35. The News

3.4K 344 8
                                    

Hari ini adalah hari dimana keluarga Galendra akan berangkat ke Surabaya untuk bertemu dengan keluarga Rafael, sang kepala keluarga telah meminta kedua putranya untuk mengosongkan jadwal mereka beberapa hari dan keduanya menuruti perintah dari papi mereka, Ezar meminta agar tidak memakai jasa penerbangan publik karena khawatir jika Rafael akan merasa terganggu dengan banyak orang.

Akhirnya kesepakatan menggunakan jet pribadi disetujui oleh papi, pembahasan usai namun bubu secara tiba-tiba meminta ditemani belanja ke salah satu mall dekat kediaman mereka. Ezar bersedia menemani berkat Rafael yang merengek ingin ikut bubu pergi.

Bubu mengatakan jika ingin membelikan orang tua Rafael hadiah sebagai pertanda jadinya reuni pertemuan mereka, kini Rafael, Ezar dan bubu tengah berada di mall besar di Jakarta, berkeliling untuk mencari barang yang bubu mau namun bukan fokus membeli hadiah, bubu justru lebih banyak membelanjakan calon menantunya yang kini sedang mengandung cucu pertama keluarga Galendra.

"Bubu kenapa malah belanjain aku? Katanya mau beli hadiah." tanya Rafael yang sedang pasrah disuruh mencoba beberapa baju dari designer terkenal.

"Emang bubu gak boleh belanjain menantu bubu?" bukan menjawab bubu justru bertanya balik hingga Rafael kebingungan.

Saat mereka sedang asik berbelanja tiba-tiba Ezra mengatakan jika ia ingin menyusul dan bubu mengizinkannya karena jarang terjadi jika kedua putra kembarnya mau ikut berbelanja bersama. Tak butuh waktu lama Ezra datang menemui bubu, Ezar dan Rafael yang baru saja akan makan siang.

Saat sedang asik makan siang bersama di restaurant yang cukup mewah banyak berita muncul tentang Ezar dan Rafael, keduanya dibuat bingung dengan banyaknya telepon masuk. Tak hanya Ezar dan Rafael namun Ezra juga bubu mendapatkan banyak panggilan masuk.

Hah? Siapa sih? Apaan maksudnya? Info darimana sih?

Kalimat yang dilontarkan keempat pria yang tengah duduk di ruang VIP restaurant itu mengernyit, sesaat kemudian bubu teringat dengan postingan yang ia posting di social media.

"Astaga, maafin bubu." ucapnya.

Rafael, Ezra dan Ezar menatap bubu penuh tanya. "Bubu upload foto Ezar sama Rafa barusan, captionnya anak dan calon mantu ganteng." lanjut bubu.

Respon ketiga pria muda itu hanya tertegun, tidak habis pikir dengan bubu yang dengan santainya mengekspos hubungan Ezar dan Rafael secara gamblang. Orang tua Ezar itu meminta maaf dan berjanji akan segera meluruskan berita yang sudah terlanjur menyebar itu. Papi yang sedang berada di kantor pun tak luput dari gangguan media namun dengan gamblang juga ia memberikan konfirmasi tentang anak pertamanya itu.

"Maafin bubu," lirih bubu.

Rafael bangkit dari duduknya dan memeluk bubu dengan erat, "Gak apa apa bu, paling papa sama baba agak kaget sama berita itu hehe, aku gak masalah kok karena emang kita bakalan nikah kan, Ezar?" ucap Rafael sembari memandang Ezar.

Tanpa ragu Ezar menjawab ia akan secepat mungkin menikahi Rafael, "HTS otw halal nih?" goda Ezra.

"Ya gapapa daripada HTS tapi gagal." cibir Ezar yang mendapatkan tatapan sinis dari Ezra.

.

.

.

Sahabat dan kerabat begitu terkejut dengan berita yang beredar secara mendadak, pasalnya mereka tidak pernah diberi tahu akan rencana pernikahan Ezar namun tiba-tiba berita tersebar begitu cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sahabat dan kerabat begitu terkejut dengan berita yang beredar secara mendadak, pasalnya mereka tidak pernah diberi tahu akan rencana pernikahan Ezar namun tiba-tiba berita tersebar begitu cepat. Obrolan grup gabungan milik sahabat Ezar dan Rafael pun ikut dibuat bingung dengan berita yang muncul.

"Yaudah kita klarifikasi aja gak sih?" tanya Ezra yang masih sibuk menyantap hidangan makan siang mereka.

Tanpa menjawab pertanyaan Ezra, kakak kembarnya merogoh saku dan mengeluarkan ponselnya, menekan layar dengan santai kemudian berbicara entah dengan siapa disebrang sana.

Ya, konfirmasi aja kalau berita itu bener.

Gak perlu lah kalo menurut gua, ya, lo urus aja yang bener.

Oh ya satu lagi, Len. Gua take day off 3 sampai 5 hari, ada urusan ke Surabaya.

Obrolan sepihak Ezar terdengar jelas oleh ketiga orang yang kini memandangnya dengan tatapan penasaran, terutama Rafael yang kini sudah kembali duduk ke kursinya.

"Aku abis minta Nalen buat urus klarifikasi sekalian kosongin jadwal buat ke Surabaya," jelas Ezar sebelum ditanya oleh siapapun.

Bubu tersenyum dengan tindakan yang putranya ambil barusan, ia tidak lagi harus menunggu papi untuk memutuskan solusi dari sebuah masalah. "Bubu seneng banget liat Ezar sekarang, makasih ya Rafa sayang." ungkap bubu.

Rafael yang bingung menatap bubu dengan ekspresi lucu, "Kok aku?" tanya Rafael polos.

"Karena kedatangan lo si bangsat ini berubah banget, gue berkata jujur." penjelasan Ezra mendapatkan teguran dari bubu karena menggunakan kata-kata yang tidak sopan.

"Omongannya Ezra ada benernya tapi bagian kata kasarnya gak bener." sergah bubu cepat.

Usai menghabiskan makan siang, bubu segera menarik lagi anak dan calon menantunya untuk kembali berbelanja. Namun tampaknya efek dari berita yang beredar cukup memberikan perbedaan ketika keempat orang itu berjala-jalan di mall. Banyak pasang mata fokus pada mereka tidak seperti sebelum berita beredar.

"Aku takut," lirih Rafael yang berdiri disamping Ezar saat bubu sedang memilih barang di toko terkenal.

"Takut apa?" tanya Ezar kemudian menautkan jemarinya dengan Rafael.

"Banyak yang lihatin kita." adunya.

"Gapapa sayang, kita aman. Lihat tuh banyak ajudan papi yang standby." ucap Ezar menenangkan.

Rafael mengangguk walaupun rasa tidak nyaman masih menyelimutinya. Ezra dengan seribu cara membuat Rafael merasa nyaman dengan cara berjalan disamping Rafael dan terus menerus mengajaknya berbicara banyak hal.

Ezar dengan sabar terus mengikuti kemana langkah bubu pergi hingga akhirnya ia memberi tahu bubu jika calon menantunya merasa tidak nyaman karena banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Bubu yang tidak tega dengan Rafael akhirnya mengakhiri acara belanja yang sebenarnya masih belum selesai, namun demi calon menantu kesayangannya ia mengalah dan setuju untuk pulang ke rumah.

U Just Can't Be Replaced | NOREN  [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang