Semua murid duduk di bangku mereka masing-masing memerhatikan dan mendengarkan guru yang berdiri di depan papan tulis.
"Selamat pagi semua!"
"Pagi pak!" mereka menjawab secara serentak
"Perkenalkan nama bapak adalah Reyhan bisa panggil Pak Rey, saya mengajarkan fisika dan saya juga wali kelas kalian" ujar Rey dengan nada datar.
Pak Rey meminta mereka juga untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing tapi ketika giliran Shawnette dia seperti ragu-ragu.
"Hai semua perkenalkan nama saya Shawnette Trixie, kalian bisa panggil saya Shawnette!"
Shawnette duduk dan dilanjutkan dengan Xylona, "hai kenalin, aku Xylona Zalika biasa dipanggil Xylona!" ucapnya.
Setelah semua siswa memperkenalkan diri mereka, mereka mulai mendengarkan semua perkataan pak Rey mulai dari aturan tata tertib sekolah dan juga aturan beberapa dari pak Rey, sebagian dari mereka ada yang mendengarnya dan sebagian lagi memilih sibuk sendiri.
Teng.....teng.....teng....
Terdengar suara bel berbunyi yang menandakan waktu istirahat.
"Baik sekian dulu terimakasih dan silahkan istirahat," ujar Pak Reyhan
Setelah Pak Reyhan keluar dari kelas, sebagian murid juga pergi beristirahat, ada yang ke kantin, dan ada yang memilih berada di kelas.
Aurora memilih pergi ke kantin dengan mengikuti beberapa orang yang berjalan karena dia tidak tahu letak kantin dimana, ketika waktu pengenalan lingkungan sekolah dia tidak hadir karena dia harus merawat Sean yang sedang demam di rumah sakit.
Suasana kantin yang ramai dan sedikit berisik, Aurora mengantri dengan yang lain, Aurora memesan bakso dan ketika pesanannya sudah siap, dia mencari meja tapi semua sudah terisi penuh dan dia melihat ada meja yang kosong di sudut kantin tapi dia tidak ingin duduk di sana.
"Aurora ingat novel yang kau baca jika disebuah kantin ada meja kosong pasti sih cewek lebih milih duduk di sana dan sih cowok and the gang akan marah dan membuat hidupnya tidak tenang! Jadi lebih baik tidak usah duduk di sana agar hidup mu tenang," Ujar Aurora dalam hatinya
Aurora menemukan meja yang diduduki satu oran yang duduk di sana dengan menggunakan kacamata bulatnya dan rambut di kepang,
Aurora meminta izin, "permisi apa aku boleh duduk disini?" tanyanya
Gadis itu mengangkat kepalanya dan memandang Aurora, "boleh...." ucapnya.
"Kenalin aku Aurora, dan kamu?" ucap Aurora basa basi
"Aku Raline!" jawabnya singkat
Aurora memakan bakso dengan lahap dan mengobrol dengan Raline, Kantin yang ribut tapi bertambah ribut lagi dengan teriakan histeris para kaum hawa yang disebabkan oleh kedatangan 4 orang pria tapi ada satu pria yang menutupi setengah wajahnya dengan topeng.
"Mereka itu siapa? sampai orang bisa teriak histeris seperti tidak pernah lihat orang ganteng saja!" celetuk Aurora melihat pemandangan di kantin.
"Kamu gak tahu ya siapa mereka?" tanya Raline
"Enggak! memang mereka itu penting?" tanyanya sarkas.
"Aurora masa kau tidak mengetahui mereka? kakak kelas sudah pernah menceritakan tentang mereka ketika pengenalan lingkungan sekolah"
"Aku tidak hadir waktu pengenalan lingkungan sekolah" ucapnya santai
"Ok aku akan jelaskan siapa mereka! Mereka itu adalah Vanostra Evil, itu adalah nama geng mereka dan circle pertemanan mereka itu bukan orang biasa!"
"Aku tahu itu dan meja kosong itu sudah di isi oleh mereka dan untung saja aku tidak duduk di sana"
"Kenapa kau tahu jika meja kosong itu ada pemiliknya?"
"Kebanyakan cerita novel yang sering ku baca jalan ceritanya seperti itu!" ucapnya gamblang.
"Berterimakasih kepada novel itu Aurora! jika kau sudah duduk di sana aku rasa hidupmu tidak akan pernah tenang selama mereka masih berada disini!"
"Oh ya.... kau belum mengenalkan pada ku siapa saja anggota mereka!"
"Apa kau melihat yang sedang bermain ponsel itu?" tanya Raline dengan jarinya mengarah seorang pria yang sedang bermain ponsel
"Ya aku melihatnya"
"Itu Vino Edwin Evans, dia adalah anak dari seorang pianis terkenal Auristella, apa kau mengenalnya?" ujar Raline.
"What dia anak dari Auristella? kau tahu dia itu adalah pianis favorit ku aku sering mendengarkan resital pianonya!" balas Aurora bersemangat.
"Kau bisa lihat yang duduk di samping kak Vino?"
"Ya"
"Dia adalah Zayn Xander Roderick yang paling ramah diantara Vanostra Evil."
"Mungkin itu cuma formalitas saja," ucap Aurora secara acuh
"Aku tidak tahu tapi itu yang diceritakan kakak kelas."
"Dan yang duduk di depan Zayn itu adalah Felix Harry Jaxton yang paling cuek, intinya kau tidak boleh terlibat dengan mereka," peringat Raline.
"Raline kau melupakan satu lagi kau belum menceritakan sih pengguna topeng itu," ujar Aurora yang begitu penasaran dengan pria bertopeng.
"Aurora siapa yang tertarik dengannya jika dia buruk rupa," balas Raline spontan.
"Buruk rupa? aku melihat wajahnya itu begitu tampan dan kau bilang dia buruk rupa," ujar Aurora mengernyitkan dahinya.
"Aurora dia emang tampan tapi itu dulu, kau cuma melihat sebagian wajahnya dan aku akui wajahnya itu walaupun sebagian tampan, tapi kau belum melihat sebagian wajahnya lagi, Aurora."
"Apa itu benar?" tanya Aurora mengintimidasi.
"Ya, itu benar. Aku dengar katanya wajannya disiram air keras."
"Siapa yang melakukan hal kejam seperti itu?"
"Aku tidak tahu orang yang menyiram air keras itu, menurut desas-desus dia iri dengan kak Galaksi karena dia ditolak oleh gadis yang disukai."
"Jadi hubungannya apa?" tanya Aurora.
"Gadis itu suka sama kak Galaksi!" ucap Raline.
"Oooo jadi namanya Galaksi? jika dia buruk rupa kenapa dia tidak dijauhi atau dibully sama orang lain?"
"Aurora walaupun rupanya seperti itu tidak ada yang berani mencari masalah dengan dirinya, siapa yang mencari masalah maka seluruh keluarganya akan dihancurkan oleh dia!"
"Apa keluarganya orang kaya?"
"Bukan kaya saja tapi mereka cukup berpengaruh di negeri ini, dan asal kau tahu dia berasal dari keluarga Phoenix"
Aurora ternganga mendengar itu untung saja bakso tidak keluar dari mulutnya itu.
"Aurora tutup mulutmu itu dan biasa saja mendengarnya!"
"Bagaimana bisa aku tidak terkejut mendengar itu? tunggu apa tiga orang yang tadi kau sebut juga berasal dari kalangan atas?"
"Iya!"
"Aku sangat berterimakasih dengan informasi yang kau berikan dan aku harap kita tidak pernah berurusan dengan mereka!"
"Jika kau ingin menemui ku cari saja aku di kelas 10 MIPA 3 dan ini nomorku!"
Raline menyodorkan kertas yang berisikan nomornya, Aurora menerima itu dengan senang hati.
Teng....teng....
Terdengar suara bel yang mengharuskan siswa kembali ke kelasnya, Aurora berjalan masuk ke kelasnya tanpa dia sadari dia bertatapan dengan anak Vanostra Evil tapi dia terus berjalan saja.
Tanpa Aurora sadari semilir angin menerbangkan rambutnya mengenai wajah seorang pria.
"She's mine" ucapnya memandang punggung Aurora.
Bagaimana guys cerita ini?terus dukung author agar rajin update
Berikan komentar kalian karena itu wajib ingat itu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fille Forte
Teen FictionBlurb: Aurora Diandra Charity adalah seorang gadis yang memiliki sejuta mimpi yang ingin diraih oleh dirinya tapi takdir berkata lain dia dipermainkan oleh kehidupan dan harus menyimpan sejuta luka baik secara fisik maupun batin. Galaksi Oliver Pho...