Kita bertemu lagi.

723 99 7
                                    

"Rin, gue tunggu di mobil ye?"

Karina mengangguk dan membiarkan Giselle duluan jalan ke mobil. Gadis jangkung itu masih betah menatap bayangannya di cermin. Kalau bukan paksaan Lia, Karina benar-benar tak ingin memakai setelan dress seperti sekarang ataupun heels yang memang jarang ia pakai. Tak nyaman saja menurutnya.

"Yakin mau nurutin Lia, Rin?"

Sembari menampakkan lengkungan bibirnya, Karina mengangguk menanggapi Giselle yang terlihat pasrah setelah mendengar jawabannya, "gak ada salahnya, siapa tau penting."

Entah dorongan dari mana Karina yang notabenenya malas keluar sekarang menuruti ajakan Lia dengan mudahnya, hati kecilnya mengatakan bahwa ia harus kesana. Tidak ada salahnya kan? Pikirnya.

Karina maupun Giselle mengintip lewat kaca mobil, pandangan mereka saling bersinggungan nampak raut keheranan dari keduanya.

"Bener ini tempatnya, Karin?"

Tak langsung menjawab, Karina mengecek maps digital di handphonenya, dan benar saja lokasinya memang ada di tempat mobil mereka berhenti.

Karina mengangguk menanggapi Giselle, netranya menyebar pandangan ke sekitar, nampak tak asing baginya. Mata karina terkatup mengingat-ingat memori di otaknya.

"Kalau gak salah ini cafe punya keluarga Ryujin pacar Lia, setahuku Winter sering kemari untuk sekedar nongkrong sama teman-temannya." Jelas Karina.

"Yakin?"

Karina hanya mengangguk menanggapi sahabatnya. Giselle berinisiatif turun dari mobil dan menyuruh gadis yang duduk di kursi penumpang tunggal untuk tetap di dalam mobil sampai ia kembali, ingin membantah tapi Giselle lebih dulu menutup pintu mobilnya. Mau tak mau Karina hanya duduk diam menuruti permintaan sahabat kecilnya itu.

Netra Karina menangkap keadaan cafe yang terlihat sepi dari luar dengan hanya pegawai yang lalu lalang dari meja kemeja sekedar membersihkannya, mau heran tapi Karina tetap positif thinking mungkin baru buka jadi belum ada pelanggan yang berkunjung. Beberapa menit berlalu Giselle datang dan langsung membukakan pintu untuk Karina, bisa dilihat juga Giselle tak sendirian, dia kembali dengan Lia di sampingnya.

Karina melempar tatapan bertanya pada gadis di samping Giselle, tau maksud tatapan teman sekelasnya itu Lia hanya tersenyum simpul.

"Lo masuk aja langsung ke rooftop cafe, gue sama Giselle nanti nyusul." Tukas Lia.

Karina mau protes tapi Giselle langsung menatapnya tajam seakan bilang 'lakuin aja!'

Biasanya Karina akan ngeyel bila diminta sesuatu yang menurutnya gak relevan dengannya, sekarang nurut-nurut saja apa yang diminta Lia maupun Giselle.

Dapat dilihatnya lampu-lampu temaram menggantung indah melilit tiang-tiang di sudut rooftop, sang rembulan yang kebiruan sinarnya pun nampak jelas oleh netra gadis yang sekarang berdiri di tepi rooftop, membiarkan angin malam menerbangkan rambut hitam legamnya dengan bebas. Karina mengintip kebawah, mencari keberadaan dua temannya yang entah dari kapan sudah tak ada di tempat. Rasa ingin menyusul kedua temannya, Karina pun berbalik hendak menuruni tangga.

Namun niatannya terhenti, tubuhnya beku di tempat karena ulah sosok yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakangnya. Sosok yang semingguan ini menghilang wujudnya dari pandangan Karina, sosok yang kemarin sempat ada di kehidupan Karina; kini berdiri tengah menatap lembut gadis yang lebih tua.

Gadis berambut sebahu itu perlahan mendekat pada Karina yang masih diam dengan lamunan tak berujungnya.

"Kak..."

Hembusan kencang raja kelana pun tak membuat suara lembutnya teredam, panggilan yang seminggu ini tak Karina dengar kini menusuk telinganya bahkan tembus hingga relung hatinya.

Buat Drama Sendiri Yuk! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang