5. Pencarian

6.2K 615 4
                                    

Selagi Ezar dan Rafael menikmati pelepasan hasrat panas persatuan panas mereka, Harsa kebingungan mencari Rafael. Ia hanya meninggalkan Rafael 5 menit tetapi Rafael sudah menghilang bak ditelan bumi. Harsa frustasi, mencari Rafael ke sekeliling hotel sembari bertanya pada orang-orang dan tetap menghubungi ponsel Rafael walaupun Rafael tidak bis dihubungi, bukan, bukan tidak bisa dihubungi, tetapi Rafael tidak bisa menjawabnya.

Harsa tidak kehabisan akal, ia mencoba mengirim pesan ke grup chat yang berisi Rafael, Harsa, Yarsa, dan, Setya. Pesan yang dikirim Harsa membuat Yarsa dan Setya ikut panik setelah Harsa menjelaskan jika Rafael menghilang. Pada akhirnya Harsa kembali ke kamar hotelnya yang tadinya diisi olehnya dan Rafael yang sedang berlibur sejenak karena mendapatkan promo dari hotel Four Season.  Yarsa dan Setya memutuskan untuk menyusul Harsa dan menemaninya mecari Rafael.

***

Disisi lain, teman-teman Ezar juga sama bingungnya dengan teman-teman Rafael. Bedanya mereka menunggu kabar soal Ezar sembari minum-minum di apartment Matthew, orang suruhan merekalah yang mencari informasi tentang keberadaan Ezar. Ditambah bantuan dari sang papi dengan koneksinya.

Ezra memutuskan untuk pulang karena ia lelah menunggu teleponnya diangkat oleh sang kakak kembarnya, ia telah menyuruh resepsionis untuk terus menghubungi kamar Ezar walaupun sudah dikatakan jika Ezar ada dikamarnya, Ezra tetap tidak mau percaya jika Ezar belum mengangkat telepon itu.

Saat Ezra sudah pulang dan tengah bersantai, ia di-invite oleh teman-teman Ezar ke dalam grup chat mereka, tujuannya agar Ezra terus memberi kabar soal Ezar yang belum ditemukan. Begitu masuk ke dalam grup chat itu, Ezra bertengkar dengan Matthew, mereka memang tidak pernah akur, seperti anjing dan kucing.

Nalendra meminta informasi yang sudah Ezra dapatkan dari pihak hotel dan Ezra menjelaskan jika Ezar ada dikamarnya. Detik berikutnya Ezra dimaki oleh semua teman-teman Ezar karena ia telah membuang waktu mereka yang berharga, juga membuang uang mereka karena mereka harus membayar orang suruhan mereka secara lebih.

"Ezar ada di kamarnya, Pi," ucap Ezra pada papinya. Keluarga konglomerat itu tengah menyantap makan malam mereka, kali ini hanya bertiga, tanpa Ezar yang sedang berada di hotel.

"Sejak kapan?" kali ini bubu yang bertanya.

"Tadi jam 8-an katanya," jawab Ezra.

"Yaudah, biarin aja," ucap papi dan mereka melanjutkan makan malam mereka.

***

Setelah melakukan pelepasan yang melelahkan, kedua anak adam yang tengah beristirahat sejenak hanya diliputi sunyi di kamar besar nan mewah itu. Dengan lengan sang dominan yang melingkar disekitar pinggang sang submisif, mengusapnya lembut persis seperti menenangkan sang submisif yang tengah terlelap setelah melakukan tiga ronde sekaligus tanpa henti.

Ezar meregangkan tangannya untuk mengambil gagang telepon di nakas samping tempat tidurnya. Ezar memesan makanan untuk dirinya dan Rafael. Pria mungil itu pasti akan merasa

"Pak ezar, sejak tadi malam banyak orang yang bertanya keadaan bapak, salah satunya orang bernama Ezra."

Mendapat pesan dari resepsionis jika Ezra mencarinya, Ezar langsung memerintahkan untuk menutup akses bagi siapapun yang ingin menemuinya. Ezar ingin mengurus sendiri masa rut-nya, lagipula ia sudah memiliki pelampiasan sekarang. Ia juga menonaktifkan ponselnya agar tidak ada yang bisa mengganggunya.

Rafael terbangun setelah 4 jam tertidur dalam pelukan Ezar, ia melihat ke arah Ezar yang sedang terlelap sejenak, menikmati pemandangan wajah tampan milik Ezar sampai akhirnya, ia tersadar dan bangkit secara mendadak, seketika ia merasakan sakit disekujur tubuhnya. Gerakan Rafael membuat Ezar terusik dari tidurnya, Ezar bangkit dan keduanya saling tatap.

"It was graet, Rafa," ucap Ezar dengan suara seraknya, membuat Rafael merinding mendengarnya. Setelah berucap, Ezar bangkit dari kasur dan menuju kamar mandi meninggalkan Rafael yang tengah melamun karena terkejut dengan suara serak Ezar, juga, kecupan yang Ezar daratkan di kening milik Rafael.

"Gue mau pulang," setelah sadar dari lamunannya, Rafael berujar. Ezar yang sedang berdiri di ambang pintu kamar mandi menatap Rafael dengan lekat.

"Makan dulu, ya?" ucap Ezar kemudian.

"Gak laper," setelah mengatakan jika ia tidak lapar, perut Rafael sedang tidak bisa diajak bekerjasama, perunta bunyi pertanda jika sebenarnya ia lapar. Ezar hanya terkekeh pelan, berjalan mendekat ke arah Rafael.

"But, your tummy says it all, sweety," Ezar dengan posisi siap menggendong Rafael, ia tau karena pasti Rafael akan kesulitan bergerak karena tubuhnya pasti sakit akibat permainan mereka. Dalam satu gerakan, Rafael berhasil berpindah dari tempat tidur ke pelukan Ezar.

.

.

.

.

.

.

To Be Continued...

U Just Can't Be Replaced | NOREN  [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang