lumayan jauh dari posisinya mendorong sang kakak.
Jeno menghampiri Dae Eun sambil menepuk pelan pipi Dae Eun yang terkena darahnya sendiri.
"Dae Eun hiks, Dae Eun"panggil Jeno pada Dae Eun yang masih menjaga kesadarannya.Dae Eun menatap kedua kakaknya bergantian sambil tersenyum tipis.
"kakak.....aku....sayang.... kalian"ucapnya pelan pada Jeno dan Mark yang berada di hadapannya.
Setelahnya Dae Eun benar-benar menutup matanya membuat Jeno dan Mark semakin menangis histeris, takut hal buruk terjadi pada adik kecil mereka.Salah satu guru Jeno mendekati Jeno dan memeluknya.Namun Jeno berusaha melepaskan pelukannya.
Jeno tak mau di dekati siapa-siapa jika dia sedang syok apalagi sedang dalam kondisi seperti ini."Panggilkan ambulan!"pinta Jeno pelan pada sang guru yang tadi ingin memeluknya.
Jeno terus menepuk pipi Dae Eun agar adiknya itu bisa kembali membuka matanya."Mereka sedang kesini Jeno"tutur sang guru yang segera memeluk Jeno kembali.
Jeno tak menepisnya lagi sekarang.
Ia menerima pelukan dari sang guru yang mengajar di kelasnya juga Dae Eun.Mark menyentuh denyut nadi sang adik.Namun ia sama sekali tak merasakannya, baik di leher maupun di lengannya bahkan ia sampai menempelkan kupingnya di dada Dae Eun agar bisa mendengar detak jantung sang adik.
Mark sedikit lega karna ia masih bisa mendengar detak jantung Dae Eun walau begitu detakkannya sangat lemah, hampir tak terdeteksi malahan.
Mark terus menangkup tangan kanan Dae Eun sampai mobil ambulans datang dan membawa Dae Eun, ia dan Jeno ke rumah sakit agar Dae Eun bisa segera di tangani oleh para ahlinya.
_________________
Vote adalah semangat saya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae My Brother
Fanfiction"kak,apa yang harus aku lakukan?maafkan aku kak, kakak jadi seperti ini". "maafkan aku kak,jika saja aku bisa mengendalikan emosiku dan membuang semua egoku mungkin kakak tak akan seperti ini sekarang". Bagi pembaca baru tolong perhatikan chapter ny...