11. Another Gift From Ezar

4.3K 531 11
                                    

Rafael sudah menempati penthouse Ezar selama satu hari, sahabat-sahabatnya belum ada yang mengetahui perihal kepindahan Rafael ke penthouse Ezar itu. Malam setelah kepindahannya ia masih tinggal sendiri namun Ezar mengatakan jika minggu depan ia akan ikut tinggal di penthouse itu.

Pukul 7 malam group chat Rafael dan ketiga sahabatnya sudah ramai membicarakan giliran siapa yang akan menjemput Rafael esok hari. Sejak mobil Rafael masuk bengkel karena memang mesinnya sudah cukup tua, ketiga sahabatnya memutuskan untuk bergiliran menjemput Rafael.

Namun kali ini ada yang berbeda, Rafael justru enggan dijemput oleh siapapun. Bukan hanya Yarsa selaku orang yang bertugas untuk menjemput Rafael yang heran namun Harsa dan Setya pun ikut bingung. Pasalnya Rafael bukanlah tipe orang yang mau menaiki angkutan umum karena pernah terjadi hal yang merugikan Rafael.

Setya merasa ada yang janggal pada Rafael, ia memutuskan untuk diam-diam menyelediki Rafael bersama Harsa dan Yarsa.

---

Rafael yang sedang berbaring telungkup dikasur barunya sembari berkirim pesan dengan Ezar sesekali merasa kesal dan geram pada Ezar.

Rafael merasa geram karena sebelum Ezar pulang tadi ia diberikan kunci mobil oleh Ezar, saat ia tanya untuk apa meninggalkan kunci mobil padanya, jawaban Ezar semakin membuat Rafael geram.

Lagi-lagi Ezar memberikan hal diluar perjanjian mereka tempo hari. Seharusnya tidak boleh ada pemberian hadiah atau fasilitas berlebihan untuknya.

Besok sebelum ke kampus, ke kantor saya biar saya jelasin lebih rinci soal perjanjian kita, isi pesan dari Ezar.

Namun rafael sempat menolak dan menginginkan jika pemabahasan dilakukan saat ini melalui chat, bukan Ezar namanya jika tidak memaksa dan Rafael yang harus menurut.

Merasa lelah karena menghadapi keinginan Ezar sepanjang hari, Rafael memutuskan untuk berendam di bathtub karena ia cukup lelah dan butuh sedikit waktu untuk relaksasi.

Ia beranjak dan mempersiapkan bathtub beserta aroma terapi yang berguna untuk menenangkan dirinya.

Rafael terus memikirkan kejadian yang sudah ia alami selama bertemu dengan Ezar, kebutuhan hidup mewah yang sudah ia tinggalkan sejak perusahaan papanya mengalami kemunduran kini perlahan-lahan kembali.

Ezar lah yang membawa segalanya kembali secara perlahan.

***

Rafael bersenandung sembari memejamkan mata dan menikmati air hangat di bathtub yang cukup untuk dua orang dengan tenang. Tubuhnya merasa lebih baik walaupun pikirannya masih terus memikirkan hal yang seharusnya tidak perlu dipikirkan.

Ponsel Rafael tiba-tiba berdering tanda panggilan masuk, ia meraih ponselnya dan melihat nama yang tertera. Ezar. Nama yang tampil dilayar ponselnya.

"Halo," sapa Rafael.

"Kamu dikamar mandi?" tanya suara Ezar dari sebrang,

"Heem, saya lagi berendam," jawab Rafael.

Hening beberapa saat hingga suara Ezar berubah menjadi lebih berat dari sebelumnya.

"Udah berapa lama di bathtub?" tanya Ezar dengan suara beratnya.

"Baru satu jam,"

"Switch jadi video call," perintah Ezar.

Rafael tertegun. Ia cukup terkejut dengan perintah Ezar namun tetap ia lakukan.

Ezar menatap wajah Rafael yang terlihat sedikit basah, rambut hitam yang juga sedikit lembab terpatri jelas dengan tatapan lembut namun tersirat hasrat digurat matanya. Tak berbeda dengan Ezar, Rafael pun terpesona dengan pahatan Tuhan diwajah Ezar. Terlihat samar karena pencahayaan yang agak padam, Ezar terlihat begitu tampan dan menawan.

"Kamu cantik," ujar Ezar membuat Rafael terkejut dan melepaskan ponselnya dari genggaman membuahkan hasil ponselnya masuk ke dalam bathtub.

Sambungan telepon mereka terhenti karena ponsel Rafael tercebur di bathtub, Rafael panik karena ponselnya sudah pasti tidak bisa lagi digunakan.

Disisi lain, Ezar terperanjat kaget dan bergegas menyambar kunci motor di meja nakas kemudian pergi dari rumahnya menuju penthouse dengan kecepatan diatas batas normal.

***

Biasanya Ezar membutuhkan waktu sekitar empat puluh menit jika menggunakan mobil, namun kali ini Ezar mengedarai sepeda motornya dan hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai di penthouse.

Ezar berlari dari lobby dan meninggalkan motornya dengan kunci yang masih berada di motor, begitu tiba dilantai paling atas, Ezar hampir mendobrak pintu unit karena ia tiba-tiba lupa kode pin akses masuk ke unit itu, namun beruntung akal sehatnya kembali dengan cepat sehingga ia berhasil membuka pintu tanpa mendobrak.

"Raf, Rafael," teriak Ezar begitu ia masuk.

Rafael yang sedang panik meratapi ponselnya tidak merespon teriakan Ezar, masih berada di kamar mandi namun ia sudah mengenakan bathrobe. Rafael jalan keluar kamar mandi dan terperanjat kaget begitu ia menabrak tubuh Ezar yang berada tepat dihadapannya.

Ezar dengan sigap mengecek setiap inci tubuh Rafael dan bertanya apakah ada yang sakit atau terluka.

"Ezar, Ezar, hey," sergah Rafael ketika Ezar membolak-balikan tubuhnya.

Ezar menatap Rafael lekat, napasnya terengah dan memeluk Rafael setelahnya.


Tbc...

U Just Can't Be Replaced | NOREN  [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang