03. malam lamaran

436 59 8
                                        

°°°°°

Singto merebahkan dirinya diatas kasur. Tak berapa lama, Krist menyusul. Ia mendudukan diri disebelah singto yang kini masih terdiam.

Sejak kejadian tadi siang, Singto menjadi sedikit berubah. Ia tak banyak bicara dan memilih untuk membaca buku di perpustakaan pribadinya. Sebagai teman hidup singto sejak dulu, Krist paham bahwasanya Singto sedang tidak baik baik saja hari ini. Krist khawatir, Singto tak biasa begini.

"Phii.." Panggil Krist lembut.

Singto menoleh saat suara itu memanggil namanya.

"Ada apa, phi? Apa yang mengganggu pikiran phi sejak tadi eum?" Tanya Krist mengusap rambut Singto.

Singto menggeleng, "tidak, kit. Hanya sedikit pusing" Jawab Singto berusaha tersenyum kecil.

"No no, kit tau phi sedang memikirkan sesuatu. Ayolah, bukankah sejak dulu kita sudah sepakat untuk tak menyembunyikan apapun satu sama lain?" Tanya Krist lagi.

Singto menarik napas, ia tak bermaksud untuk menyembunyikan nya dari Krist. Tapi..

"Phi.." Panggil Krist sekali lagi, seakan terus memaksanya untuk bicara.

Singto menghadapkan tubuhnya ke arah Krist, memfokuskan pandangannya menatap wajah itu lamat lamat.

"Kit, phi takut" Ujarnya.

"Tentang apa?"

"Phi takut jika apa yang selama ini phi khawatirkan akan benar benar terjadi. Sejak Fiat bayi, phi selalu bertanya tanya pada diri sendiri. Apakah suatu saat nanti fiat akan mempertanyakan hubungan kita? Fiat tak selamanya menjadi pria kecil, kelak Fiat akan tumbuh menjadi lebih dewasa dan menyadari bahwa orientasi seksual kita berbeda dengan orang tua lain"

"Tak peduli sekeras apapun kita berusaha menjadi orang tua, phi takut Fiat akan mengungkitnya. Phi tak bisa membayangkan, kit. Phi tidak takut pada apapun, tapi untuk satu hal ini, phi benar benar khawatir" Ujar singto. Mata Singto berkaca kaca, tatapannya terlihat penuh kekhawatiran yang mendalam. Krist bisa merasakan itu.

Krist menarik leher Singto lebih dekat, membiarkan tubuh itu bersandar diatas kepalanya. Krist mengusap lembut telinga Singto, hal itu benar benar membuat hati Singto sedikit lebih nyaman.

"Phi, kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi selama kita melewati nya bersama, kit tidak takut apapun. Tugas kita menjadi orang tua untuk Fiat, selalu, selamanya"

"Kit percaya Fiat akan tumbuh menjadi laki laki tangguh. Bukankah kita telah mendidiknya dengan baik?" Tanya Krist berusaha menghibur Singto. "Jangan takut phi, semua yang phi khawatirkan tidak akan pernah terjadi, please believe me" Ucap Krist mengeratkan pelukannya pada Singto.

Singto tersenyum, hatinya benar benar nyaman saat Krist berada disampingnya. Krist bersandar pada bahu singto, memejamkan matanya untuk beberapa saat sebelum pergi ke alam mimpi.

°°°°°

2phinong restaurant,
Bangkok, 20.23 pm.

Malam ini, tepat di restoran milik singto dan newwie, off akan menyatakan cinta yang sebenarnya kepada gun, orang yang selama 8 tahun ini sudah menjadi kekasihnya.

Sejak tadi off gelisah, berkali kali ia meniup telapak tangannya yang mulai dingin. Off sudah rapi, singto mendekor rooftop restorannya sebagai tempat paling romantis untuk sahabat tercintanya itu.

"New, kapan gun akan datang, sih? Aku sudah ingin buang air" Tanya off gusar.

Newwie yang tengah memakan pudding sontak membulatkan matanya, "shiaa, off. Dia baru 15 menit lalu mengatakan sedang dalam perjalanan. Kau pikir Bangkok tidak macet?" Balas new.

MISTAKES | (SK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang