Hello(っ˘з(˘⌣˘ )
Mata Jimin sesekali melirik kearah sahabatnya yang tengah berbaring di ranjang ruang kesehatan. Ingin sekali melontarkan beribu pertanyaan, tapi dia hanya bisa diam membisu. Meskipun bibirnya sudah gatal untuk siap mengomel.
Tapi jika Taehyung sudah dalam mode diam, ia tak berani mengganggunya. Pernah sekali ia mencoba mencerca sahabatnya dengan beribu pertanyaan, tapi malah dirinya harus berakhir dengan muka yang babak belur.
"Jim," panggil Taehyung dengan mata yang masih terpejam. Enggan menoleh atau membuka matanya untuk memandang sang lawan bicara.
Sedangkan Jimin yang dipanggil hanya menggumam menanggapi panggilan sang sahabat. Melihat kearah Taehyung dengan antusias, berharap sang sahabat berniat untuk menceritakan apa yang terjadi. Karena rasa kepo dalam dirinya sudah meronta-ronta untuk mendengar berita yang heboh.
"Bisa belikan aku minum?"
Pertanyaan atau lebih tepatnya kata perintah dari Kim Taehyung membuat pemuda pendek itu menghembuskan nafasnya kasar. Merasa kecewa sekali ketika Taehyung tak mau membuka mulutnya untuk kejadian ini. Jimin mengucapkan kata 'Baiklah' dengan berat hati.
Melangkahkan gontai untuk membuka pintu ruang kesehatan. Saat dirinya baru saja membuka pintunya, ia dikejutkan dengan eksistensi lain.
"Kau?" Jimin menaikkan kedua alisnya. Tatapan menyelidik meminta penjelasan.
Sedangkan yang ditatap merasa tak perduli, mengisyaratkan sang pemuda pendek itu untuk tidak berisik dan segara menyingkir.
Jimin mendesis kesal, merutuk pada pemuda yang tidak tahu sopan santun itu yang seenak dengkulnya mendorong tubuhnya keluar dari ruang kesehatan.
"Haisshh" Jimin mendesis sebal, menatap tak percaya pintu yang sudah tertutup dan terkunci rapat dari dalam. Ingin sekali ia mengintip apa yang akan terjadi kedepannya. Namun ia urungkan mengingat wajah sang sahabat yang kurang baik. Jadi ia memutuskan untuk mengisi perutnya di kantin.
••
Suara langkah itu terdengar pelan, tapi itu tidak akan pernah terlewat pada pendengaran tajam milik seorang Kim Taehyung.
"Untuk apa kau kesini?" Ucap Taehyung dengan mata yang masih terpejam dengan posisi tubuh yang berbaring di ranjang ruang kesehatan. Meskipun ia tak membuka matanya, ia bisa tahu siapa yang lancang sekali masuk kesini. Karena tidak ada orang lain yang bisa mengganggunya kecuali Jimin dan orang itu.
Sedangkan sosok yang berdiri tak jauh dari Taehyung hanya tersenyum miring, berjalan mendekat dan mendudukkan tubuhnya pada sang pemuda hazel.
"Kau tahu. Aku merindukan mu." Sosok itu berujar pelan, tangannya terulur untuk meraih pipi Taehyung yang lebam. Tersenyum lembut ketika ia bisa menyentuh sosok pemuda yang sangat ia rindukan.
Taehyung mendecak mendengar penuturan pemuda yang ada di sampingnya. Matanya terbuka, menampilkan bola mata yang begitu indah, mengenyahkan tangan yang berada di pipinya. Kali ini tidak ada tindak kasar yang ia lakukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex [ Rose ] || Taekook
FanfictionSumpah mati Taehyung tak ingin melihat Jungkook dalam kehidupannya. Tapi takdir berkata lain, seolah olah ingin mempermainkan kehidupannya. Taekook Top!Tae Bot!Kook Boy x Boy 18+ maybe