Hari ini sangat cerah diikuti matahari yang bersinar tanpa awan yang menutupinya, mungkin tepat sekali untuk mendukung acara pembukaan MOS yang perempuan yang satu ini ikuti hari ini. Tapi, sekali lagi dia hanya bisa menghela nafas mungkin untuk kesekian kalinya. Dia terlihat benar-benar kelelahan karena berdiri hampir 2 jam lamanya.
'Ini Sangat panas'
Terlihat sayup – sayup kata – kata itu keluar dari bibir kecilnya.
Hari ini adalah upacara sekaligus pembukaan masa orientasi siswa di SMA-nya, dan dia yang pasti adalah salah satu siswa baru yang harus mengikuti upacara ini. Dia benar-benar muak dengan acara seperti ini.
Dengan bosan menunggu, dia hanya bisa melirik kanan-kiri ke tempat teman-teman yang akan 3 tahun bersamanya, dia bisa melihat melihat semangat dan antusias di wajah-wajah mereka.
Dia sekali lagi hanya bisa mendegus dengan kasar dan memikirkan bahwa mereka masih terlalu naif dan perjalanan ini masih sangat panjang untuk dilalui.
-Dan saya buka masa orientasi SMA yang diadakan mulai hari ini-
Sayup-sayup dia mendengar pengumuman itu disertai dengan gemuruh tepuk tangan teman-teman serta kakak – kakak seniornya. Dia dengan terpaksa mengangkat tanganya untuk mengikuti sekitarnya dengan disertai helaan nafas karena merasa sangat lelah.
Dan dia pun mulai mengutuk adanya acara seperti ini.
'Untuk apa ada acara seperti ini? Hanya ajang sebagai balas dendam antar angkatan saja' pikirnya.
Setelah upacara selesai, dia berfikir bahwa mereka akan bisa beristirahat tetapi kenyatannya hanya bisa membuatnya menggertakan gigi secara diam – diam dan mau tidak mau berjalan kembali mengikuti yang lain untuk ke lapangan.
"De, ayo ke lapangan. Kayanya mereka akan buat pengumuman masalah MOS ini deh" seru teman barunya yang satu meja, ratih pangestu namanya.
"ayo Ra" jawabnya singkat sambil berdiri menuju lapangan.
Di sepanjang jalan, panitia MOS mulai menggunanakan unsur jiwa ke – kakak kelasnya. Mereka berteriak kepada angkatannya agar dapat berjalan lebih cepat,
'tidak malas', atau kata – kata
'kalian harus menurut'
'kalian siswa baru' dan lain sebagainya.
Dia lagi - lagi hanya bisa memutar matanya jenggah melihat ke sok – an mereka.
Untungnya saat dilapangan mereka hanya diberi arahan apa saja yang harus dilakukan selama sehari ini, OSIS menjelaskan bahwa mereka akan dibimbing oleh kakak kelas yang akan masuk kelas nanti yang akan menerangkan peralatan apa saja yang harus dibawa selama MOS nanti dan kegiatan apa saja yang ada selama MOS.
Setelah menyelesaikan arahan di lapangan, dia akhirnya bisa menghela nafas syukur karena hari ini masih pembukaan dan belum ada kegiatan, kegiatan resmi akan di mulai besok paginya.
Selama di kelas dia dan teman yang lain dengan tertib mencatat dan bertanya pada kakak kelas yang akan membimbing mereka mulai besok pagi.
"De, cowok kelas berapa itu? Kok lumayan yah tampangnya? Angkatan kita bukan sih?" Tanya ratih kepada Delwyn saat keluar dari kantin selepas mereka menyelesaikan makan siang.
Gadis yang disapa De hanya melirik, memang tampangnya lumayan untuk anak SMA yang baru masuk, dan pasti dia akan menjadi salah satu cowok yang banyak ditaksir nanti.
"Nggak tau" jawabnya singkat.
Tapi Delwyn tidak akan bisa menebak bahwa lelaki akan menjadi satu-satunya baginya selama 3 tahun SMA dan inilah yang membuat dia tidak bisa melupakan lelaki bahkan bertahun-tahun lamanya.
Namanya membuat banyak torehan luka, tetapi sekaligus membuat mengingat kebahagiaan kecil darinya yang mengajarkan artinya bersyukur atas setiap perhatiannya, dan dapat membuatknya yakin bahwa ada laki-laki di dunia ini yang baik dan mampu menjaganya.
"Aku mencintainya tetapi hanya apalah cinta jika takdir tak pernah mempersatukan kita"
Di tahun tahun yang akan mendatang mungkin dia akan berfikir bahwa :
'Untuk apa tuhan mempertemukan ku dengannya, membuatku percaya bahwa cinta dan kesetiaan di dunia ini masih ada tetapi dalam sekejap takdir menghancurkannya dan membuatku tetap dalam sebuah kegelapan yang tak berujung ini'
-Rinnai blue-
-D.E.-
saran dan kritik silahkan dalam kolom komentar ya temen - teman
KAMU SEDANG MEMBACA
D.E.
General FictionYang kuingat selalu seperti ini, saat senja mulai menampak, lelaki itu pun menunggunya di depan gerbang sekolah. Bayangannya selalu tersembunyi diantara bebatuan dan pohon rindang, hanya netranya yang selalu mengikuti setiap bayangan yang melewati g...