"Apa? Apa yang terjadi?"Ibu bangkit dari duduknya, menggenggam tangan suaminya agar ia tenang,"Jennie, dia tidak sengaja di tabrak mobil saat menyelamatkan seseorang"
"Lalu, bagaimana keadaannya sekarang?"
Ibu menggeleng kecil,"Dokter belum keluar dari sana"
Ayah terjatuh ke lantai,"Jennie" lirihnya.
Matanya jatuh pada Haruto yang sedang duduk, menatap kosong ke depan dengan baju yang penuh dengan cairan merah.
Ayah bangkit, mengcengkram kerah Haruto kuat dengan wajah marahnya,"Apa yang terjadi? Apa yang kau lakukan?"
Haruto hanya diam, tidak menjawab apapun meski ia tau bukan ia yang menyebabkan hal ini terjadi.
"Mas, tenang, ini bukan salah Haruto" ujar sang ibu
Ayah melepaskan cengkramannya kasar. Menatap ke ruang ICU dengan penuh harap bahwa putri kesayangan tidak apa apa.
Kriet
"Dokter, bagaimana keadaan anak saya?"
Sang dokter melepaskan sarung maskernya terlebih dahulu,"Anak bapak baik baik saja, untungnya ia cepat dibawa ke sini. Dia akan siuman sebentar lagi"
Senyum dan perasaan lega muncul di wajah ketiganya,"Terimakasih, dokter"
Sang dokter mengangguk,"Bukan masalah, kalau begitu saya permisi. Kalian bisa urus sisanya di resepsionis"
Disinilah, Haruto berada, di dalam ruangan dengan bau obat yang kental dan beberapa alat rumah sakit.
Haruto menggenggam tangan Jennie lembut, menatap dalam pada wajah lucu gadisnya.
"Jennie sayang aku kan? Sayang papa mama kan? Bangun ya?" ucapnya
Ibu dan ayah Jennie sedang keluar untuk mengurus berbagai hal, oleh karena itu, Haruto sendiri di tempat ini.
Haruto mengelus tangan Jennie lembut, berharap bahwa gadis itu akan segera bangun karena merasakan elusannya.
Tak lama kemudian, mata Jennie mulai berkedip menyesuaikan cahaya, Haruto yang menyadari itu langsung bangkit dan hendak memanggil dokter.
"Haru" lirihnya
Tak jadi, Haruto langsung mendekati Jennie,"Iya sayang? Ada yang sakit,hm?"
Jennie menggeleng lemah,"Anak itu, gapapa kan?"
"Iya dia gapapa, sekarang jangan mikirin orang lain dulu ya? Aku panggil dokter sama papa, mama dulu" kata Haruto yang di jawab anggukan pelan Jennie.
"Kondisinya sudah lebih baik, namun belum pulih sepenuhnya, dia masih harus dirawat inap"
Ayah mengangguk paham,"Baik dok, terimakasih"
Ayah berjalan ke samping Jennie, mengelus surai anak gadisnya yang tersenyum tipis,"Anak ayah hebat" katanya.
"Ayah nangis?" tanyanya
"Enggak, ayah ga nangis" jawab ayah menggeleng cepat.
"Jennie ga suka liat ayah sama ibu nangis, jangan nangis lagi. Jennie gapapa kok"
Ayah mengangguk,"Iya, enggak nangis"
Jennie tersenyum,"Ayah, peluk" rengeknya
Sang Ayah tersenyum, dengan perlahan, ia membawa Jennie kedalam pelukannya,"Cepat sembuh, anak ayah"
"Ih Haruto nangis?"
"Enggak, kata siapa?" elaknya
"Bo'ong, matanya bengkak ih lucu,kaya di gigit lebah" ledeknya lagi.
Haruto megendus,"Kamu ini, mentang mentang lagi sakit"
Jennie terkekeh, dalam hati ia merasa bersyukur karena diberikan orang tua yang baik dan di pertemukan kepada orang yang tepat pula.
"Jennie sayang Haruto, yanggggg banyakk"
"Haruto juga sayang Jennie"
"Banyak ga?"
"Banyakkkkkkkkk banget"
End.
That New Girl,
Selesai,
Eli,
8 september 2020.Cerita baru akan aku up, sore ini yaaa
Terimakasih atas semua vote dan dukungannya. Dan terimakasih karna sudah menyukai cerita iniiii.
Ketemu lagiiii.
KAMU SEDANG MEMBACA
That New Girl ✔
FanfictionIni cerita soal Jennie, si murid baru yang ternyata kesayangan bad boy sekolah. Short story