Gadis itu melirik arloji di tangannya untuk kesekian kalinya. Perasaannya sudah tak karuan, kakinya juga sudah pegal karena sedari tadi berdiri.
"Duhh ... Devan jadi datang ga ya?"
Sesekali ia menengadah melihat langit siang hari itu yang sudah semakin gelap. Sudah berkali-kali ia menghubungi kekasihnya itu namun tak kunjung mendapat jawaban. Padahal handphone nya aktif.
Ia semakin cemas saat mendengar suara petir yang saling bersautan, tanda bahwa sebentar lagi akan turun hujan deras. Sekali lagi ia mencoba menelponnya, tapi tetap saja tak ada jawaban.
"Harusnya tadi gue nunggu di rumah aja kali ya?" gumamnya semakin kalut.
Tiba-tiba suara panggilan dari teleponnya membuat ia tersenyum, seseorang yang ia tunggu akhirnya mengabari.
"Dev, aku---"
"Aduh sayang, maaf yaa. Aku lupa harusnya kita ketemuan, aku ada acara lain hari ini. Sekarang aku lagi dijalan mau ke sana. Kamu masih di rumah 'kan, sayang? Kita tunda dulu ya ketemuannya, nanti aku kabarin kamu lagi."
Seketika senyumnya memudar. "Hah? Ohh, iyaa aku masih di rumah kok. Kamu hati-hati di jalan yaa, aku tunggu kabar dari kamu."
"Makasih ya sayang udah mau ngerti, aku tutup yaa. Talk to u later, baby."
Belum sempat ia menjawab, sang empu sudah terlebih dahulu mematikan teleponnya.
Ia menatap nanar layar handphone nya. Ini memang bukan yang pertama kali baginya, tapi tetap saja rasanya masih tetap sama ... menyakitkan.
Sekuat tenaga ia menahan tangisan nya, ia tak mau terlihat cengeng, walau sebenarnya tak ada siapapun di sana selain dia. Dan lagi, ia harus menelan bulat-bulat kekecewaan nya.
Namun, senyumnya kembali merekah saat ia tiba-tiba melihat permen kapas berbentuk seperti bola salju dihadapannya dan sebuah bisikan pelan ditelinganya.
"Do you wanna build a snowman?"
***
It's been a long time yaa(':
Hope u guys enjoy!!💜
-next? ASAP!-
KAMU SEDANG MEMBACA
Armada : A Way to Find Your Heart
Novela JuvenilDama mencintai Kyara, sedangkan Kyara mencintai Devan. Kadang, hidup selucu itu. Mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka hanya akan saling menyakiti satu sama lain. Entah salah Dama yang terlalu tulus, entah salah Kyara yang terlalu bodoh, at...