Akhirnya aku melihatnya keluar dari perpustakaan itu menuju ke arahku. "Apa tidak ada lagi barang yang tertinggal?" ucapku bertanya, dia hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya saja.
Aku dan dia menuju ke mobilku yang terparkir di halaman perpustakaan, tidak lupa aku membukakan pintu untuknya selayaknya pasangan kekasih, setelah memastikan pintunya tertutup rapat aku menuju kearah pintu satu lagi dan duduk di kursi kemudi.
Aku hanya diam, tidak tau memulai percakapan dari mana dahulu. Bahkan untuk bertanya namanya saja lidahku sudah kelu. Hanya suara radio yang terdengar. Tidak ada yang memulai percakapan.
Perjalanan ke restoran favoritku tidak terlalu jauh, bukankah sudah aku katakan? Setelah perjalanan menuju ke Roulley Restaurant nama restoran langgananku, aku memarkirkan mobilku ke tempat khusus parkir di sana.
Aku keluar dari mobil dan tidak lupa mebuka pintu mobil satu lagi untuk dirinya. Aku memilih duduk di sudut, tidak jauh dari jendela restoran yang lebar hingga bisa melhat orang-orang yang ada di seberang jalan.
"Kamu ingin memesan apa?"tanyaku, "Terserah" ucapnya acuh. Aku memanggil pelayan yang bekerja disini untuk menerima pesanan kami, Aku hanya memesan dua brownies.
"Hai namaku Sunghoon Matthews". Pria itu menatapku sangat lekat, kelihatannya dia belum mengenal nama besar keluargaku.
"Jake Casserai, you can call me jake" tuturnya sambil memotong brownies yang aku pesan. Entah kenapa rasanya aku ingin mengenal pria manis ini.
Sekali lagi hanya keheningan yang menyelimuti, aku tidak terlalu tau untuk membuat topik pembicaraanku "kamu menyukai buku apa?" tanyaku hanya sekedar basa basi saja. "Aku bukan maniac pada satu penulis novel tertentu, buku-buku tentang psikologi yang aku suka, daripada novel romantis yang mengurai air mata I'm not romantic boy. I'm anti romantic". ucap Jake santai.
Apa-apaan dia itu? Anti romantic? Lihat saja aku akan membuat jatuh cinta kepadaku. Ya jujur saja aku menyukainya dalam pandangan pertama. Dia sangat manis untuk seorang pria, apalagi mata puppy yang tidak bisa membuatku menoleh kemanapun. Aku hanya selalu ingin menatapnya.
"kamu menyukai buku apa?" "Aku bukaan cowok kutu buku, meski aku kuliah di Fakulitas Ilmu Sosial dengan pilihan karier di bidang hukum. So, aku meminjam buku sehari sebelum ujian. Aku menyukai buku yang ada bersangkutan tentang hukum, maybe?" jawabku. Aku melihatnya hanya mendengus, apakah jawabanku salah?
"Lupakanlah, sepertinya kamu tidak memiliki selera yang bagus" ucapnya. What the hell? Aku tidak mempunyai selera yang bagus? Buktinya saja aku menyukainya karena manis, bukankah itu selera yang bagus?
Aku menghelahkan nafas, ya hanya merilekskan pikiranku yang hanya berpikir tentang Jake pria manis yang duduk didepanku. Sangat lucu kalau aku mengatakan menyukainya pada awal bertemu. Jake tipe pria yang sangat acuh kepada sekitatanya.
"Apakah kamu sudah selesai makannya? Mau aku antar pulang?" aku mengatakannya hanya ingin mengetahui di mana rumahnya, mungkin lain kali bisa mengajaknya pergi.
Dia hanya menganggukkan kepala. Kami keluar dari restoran itu dan menuju ke parkiran. Tidak lupa juga aku membukakan pintu untuk pria manis ini. Hanya keheningan yang ada di mobil, tidak ada satu kata yang keluar dari mulut pria manis ini. Mulutku sudah sangat gatal ingin berbicara, akhirnya aku yang memulai percakapan.
"Apa makanan favoritmu?" yaa hanya pertanyaan itu yang ada di pikiranku. "Aku tidak memiliki makanan favorit, aku bukan tipe-tipe pemilih makanan." jawabnya sambil menoleh kearahku, sekilas aku juga menoleh kearahnya. Aku melihat dia langsung memalingkan wajahnya, dan apa itu? Aku melihat segurat warna merah di pipiny yang membuat dia lebih manis.
Setelah selesai makan, aku bertanya alamat rumahnya untuk mengantarkan dia pulang. Aku langsung fokus kedepan dan menuju alamat yang dia bilang.
Kami telah sampai kerumahnya. "Terima kasih telah mengantarku pulang maaf jika aku merepotkanmu." ucap Jake dengan senyumannya, senyumannya sangat indah. "Aku tidak merasa merepotkanmu, justru aku berterima kasih telah menerima ajakanku." Aku melihatnya tersenyum lagi, astaga hatiku berdebar-debar.
Boleh aku meminta nomor ponselmu?" "Tentu saja, mungkin kita bisa menjadi teman akrab." Hanya sebatas teman ya? Aku tersenyum miris. Tapi bukan berarti aku menyerah, aku bakal merubah kata Teman menjadi Sepasang kekasih. Aku menyerahkan ponselku agar dia mengetikkan nomornya di sana.
"Sekali lagi terima kasih senang denganmu." berkenalan
Lagi-lagi dia hanya mengangguk dan tersenyum. Aku menuju ke mobilku, dan tidak lupa juga aku melambaikan tangan kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑺𝒕𝒐𝒓𝒚 - 𝑺𝒖𝒏𝒈𝒋𝒂𝒌𝒆
Random-Ini semua tentang aku, kamu, dan kisah kita; Warn¡ BL CONTENT Bahasa (semi) baku-