12. Contract

4.1K 512 5
                                    

Setelah kejadian semalam, kasus ponsel Rafael tercebur ke bathtub membuat Rafael harus mengganti ponselnya dengan yang baru. Semalam Ezar datang terburu-buru dan akhirnya ia menginap di unit karena ia begitu malas pulang menggunakan motor.

"Nanti ke kantor saya dulu sebelum ke kampus," ucap Ezar disela sesi makannya bersama Rafael.

"Mau saya antar aja ke pulang kerumah sekarang?" tanya Rafael.

Ezar menatap Rafael, "Supir saya sudah standby dibawah, saya mau langsung ke kantor,"

Rafael mengangguk. Ezar bangkit dari duduknya, menghampiri Rafael dan mengecup puncak kepalanya kemudian pamit berangkat ke kantor.

"Data di handphone gue ilang, Ezar harus tanggung jawab," gumamnya sembari membereskan piring bekas mereka sarapan.

---

Rafael bersiap untuk berangkat ke kantor Ezar lebih dulu baru ke kampus setelahnya, ia cukup bingung karena ia tidak memiliki ponsel dan tidak mengenal siapapun di kantor Ezar.

Mengendarai mobil pemberian Ezar dengan cukup hati-hati namun tidak lamban membuat Rafael tiba dengan jarak waktu tempuh 20 menit ke kantor Ezar.

Setibanya dikantor Ezar, Rafael menghampiri resepsionis dan bertanya apakah ia bisa bertemu dengan Ezar.

"Permisi, saya mau ketemu sama Ezar," ucap Rafael tepat dimeja resepsionis.

"Apakah sudah memiliki janji? Jika ada boleh saya lihat buktinya? Mungkin Email atau pesan singkat," tanya sang resepsionis.

Rafael merutuki Ezar yang tidak memberikan apapun untuknya sebagai akses masuk dan bertemu dengannya.

Percakapan Rafael dan resepsionis itu terdengar oleh Matthew namun Matthew tidak berani menghampirinya, ia hanya menginfokan di group chat khusus mereka saja. Pada akhirnya resepsionis itu mendapat perintah langsung dari Matthew melalui sambungan telepon jika Rafael boleh menunggu di ruang tunggu VVIP karena Nalendra yang akan menjemputnya nanti.

---

Rafael sedang duduk menunggu Ezar, ia menunggu selama 20 menit hingga bosan. Rafael sudah membaca majalah yang disediakan, membaca modul yang ia bawa tetapi Ezar belum juga muncul. Rafael sudah mulai kesal karena Ezar tak tepat janji.

"Halo, Rafael ya?" seru seseorang yang tiba-tiba muncul dari balik pintu. Rafael menoleh dan mengangguk sebagai jawaban.

"Ayo ikut saya, Ezar udah nunggu diruangannya," ajak Nalendra, sekretaris Ezar.

Rafael bangkit dan mengikuti Nalendra, ketika sedang berada di lift, Nalendra memperkenalkan dirinya, "Saya Nalendra, sekretarisnya Ezar, salam kenal Rafael,"

Kenapa sekretarisnya Ezar gakmanggil pak ke Ezar ya, batin Rafael penasaran.

Nalendra membawa Rafael menuju ruangan Ezar, melewati lorong hingga keduanya berada tepat didepan pintu besar berwarna cokelat.

"Silakan masuk, saya mau ambil minuman dulu," ucap Nalendra dan meninggalkan Rafael didepan pintu.

Nalendra telah membukakan pintu ruangan Ezar dan Rafael masuk, ia melihat sekeliling ruangan Ezar yang terbilang sangat mewah untuk ukuran ruangan seorang diri.

"Kenapa cuma diri aja disitu?" tegur Ezar ketika melihat Rafael bergeming di ambang pintu.

"Sini duduk," ucap Ezar yang sudah berpindah dari tempat duduknya semula.

Rafael mendekat ke Ezar, duduk disebrang sofa yang Ezar duduki.

"Gimana mobilnya?" tanya Ezar pada Rafael.

Rafael bingung harus menjawab apa, tentu ia suka dengan mobilnya namun disatu sisi ia tidak enak hati karena Ezar telah memberikan tempat tinggal mewah dan gratis.

Rafael begitu tenggelam dalam pikirannya hingga ia tidak sadar jika Nalendra telah datang dan menaruh satu set cangkir teh berikut camilannya.

"Kita langsung bahas ke inti aja ya? Saya ada meeting satu jam lagi," ucap Ezar ketika Nalendra sudah berdiri disampingnya.

"Nalen, tolong berkasnya," perintah Ezar.

Nalendra bergegas mengambil berkas yang Ezar minta, Nalendra menyerahkan amplop berwarna kuning keemasan pada Ezar. Selanjutnya Ezar menyerahkannya pada Rafael.

"Ini persetujuan kontrak tertulis, cuma untuk bukti valid hitam diatas putih. Kamu cuma perlu tanda tangan aja, do and don't sudah kita bahas di hotel tempo hari," jelas Ezar panjang.

Rafael mengernyit, setelah membaca surat tersebut Rafael merasa keberatan dengan isi surat.

"Kenapa harus selalu persetujuan pihak pertama?" tanya Rafael sembari memandang Ezar dan Nalendra bergantian.

"Karena saya pemegang kuasa, saya dominant" ucap Ezar.

Rafael hanya bisa menghela napas ketika pernyataan itu terlontar dan segera menandatangani surat perjanjian mereka kemudian pamit untuk berangkat ke kampus.


Isi surat perjanjian Ezar & Rafael.


Tbc..

U Just Can't Be Replaced | NOREN  [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang