Malam ini, Anara dan Rian duduk berduaan di ruang tamu rumah Anara sembari sesekali bercanda tawa.
“hahah bukan gitu main nya” ucap Rian sembari menyentuh tangan Anara dengan lembut.
“iiih terus gimana, aku kan baru belajar”
“ini tekan yang ini nih”
“nahh tembak, cepat tembak”
ucap Rian dengan tangan masih menggenggam tangan Anara
“YEYYYYY MATIII, tuh jago kan aku main nya, dah mati tuh musuh nya” ucap Anara kegirangan.
“iya deh iya hebat”Rian mengajar kan Anara caranya bermain game di ponsel Rian, jangan ambigu ya readers xixixi.
“Rian, aku khawatir deh sama Aries”
Rian merubah posisi duduk nya menjadi saling menatap ke arah mata Anara yang kini sedang murung.
“Yaudah telfon aja”
“Aries ga bisa di hubungi”
“temen kamu ga ada yang bisa hubungi Aries sama sekali?”
“ga ada ri-” Anara menjeda omongan nya lalu membuka ponsel yang ada di saku nya “aku inget, tadi kata Laka si Bryan jengukin Aries ke rumah sakit, aku telfon aja kali ya”
Rian membeku dengan wajah yang sangat membingungkan, yaa wajar saja jika Rian tidak mengenal siapa Bryan, mereka kan beda sekolah."Halo"
"Ya ra, kenapa?" saut Bryan dari balik telfon
"Lo lagi dimana?"
"Tumben lo nanyain gue"
"Dih jangan gr lo, yang gue tau, lo jengukin Aries kan? Nahhh gue mau tau kondisi nya Aries, soalnya dia gabisa di hubungi, jadi lo gausah gr"
"Yaelah biasa aja kali, gausah ngoceh kayak mak mak gitu, Aries udah membaik kok, lo tenang aja"
"Syukur deh kalau gitu, oke thanks ya info nya, byee"Anara menutup telfon nya tanpa menunggu jawaban dari Bryan.
“dih monyet langsung di matiin lagi” umpat Bryan dari balik telfon.“udah lega?” tanya Rian dengan lembut
“udah, aku seneng banget dengar kalau Aries udah membaik”
“nah gitu dong senyum”Rian spontan hendak memeluk Anara sampai lupa kalau posisi nya sekarang ada di rumah Anara.
“eghmmm!!!” suara batuk yang sudah pasti berasal dari papa Anara.
“heheh, om ada disini juga” ucap Rian sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“jangan macam macam kamu sama anak saya ya... atau kamu saya tenggelamkan di dalam tanah” ucap papa Anara dengan berkacak pinggang"Buset serem amat, belum juga punya anak gue, dah mau di habisin aja masa hidup gue" batin Rian
Anara yang melihat kalau Rian sudah sangat ketakutan akhirnya memecahkan suasana yang horor itu.
“iiihh papa, jangan gitu dong, kasian Rian nya”
“hahah iya papa kan juga cuma bercanda” ucap papa Anara dengan tertawa kegelian.
“heheh yaudah kalau gitu saya pulang dulu ya om, permisi” Rian langsung berlari ke arah motor nya dan melaju dengan sangat kencang.
“iih tuh kan papa” Anara meninggalkan papa nya yang sekarang ini masih tertawa.Setelah beberapa hari, akhirnya Aries diperbolehkan untuk pulang kerumah.
Saat sampai dirumah, Aries langsung membuka ponselnya dan mengirim pesan pada Anara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANARA
Teen FictionAnara Vlias Graciana gadis cantik dengan mata yang indah ,kulit yang putih,sifat yang lucu,periang dan emosian. Hidup Anara berjalan dengan baik , penuh tawa,penuh emosi dan penuh kasih sayang dari orang di sekitar nya. Sampai suatu waktu seorang...