Sudah 3 bulan lamanya aku bekerja sebagai ketua divisi di kantor ini. Memang sedikit susah dan ketar-ketir ketika harus memperbaiki semua berkas yang berantakan saat aku masuk disini. Untungnya semua karyawan disini mau membantuku dengan cepat dan tanggap.
"Lee Sea makan yuk" panggil seseorang dari pintu ruangan siapa lagi kalau bukan Lee Jaeah. Aku dan Jaeah sekarang berteman dekat karena kita seumuran dan cepat akrab.
Aku mengangguk mengiyakan ajakannya, "Ryujin tolong kasih tau anak-anak yang lain supaya istirahat dulu untuk makan siang ya, saya makan duluan" ujarku pada Ryujin "Baik kak" jawabnya.
Aku menghampiri Jaeah yang sedari tadi menunggu, "Gimana? udah ada perubahan?" tanyanya.
"Sudah Jae, sekarang promosi jauh lebih baik juga susah si kemarin kemarin tiba tiba yang dulu diajak kerjasama pada nolak tapi pas di tawarin uang yang cukup besar mereka langsung mau" jelasku.
"Biasalah, toh ini juga perusahaan gede makanya kalau untungnya kecil mereka gamau ambil" katanya. "Iya bener banget" jawabku.
Berbeda dari kantor sebelumnya, kantor ini sudah menyediakan kantin untuk para karyawan bahkan disini semua karyawan dapat kartu untuk mengambil jatah makanan mereka jadi tinggal 'pip' kita bisa makan. Disinilah aku sekarang bersama Jaeah memakan Mie ayam yang sering kita pesan dan tak bosen bosen memakan ini ketika jam makan siang.
Ketika aku makan aku melihat seseorang, memakai jas hitam tentu saja memakai dasi dengan sangat rapi. Tak lupa di pinggirnya terdapat dua orang lelaki seram. Aku terus melihat orang itu sampai masuk ke dalam lift.
"Sea liatin siapa?" tanya Jaeah, "Hwang Hyunjin?" tanyanya. Aku menoleh kearahnya, "Hwang Hyunjin? Siapa itu?" tanyaku.
"Ah dia anak dari pak Wonhyuk, dia yang menjabat jadi pemilik perusahaan sekarang dia jarang datang ke kantor makanya semua urusan kantor yang pegang pak Jisung. Katanya pak Jisung dia kerjanya sering di rumahnya karena katanya di kantor terlalu banyak orang" jelasnya.
Aku mengangguk paham, "foto keluarha yang kamu lihat sebelumnya di lantai ruangan pak Jisung berada itu foto keluarga pak Hyunjin" jelasnya lagi.
"Oh begitu, kalau foto angsa? kayanya di semua cabang selalu ada angsa" tanyaku.
"Soal foto angsa dan angsa aku juga gatau tapi aku juga penasaran tentang itu karena di setiap ruangan ada foto angsanya jadi aku gatau pasti kenapa" ujarnya.
Setelah jam makan siang selesai aku kembali ke ruanganku dengan penasaran yang masih melekat di otakku tentang foto angsa yang ada dimana mana.
"Kak Sea mah minta berkas yang harus di kasihin ke pak Jisung udah di minta" ujar Ryujin.
"Oh sebentar" aku mengambil beberapa berkas yang harus di tanda tangani oleh pak Jisung dan segera memberikan ke Ryujin "ini Ryujin berkas ini di tanda tangani sebelumnya mint.."
"Ahh sebentar kak" ujar Ryujin. Aku mempersilahkannya untuk mengangkat telfonnya yang mungkin itu pentinh baginya. "Kak maaf sebelumnya boleh saya izin pulang duluan?" tanya nya.
"Loh ada apa Ryujin?" tanyaku.
"Ibu saya masuk rumah sakit barusan" ujarnya.
"Ohh, baiklah kamu pulang saja berkas ini saya yang sampaikan ke pak Jisung kamu boleh pulang sekarang" titahku.
"Terimkasih kak" katanya seraya membukgkuk.
Aku membereskan berkas lalu bergegas menuju ruangan pak Jisung.
Tok... tok... tok..
Ceklek..
"Permisi pak saya mau kasih berkas yang bapak minta tadi" ujarku ketika pintu di buka dari dalam.
"Oh iya silahkan masuk dulu" titahnya. Akupun tanpa basa basi masuk ke ruangan itu dan duduk di sofa.
"Gimana selama 3 bulan ini apa ada kendala?" tanyanya.
"Sejauh ini gaada pak, mungkin ada sedikit cekcok dengan perusahaan yang mau kerjasama pak" jawabku.
"Oke biar saya baca dulu ya dan kamu ambil lagi berkasnya" ujarnya. Selagi ia membaca aku melihat sekeliling dan tetap duduk di tempat dengan keadaan yang bingung mau apa.
Ceklek...
"Han Jisung" panggil seorang lelaki yang baru saja masuk tanpa mengetuk pintu.
"Yaampun bikin kaget, ada apa?" tanya pak Jisung ke oada pria itu.
"Anak tim marketing mana yang ngajak kerjasama bareng Irinx?" tanya pria itu.
Pak Jisung langsung langsung menoleh kearahku dan menoleh lagi ke pria itu, "ada apa memangnya?" tanya pak Jisung lagi.
"Kan aku sudah bilang jangan ajak kerjasama lagi sama mereka, mereka itu cuma mau ambil alih perusahaan ini" ujarnya.
"maaf pak" ujarku angkat bicara, "saya ketua divisi marketing saat ini, maaf kalau kami salah mengajak kerjasama dengan perusahaan Irinx karena karyawan saya mengusulkan itu dan saya mengiyakannya" jelasku.
"Oh ini ketua baru itu? ikut keruangan saya sekarang" titahnya.
"Hyunjin jangan kasar dia perempuan lagian dia juga gatau" ujar pak Jisung.
Tak lama setelah pak Jisung bilang seperti itu pria yang konon bernama Hyunjin itu sudah menghilang dari ruangan ini. "Ya sudah kamu temui dia dulu, padahal saya juga setuju kerjasama sama mereka makanya saya tanda tangani" titahnya.
"Baik pak" aku membungkukkan badan lalu pergi dari ruangan itu.
"Lee Sea ada apa?" tanya Jaeah yang tiba tiba muncul di depan ruangan, "aku di suruh ke ruangan pak Hyunjin dimana Jae?" tanyaku.
"Ah itu" katanya sambil menunjuk ruangan yang tepat berada di sebelah ruangan pak Jisung.
"Makasih Jae" ujarku. Aku langsung berjalan menuju ruangan itu ada 2 penjaga disitu yang langsung membukakan pintu untukku.
"Permisi" ujarku seraya masuk kedalam ruangan itu.
"Duduk" titahnya dengan wajah yang penuh emosi. Akupun langsung mengikuti perintahnya dan duduk tepat di depannya.
"Kenapa kamu berinisiatif mengiyakan karyawan kamu untuk mengajak kerjasama dengan Irinx?" tanyanya.
Aku memegang tanganku yang kini sudah mulai bergetae karena di ruangan ini hanya ada aku dan juga lelaki pemilik perusahaan ini. "Umm jadi begini pak saya mengiyakan karyawan saya karena jika Irinx kerjasama maka promosi akan terus berjalan dengan lancar. Begitupula dengan iklan iklan yang mereka pasang di televisi sangat berkuakitas, semenjak perusahaan kita bekerja sama dengan mereka dari marketing sangat terbantu pak" jelasku.
Ia mengangguk, "baik kalau seperti itu" katanya. Ia berdiri dari kursinya lalu jalan mendekat. "Saya akan terus awasi kamu" ujarnya, kini aku dan pria itu sangat amat dekat. Bahkan hembusan nafas dia terasa di pipiku, aku menelan ludah karena aku kini mulai sangat gugup. Belum pernah sedikitpun aku sedekat ini dengan pria lain selain papa atau kak Minho.
"B-baik pak" jawabku. Ia menjauhkan kepalanya dari telingaku, aku langsung menunduk malu karena mungkin sekarang pipiku merah. "Kamu boleh keluar" titahnya.
Aku langsung bergegas berdiri, "Terimakasih pak" ujarku sambil membungkuk. Aku cepat cepat keluar dari duangan itu dan berlari menuju ruangan tempatku bekerja tanpa memedulikan berkas yang masih ada di ruangan pak Jisung.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
비밀 (Secret Secret) - Hwang Hyunjin
RomanceMenjadi seorang laki laki yang memiliki penyakit tidaklah mudah. "Biarkan angin berhembus dan membawa ragaku pergi dari dunia ini" Start: 18 September 2021 (On Going) End: -