°°°°°
Bangkok, 22.18.
Acara pun selesai. Waktu menunjukan pukul sepuluh malam. Gun memutuskan untuk menginap di condo off karena condo nya lumayan jauh dari sini. Sementara tay dan new pulang ke condo nya masing masing.
"Fiat, Fiat mengantuk, ya?" Tanya krist pada Fiat yang kini sudah terpejam di gendongannya.
Fiat berkedip kedip, "tidak, papa" Jawabnya pelan.
Fiat selalu tidur tidak lebih dari pukul 9 malam. Jadi merupakan kesempatan bagi Fiat bisa tidur lebih larut malam ini.
"Phi, mami menyuruh kita untuk pulang ke rumahnya malam ini" Ucap krist pada singto disebelahnya.
"Oh ya? Kenapa?"
"Katanya mami kangen Fiat. Sudah lah, phi, tidak apa apa. Lagipun rumah mami lebih dekat dari sini" Ucap krist lagi.
Singto mengangguk. Mereka akan pulang ke rumah orang tua krist malam ini. Setelah Singto lulus kuliah dan mulai bisa menghasilkan uang sendiri, mereka memutuskan untuk pisah rumah dengan Dim dan Valen. Singto dan krist bukanlah anak remaja seperti dulu lagi. Mereka sadar, menjadi pasangan yang telah beranjak dewasa juga harus memiliki privasi sendiri atas rumah tangganya. Ia tak ingin terus melibatkan orang tua di segala situasi yang terjadi.
°°°°°
Mobil Singto masuk ke dalam halaman rumah besar milik seorang dokter yang tak lain adalah papi krist. Sudah sekitar satu bulan mereka tak mengunjungi papi dan mami karena sibuk bekerja dan mengurus Fiat yang tengah ujian akhir semester. Sebentar lagi Fiat akan menginjak kelas 4 SD. Tak terasa, Fiat tumbuh begitu cepat.
Fiat yang awalnya mengantuk, langsung membuka matanya saat tau bahwa mereka akan pulang ke rumah pepo dan memo-panggilan Fiat untuk orang tua krist.
"Papii, mami, kit tiba" Panggilnya. Krist benar benar masih seperti dulu. Ia tak akan pernah melupakan memorinya saat berada di rumah ini.
"Eehh, anak mami sudah sampai" Balas valen menuruni anak tangga.
Fiat langsung berlari ke arah valen. Valen menangkap tubuh mungil itu sambil mengusap punggung Fiat pelan.
"Pepo dimana?" Tanya Fiat.
"Ada di kamar. Fiat mau ketemu pepo?"
"Eum!"
"Oke! Ayo kita naik!" Ajak valen.
Karena krist harus memiliki Fiat di usia remaja, mau tidak mau valen juga harus menjadi nenek di usia yang belum begitu tua. Tapi tak apa. Ia bisa menerima Fiat dengan baik. Bagaimanapun, Fiat lahir dari rahim putranya.
Krist menghela nafas. Ia duduk di sofa ruang tamu, diikuti Singto berikutnya.
"Kit lelah?" Tanya Singto.
"Sedikit"
"Ayo kita ke kamar"
"Hm? Untuk apa?"
"Istirahat"
Krist terdiam sejenak. Benarkah hanya istirahat? Batin Krist. Namun akhirnya ia mengangguk menuruti Singto.
'Click-!' pintu kamar terbuka, memperlihatkan sebuah ruangan cukup besar yang merupakan kamar lama milik krist. Ruangan ini tampak masih sama. Tak ada yang berbeda bahkan tata barangnya pun dibiarkan masih seperti dulu. Krist selalu mengingat memorinya yang tersimpan pada bilik yang menjadi privasi nya sejak dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKES | (SK)
Fiksi Penggemar"Kenapa Fiat harus terlahir dari rahim seorang pria? Tidak bisakah Fiat memiliki kehidupan normal seperti orang lain?" -Fiat "Fiat tak pernah meminta untuk dilahirkan dari rahim siapa. Dia hadir karena kesalahan kita. Kita yang membawanya" -Krist °°...