Theater

940 129 2
                                    

Jangan lupa vote ya...
Kalau ada salah kepenulisan atau typo bisa dicomment, nanti aku perbaiki lagi. Author sangat menerima kritik dan saran. Terimakasih...

***

Sepulang sekolah aku disibukkan dengan kegiatan theater yang kuikuti, 2 minggu lagi ada festival ulang tahun sekolahku dan club theater ikut serta meramaikan acara, jadwal hari ini adalah pembagian peran, aku yang ingin ikut serta dalam acara pun mengikuti casting. Hari ini juga hari pertama anggota theater kelas 10 mengikuti latihan setelah seminggu menjalani masa orientasi.

Aku yang baru sampai di auditorium terkejut ternyata sudah ada yang lebih dulu sampai dari aku, gadis berambut pendek itu hanya menatapku sekilas dan kembali melanjutkan memainkan handphonenya. Winter, gadis yang ku temui di kantin kemarin.

-

Naskah sudah di tanganku, aku mendapatkan peran kali ini setelah lolos casting, tentu aku senang, tapi aku tak menunjukkannya, aku lebih menghargai perasaan mereka yang tak kebagian peran.

Aku kebagian peran antagonis dengan Winter yang ternyata lolos casting dan menjadi lawan mainku, aku pikir wajahnya memang cocok untuk dijadikan nerd girl, iya nerd, dan aku perundungnya di drama ini. Kami berdua pun dipisahkan dari yang lain oleh pelatih dengan maksud agar kami bisa menciptakan kemistri dan juga melatih dialogku dan Winter. Kami akhirnya memilih pojok ruangan sesuai usulan Winter, biar fokus katanya.

"Hey! Ngak punya mata ya nabrak-nabrak!?" Aku mulai masuk dalam dialogku.

"A-aku minta maaf kak, aku buru-buru..." Wajahnya memelas dengan orbs yang menatapku takut, matanya entah mengapa menghipnotis mataku, mulutku kaku, lidahku keluh. Selanjutnya apa dialogku?

"Kak Karin? Hey! Kak?"

Aku mengerjapkan mata berkali-kali, aku terkejut wajahnya entah sedari kapan begitu dekat denganku, aku sampai memundurkan kepalaku begitu kencang hingga lupa di belakangku itu tembok, alhasil kepala bagian belakangku terbentur cukup keras, meringis aku menunduk sambil memegangi kepala sendiri. Winter yang terkejut sampai mengusap kasar kepala belakangku berharap sakitnya perlahan hilang. Sakitnya tak seberapa sebenarnya, malunya itu loh!

Karin tolol lo anj-guk

"Mendingan?" Tanyanya dengan tatapan khawatir.

Aku mengangguk saja dan membalasnya dengan senyuman. Tangannya yang sedari tadi di kepalaku kini lepas, kembali mengambil naskah yang ia letakkan di sampingnya.

Kami diam beberapa saat sambil menghafal juga melafalkan dalam hati dialog masing-masing, cukup lama hingga aku mendengar tawa tertahan dari seseorang yang duduk di depanku, pundaknya bergetar karena tertawa dengan naskah yang menutupi wajahnya, aku menatapnya heran sampai dia menatapku sesaat dan kembali tertawa yang kini berubah jadi terbahak. Aku mulai connect dengan apa yang ia tertawakan, itu aku.

"Ih... Udah jangan diinget-inget!" Aku memukul badannya dengan naskah di tanganku, wajahku memerah menahan malu, naskah yang sedari tadi kugunakan memukul gadis di depanku kini berubah fungsi menutupi wajahku yang sedari tadi merah padam.

"Kakak lucu."


Tbc

Buat Drama Sendiri Yuk! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang