Bagian 25

41 6 0
                                    

Tidak, kemarin aku tidak menangis sampai semalaman. Mungkin cuman sekitar 1 jam lebih. Selebihnya aku cuman bisa diam.

Diam-diam memikirkan apa yang aku  tidak sadari. Diam-diam memikirkan Kak Calvin dan si perempuan yang ternyata adalah kakak kelas satu komunitas denganku di Ekskul KIR. Diam-diam memikirkan hubungan yang menurutku sudah cukup dekat.

Nyatanya semua jadi seperti ini. Mungkin aku yang terburu menyimpulkan sesuatu dan salah menerjemah semua afeksi yang lelaki itu berikan. Karena pada awalnya memang akukan yang menyukainya sendirian.

Hingga semua berlalu begitu saja dengan campur tangan semesta membuat ku dan lelaki Antares menjadi dekat. Ah, apa lagi-lagi cuman aku yang terlalu percaya diri menganggap hubungan kita dekat?.

Dulu sewaktu aku belum ada dalam radarnya, dalam pikirku aku akan menyukainya dalam diam. Toh, melihat dia tersenyum tertawa dari kejauhan sudah cukup menjadi pelipur hati. Tapi ternyata aku serakah. Setelah kita saling mengenal  dan berangsur dekat, aku malah terlalu berharap yang berdasar pada semua perlakuannya padaku.

Hari ini semakin aku melihat video itu aku semakin sadar. Jika dibandingkan antara aku dan Kak Nadin (pacar Kak Calvin) jelas sangat jauh perbedaannya udah kayak langit bumi. Kak Nadin itu cerdas, kecil mungil, cantik, putih, senyumnya manis, bulu matanya lentik, sapuan riasan tipis di wajahnya selalu terlihat anggun, aku saja kalau melihat dia waktu ekskul sering takjub sendiri. Kalo aku? Haha, sudah jelas bare minimum banget sih.

Genjrengan gitar tiba-tiba terdengar dalam rungu, membuyarkan lamunanku. Lirik Rumit milik Langit Sore dilantunkan yang membuatku kembali menahan air mata karena liriknya yang saat ini ingin kuteriakkan di depan wajah Kak Calvin.

Lelah dengan harapan kau tak                  mungkin kudapatkan
Tentang perasaan tak bisa dipaksakan
Aku ingin kamu tapi kau tak mau
Jangan-jangan paksa aku untuk membenci mu

Perasaan memang tak bisa dipaksakan. Oleh karena itu aku cuman bisa diam tanpa meminta penjelasan apapun. Selain karena aku tidak ada hak, aku cukup tau bahwa orang tidak bisa memilih untuk jatuh hati pada siapa. Begitupula pada Kak Calvin. Bisa saja dia memang dekat denganku tapi dia sukanya sama orang lain.

Ternyata, perasaanmu padaku
Biasa-biasa saja....

Cinta itu sederhana
Yang rumit itu kamu
Mencintaimu itu mudah
Yang sulit adalah
Membuatmu juga mencintaiku

Tunggu dulu. Kok aku rasa genjrengan gitarnya kerasa deket ya. Pun suaranya juga familiar dalam pendengaranku.

Suara Haris dan Aji. Mereka di depan kamarku. Lantas aku membuka pintu untuk memastikan.

Benar saja ada Aji yang sedang memegang gitarnya, di sampingnya Haris berdiri menjulang sebagai vokalis utama dalam menyanyikan lagu Rumit-Langit Sore tadi.

"Diem ga kalian" gertakku.

"Kirain belum bangun, udah cantik aja ternyata" kata Haris.

"Ngapain kalian berdua?. Gue lagi ga ada tenaga buat main di sabtu tenang ini" ucapku, kita berbicara di ambang pintu kamar.

Aji menjawab "orang gue ikut Ayis ngambil topinya yang ketinggalan di sini"

Haris tampak menatapku lekat "Eh lo nangis?" tanyanya menangkup wajahku lalu diputar kekanan kiri.

Aku melepaskan tangannya "Ngak Ayis" jawabku berbohong.

"Mata lo sembab tau" kata Aji. "Baru dua hari di umur 16tahun udah nangis aja, ada apa sih kawand?"

Hei, Calvin AntaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang