Mark membuka matanya secara perlahan. Ia mengedipkan beberapa kali matanya yang memburam agar bisa dengan jelas melihat sekitarannya.
Ia tersenyum tipis di balik masker oksigennya saat penglihatannya kembali normal.
Bisa ia lihat, ayahnya sedang mengelap tubuhnya yang sekarang kembali di tempelkan banyak alat bahkan ia baru sadar jika ia kembali memakai selang kateternya dan masker oksigennya kembali.
Mark sebenarnya sangat membenci keadaannya seperti ini. Dirinya menyesal telah marah-marah pada ayahnya, pastinya kondisinya tak akan drop lagi.
Mark berusaha mengeluarkan suaranya yang tercekat agar ayahnya yang sibuk mengelap tubuhnya yang terbuka bisa melihatnya.
Mark ingin meminta maaf karnanya, ayahnya marah padanya. Mark akui, ia sudah berbicara yang macam-macam pada ayahnya padahal ayahnya sangat sabar sekali menghadapi mood swingnya.
"A..yyah"panggil Mark dengan suara pelan. Akhirnya Mark bisa mengeluarkan suaranya walau agak susah tapi setidaknya Mark bisa mendengar suaranya yang terpendam oleh masker oksigen yang di pakainya.
Ia berharap, ayahnya bisa mendengarnya dan ternyata harapannya tercapai, ayahnya yang sibuk mengelap tubuhnya menoleh kearahnya lalu tersenyum cerah melihat Mark yang sudah membuka matanya kembali.
"Mark"Siwon langsung memeluk Mark, tak menempel pada Mark karna takut mengenai alat-alat yang sedang di pakainya.
Mark tersenyum tipis, ia ingin juga memeluk ayahnya tapi tenaganya belum cukup kuat untuk membalasnya, jadilah ia hanya menerima pelukan ayahnya yang sebenarnya tak sampai menempel padanya.
"Maafkan ayah sayang. Ayah tak sengaja membentak mu tadi...maafkan ayah"ujar Siwon yang menyudahi pelukannya. Ia mengambil tangan Mark yang terinfus lalu menciuminya dengan sayang.
Ia sangat takut sekali karna tadi, detak jantung Mark bisa berhenti karna dirinya yang tak bisa mengendalikan emosinya.
Mark menggelengkan pelan kepalanya. Ia memengang pipi ayahnya dengan tangannya yang sedang berada di wajah sang ayah.
"Mark yang harusnya minta maaf ayah...maafkan aku"balasnya sambil terus tersenyum tipis di balik masker oksigennya.
Siwon mencium kening Mark juga pipinya. Ia menatap mata Mark dengan lembut"jangan seperti tadi lagi yah sayang. Kau hampir kehilangan detak jantungmu. Ayah dan Jeno tak mau kehilanganmu".
"Maafkan aku ayah".
Ceklek
Pintu ruangan terbuka, menampakkan Jeno yang baru saja pulang dari sekolahnya, lebih tepatnya dari rumahnya di ikuti ke-3 sahabatnya yang tengah asih mengobrol satu sama lain. Namun saat Jeno melihat kakaknya yang sedang tak berpakaian membuatnya mencengah sahabat-sahabatnya untuk masuk ke ruangan rawatnya.
"ada apa Jen?"tanya Renjun yang berada di belakang Jeno juga Jaemin dan Haechan menatap bingung Jeno.
Pasalnya Jeno tiba-tiba mem-block pintu masuk ruangan, dimana ada kakaknya disana.
Untung saja Renjun tak menabrak Jeno yang tiba-tiba berhenti di pintu ruangan, dimana Mark berada walau dirinyalah yang harus di tabrak oleh Jaemin dan Haechan yang sibuk mengobrol tak jelas sedari di lantai bawah, jadilah Renjun memberikan wajah galaknya yang membuat Jaemin dan Haechan, sang penabrak menyengir dan segera meminta maaf agar Renjun tak mengamuk nantinya.
"ayah ayolah, sahabat-sahabatku ingin menjenguk kak Mark"ujar Jeno yang menyadarkan ayahnya yang tengah sibuk memberi tatapan sayangnya pada kakaknya.
Keduanya tak menyadari jika Jeno sudah pulang karna Jeno pulang terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae My Brother
Fanfiction"kak,apa yang harus aku lakukan?maafkan aku kak, kakak jadi seperti ini". "maafkan aku kak,jika saja aku bisa mengendalikan emosiku dan membuang semua egoku mungkin kakak tak akan seperti ini sekarang". Bagi pembaca baru tolong perhatikan chapter ny...