Chapter 3

94 23 5
                                    


Hello (ᗒᗩᗕ)





Taehyung merenung, memutuskan untuk pulang ke rumah dibandingkan pergi bersenang-senang dengan sahabat bantetnya. Ingin menenangkan pikiran dan hatinya yang begitu kacau. Lagipula ia tidak berselera berada di kerumunan orang-orang.


Dan Taehyung memutuskan untuk berdiam diri di dalam kamarnya, dengan tangan kanannya memegang bir dingin kalengan. Duduk di balkon seraya menatap bintang yang bersinar menghiasi malam.

Pikirannya menerawang jauh mengingat kejadian tadi siang. Tidak menyangka sosok yang sangat dibencinya kembali dihadapannya. Sudah lama sekali ia mencoba mengupas memori tentang pemuda kelinci itu. Butuh waktu yang sangat lama agar ia bisa menata lagi kehidupannya. Tapi dalam hitungan detik saja, si penghianat itu berhasil merubuhkan pertahanan yang ia bangun selama ini.

"Dasar sampah sialan! Masih punya muka ternyata."

Meneguk bir-nya kembali dengan kasar. Meremas bir kaleng yang berada di tangannya. Ia serasa kehilangan akal. Kenangan buruk itu terus saja menghantui pikirannya. Dalam benaknya, ia berharap pemuda Jeon itu segera lenyap dari muka bumi. Dan tak pernah menunjukkan eksistensi


"Kamu tahu. Rasanya aku ingin membunuh mu, Jeon."


Taehyung terus meracau, hatinya sakit. Sungguh sakit. Jungkook adalah kenangan pahit dalam hidupnya



"Aku berjanji akan membuat mu membalas segalanya. Aku berjanji."



Ditemani malam yang dingin, Taehyung menghabiskan sepuluh bir kaleng di balkon kamarnya. Tidak memperdulikan tubuhnya diterpa angin malam. Bahkan kesadarannya sudah mulai memudar. Hingga ia limbung tak sadarkan diri akibat mabuk dan lelah atas pikirannya sendiri.

Untung saja dia adalah seorang Tuan Muda yang akan selalu mendapatkan perhatian dari para pelayan yang ada di rumah besarnya. Jadi dia tidak perlu menghabiskan dinginnya malam di atas lantai balkon kamar.








                          •••••









Jungkook menghela nafas panjang. Memandangi sebuah foto yang ada digenggaman tangannya. Sedikit ia mengulas senyum tipis.

Mengusapnya secara perlahan, Taehyung tidak pernah berubah. Dia selalu tampan dan akan semakin tampan. Membuat hati Jungkook berdebar tak karuan.

Jungkook masih mencintainya, rasa itu tak pernah lepas dari benaknya. Ia tak ingin kehilangan Taehyung lagi. Tapi dilain sisi, ia tak pantas untuk bersanding dengan Taehyung kembali.

Menyakitkan memang, tapi dia berusaha untuk mengubur perasaannya meski itu sangat sulit.

Sekali lagi, Jungkook menghembuskan nafas panjangnya. Memejamkan matanya, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

Wajah Taehyung masih terus saja terbayang di kepalanya. Menghantuinya dengan begitu kejam. Ia merasa bersalah atas kehidupan Taehyung.

Bisa dikatakan ia begitu egois, rasa sayang yang membuatnya begitu menginginkan Taehyung kembali padanya. Sudah ribuan kali berusaha melupakan, tapi tak bisa. Hatinya tak bisa dibohongi. Mungkin ini adalah cara Tuhan menyiksa hidupnya.

"Jung, kau oke?"

Suara berat milik sahabatnya mampu membuyarkan lamunan sang pemuda kelinci. Menoleh sesaat, dan mendapati sahabatnya tengah berjalan kearahnya.

"Kau tahu. Ini masih hari pertama, tapi kau seperti orang yang kehilangan semangat hidup." Mingyu menggerutu. Menatap Jungkook dengan tatapan jengkel. Menghadap kearah sang sahabat, melipat kedua tangannya didepan dada. Matanya menuntut penjelasan.

"Sekarang ceritakan! Apa yang sebenarnya terjadi. Kau tiba-tiba saja mengajakku untuk pindah ke Seoul. Memalsukan identitas jika kita pindahan murid Busan. Hey, bung! Yang benar saja, jika kita ketahuan. Bisa-bisa mendekam di penjara, Bajingan."

Jungkook hanya terkekeh, menonyor kepala pemuda jangkung itu, karena terlalu melebih-lebihkan apa yang dia ucapkan.

"Gyu, jangan jatuh cinta padaku ya!"

Mingyu melotot menanggapi ucapan sang sahabat, "Dasar sinting, mana mau aku dengan dirimu. Kau kan sudah menjadi miliknya."

Tatapan Jungkook meredup, sudut bibirnya menyunggingkan senyum miris.

Mingyu terdiam, merasa bersalah atas ucapan lancangnya, "Oke maafkan aku. Aku tidak akan membahasnya lagi."

"Mau pergi minum?" Tawar Mingyu, mencoba menebus kesalahannya. Hingga ia tersenyum senang melihat Jungkook yang mengangguk tanda setuju. Tanpa pikir panjang, ia menarik lengan sang pemuda Jeon untuk mengikutinya.













TBC




Hello (o´・_・)っ

Seneng banget bisa balik nulis lagi.
Dan maaf banget untuk ff yang udah lama tidak dapat diselamatkan.

Mungkin Jia mau buat versi lain, dengan jalan cerita yang sedikit sama.

My Ex [ Rose ] || TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang