"Kenapa Fiat harus terlahir dari rahim seorang pria? Tidak bisakah Fiat memiliki kehidupan normal seperti orang lain?" -Fiat
"Fiat tak pernah meminta untuk dilahirkan dari rahim siapa. Dia hadir karena kesalahan kita. Kita yang membawanya" -Krist
°°...
"Papa, Fiat kenyang" Ucap fiat mendorong pelan mangkuk serealnya.
Krist terdiam, lalu melirik ke dalam mangkuk tersebut yang masih menyisakan susu dan sedikit sereal bintang.
"Habiskan, fiat. Setelah ini kita berangkat" Titah Singto.
"Mai auuu, perut Fiat sudah gendut, ayah" Balas Fiat menunjukan perutnya. Tapi singto tetap memaksa. Setidaknya Fiat menghabiskan sereal, tidak perlu susunya.
Krist hanya memperhatikan ayah dan anak itu yang hampir setiap hari selalu mempermasalahkan tentang sarapan. Akhirnya Krist turun tangan.
"Sudah, tidak apa apa. Nanti papa yang habiskan naa" Ucap Krist mengelus kepala fiat.
Fiat mengangguk, lalu bergegas pergi ke kamar untuk mengambil ranselnya.
Singto hanya menggeleng melihat Krist menghabiskan sereal milik fiat. Untuk Krist, dia akan melakukan apa saja untuk putra tercintanya. Meski Singto tau, Krist tak begitu menyukai susu vanilla.
°°°°
Mobil HRV berwarna hitam itu berhenti tepat di depan sekolah dasar elite. Fiat membenahi tas nya sebelum turun dari mobil.
"Fiat, tidak lupa bekalnya kan?" Tanya Krist.
"Tidak, paa"
"Botol minum?"
"Sudah!" Jawab fiat lagi.
"Good boy. Ya sudah, Fiat belajar yang rajin yaa. Ingat pesan papa, jangan nakal sama teman. Ok mai?"
"Eum!" Fiat mengangguk sebelum akhirnya benar benar turun dari mobil.
Krist membuka kaca, mereka berdua melambaikan tangan pada Fiat yang sudah berdiri di depan pagar.
"Hari ini kit ada jadwal menangani apa?" Tanya singto ditengah tengah menyetir.
"Eum.. Anjing, kucing, dan.." Krist membuka lagi jadwalnya, "oh tuhan, kit akan menangani ular juga" Jawab Krist.
Singto terkekeh. Dia benar benar gemas saat membayangkan krist selalu bersama hewan ditengah pekerjaannya. Yah, alasan mengapa Krist menjadi dokter hewan adalah karena singto dan fiat. Jika Krist memilih menjadi dokter spesialis jantung seperti papi nya, maka waktunya untuk mengurus keluarga akan lebih sedikit.
Mobil Singto berhenti tepat di depan klinik hewan. Krist langsung melepas seatbelt lalu merapikan tasnya sebelum turun.
"Stay safe, please" Bisik singto pelan di telinga Krist. Krist tersenyum, lalu menoleh ke arah singto untuk menatap wajah itu sebentar.
"Phi juga, naa"
Singto mengangguk. Dia langsung menarik nametag Krist lalu mendaratkan ciuman tepat pada bibir milik pria cantik tersebut. Bibir mereka bersentuhan, saling melumat sedikit sebagai tanda perpisahan pagi ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.