8 : Back To The Woods

41 8 3
                                    

Happy Reading

*
*
*

Tengah malam telah terlewati, langit yang menggantung pun makin kelam lantaran hari akan menuju pagi. Keheningan disekitar dipecah oleh suara serangga dan langkah kaki yang bersenggolan dengan daun-daun kering ditanah.

Sudah hampir dua jam kembar Han berada diatas tubuh serigala yang entah membawanya kemana. Jika perasaan Jisung benar, mungkin ke rumah dimana ia melihat puluhan serigala saat itu.

Matanya sudah memberat efek mengantuk namun ia tak mau kembali terlelap seperti tempo hari dimana ia terbangun dirumah asing itu.

"Apa masih jauh?"

Tak ada jawaban.

Minho terlalu fokus melangkah sementara Felix sudah terlelap sejak tadi.

Jisung menghela nafas.

Dalam hati ia terus lantunkan doa semoga pilihannya benar.

Beberapa hari setelah ia kembali pulang kerumah, Jisung mendapat mimpi aneh. Mimpi itulah yang membuatnya terus memikirkan para serigala dihutan ini.

Ia bermimpi bertemu wanita asing.

"Takdirmu ada dihutan itu, jangan lari. Mereka membutuhkanmu sama seperti kau membutuhkannya. Kebenaran pada akhirnya akan terungkap dan kau harus mengungkapnya."

Kata-kata aneh yang diucapkan wanita itu buatnya terus kepikiran. Entah apa maksudnya, tapi Jisung merasa ia memang harus mengikuti pemuda ini.

"Ji?" panggilan dengan suara serak itu buat Jisung berjengit kaget.

Menoleh kebelakang, dilihatnya Felix yang kini menguap dengan tangan menutupi mulutnya dan mata berairnya.

Mungkin Felix kelelahan mengingat beberapa hari terakhir ini ia mengurus Jisung yang tengah demam.

"Kenapa bangun?" tanya Jisung sembari rapikan surai pirang adiknya yang berantakan.

Felix kerjapkan mata beberapa kali sebelum menggeleng, "Entahlah, mendadak kantukku hilang."

Terkekeh mendengar jawaban Felix.

Baik dirinya maupun Felix memiliki beberapa persamaan, seperti mudah terbangun contohnya. Jika sudah terbangun mereka akan kesulitan tidur kembali dan malah berakhir begadang semalaman.

"Belum sampai?" tanya Felix sembari perhatikan sekeliling.

Familiar dimatanya lantaran tak jauh dari sinilah ia dikejar-kejar dua serigala ganas.

Hiii, jadi ngeri sendiri mengingatnya.

"Sepertinya sudah," gumam Jisung.

Mata cokelatnya tatap bangunan besar berbahan dasar kayu itu dengan seksama. Ya, dugaannya benar, Minho membawanya kemari.

Dari kejauhan Jisung bisa melihat beberapa ekor serigala berkeliaran disekitar. Ah tidak, ada beberapa orang manusia juga disana.

"Alpha kembali!" teriakan salah seorang itu buat semua mata tertuju kearah mereka.

Jisung menoleh sekilas saat Felix mencengkram bahunya. Adiknya tengah was-was ternyata, sepertinya Felix trauma berhadapan dengan gerombolan serigala.

"Serigala itu, dia yang mengejarku kan? Aku masih ingat mata merahnya saat itu," bisik Felix pada Jisung didepannya.

Serigala yang dimaksud Felix melangkah mendekati mereka, buat Felix makin kuat cengkram bahu Jisung hingga si surai cokelat sedikit meringis sakit.

Minho berhenti, si serigala mata merah itu pun demikian, merubah wujudnya menjadi sosok pemuda bersurai pirang menyerupai putih dengan kulit pucat dan mata merahnya, mirip vampir.

Mate For A SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang