VI

118 10 0
                                    


Sudah hampir setahun aku berpacaran dengan Jake. Yaa hanya seperti sepasang kekasih pada umumnya. Saling bertukar pesan, dan keluar untuk makan malam bersama.

Hari ini tanggal 19 Januari 2012 aku bertanding hoki lagi. Aku hanya pergi sendirian karena Jake sedang ada kursus musik. Biasanya jika ada pertandingan Jake selalu menemaniku.

Aku bersiap untuk pergi ketempat pertandingan dan membawa keperluan untuk di sana. Aku melihat sudah lengkap semua yg ingin aku bawa. Akhirnya aku pergi ketempat pertandingan.

-

Pertandingan melawan Stray Kids, timku menelan kekalahan 3-6, plus pelipisku yg robek karena beradu dengan pemain lawan yg patriotis dan bertubuh kekar. Aku yg salah sih karena mengejek mereka, sehingga mereka berang. Sedihnya lagi, tidak ada satupun yg ngebelain aku. Bahkan teman-teman satu tim pun.

Sebelum pulang aku kerumah sakit untuk memeriksa yg aku alami, sepertinya aku tidak ingin bertemu dengan Jake dengan keadaan seperti ini. Aku takut ia khawatir dengan diriku.

Setelah dari rumah sakit aku menuju pulang ke rumah.

-

Aku telah sampai dirumah, segera ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian. Aku turun ke ruang makan untuk makan malam bersama keluarga ku. Aku jarang berkumpul seperti ini karena mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Aku mencoba terbiasa tanpa kehadiran mereka.

Aku duduk di meja makan dan sudah ada orang disana Yeonjun Matthews, pemilik perusahaan pangan terbesar di Frolide dan ia ayahku. Ayah selalu dengan gayanya yg khas, setiap bertemu saat makan malam hanya menanyakan "apa kabar? " dan "ada yg bisa dibantu? " Tidak lebih. Hanya Jake yg mampu membuat emosiku terkendali.

Bahkan setelah aku duduk dia hanya sibuk oleh buku yg ditangannya. Dia tidak melihat keadaan diriku yg terluka. Hanya hening yg ada dimeja makan, dan ada suara "kita menunggu ibumu pulang untuk memulai makan malam" ucap ayahku. Aku hanya menganggukkan kepala saja.

Orang tuaku sangat workholic, mereka hanya memikirkan pekerjaan mereka masing-masing. Sangat jarang makan malam bersama keluargaku, terkadang aku hanya makan sendirian dan di temani oleh dentingan sendok dan garpu.

Akhirnya orang yg ditunggu sudah datang, Soobin Matthews, ibuku. Ibu seorang dokter, dia merawat yang lain dan menyelamatkan nyawa mereka. Namun kenapa Ibu terlalu peduli kepada yang lain? Bahkan ia melupakan keluarganya dan hanya terpikirkan oleh pasiennya saja. Sebut aja aku egois, emang itu kenyataannya.

Makan malam di mulai dengan keheningan yang melanda, tanpa kusadari ayah selalu memperhatikan diriku.

Makan malam telah selesai namun entah kenapa ayah menyuruh ke ruang tamu bersama keluarga ibu. "Soobin, sudah aku katakan bukan kalau kamu boleh bekerja. Tetapi satu hal yang harus kamu ingat, ingatlah kewajiban dirimu sebagai istri sekaligus ibu. Tapi apa yang kamu lakukan? Kamu selalu berada di rumah sakit". Ucap ayah, aku sudah tau pembicaraan ini ke mana.

Ibu terlihat menghela nafas"Yeonjun, kamu Taukan kalau aku ini dokter? Aku harus merawat dan menyelamatkan mereka, karena itu tugas dokter"

Aku hanya melihat apa yang terjadi, sudah terlalu muak melihat ini terus-menerus. Setiap berkumpul pasti selalu seperti ini. "Aku tau tugas dokter, tapi kamu punya keluarga. Seharusnya kamu juga memikirkan keluargamu dan bukan hanya pasienmu" ntah kenapa ketika mendengar suara ayang terdengar berbeda dari sebelumnya.

"YEONJUN STOP" aku terkejut akan suara tinggi ibu tidak menyangka hari ini lebih parah dari sebelumnya. "Aku lelah pulang dari rumah sakit, tolong cukup sampai di sini" ucap ibu lalu pergi meninggalkan diriku dan ayah.

Ayah melihat ibu pergi dari luar ntah pergi ke mana. "Sunghoon, ayah minta maaf. Tidak seharusnya terjadi seperti ini" ucap ayah lirih seakan keadaanya sudah begitu rapuh. "Tidak apa-apa ayah, mungkin ibu sedang lelah mengurus pasiennya sehingga ibu emosi" ucapku menenangkan ayah. Ayah hanya tersenyum melihat diriku, "baiklah Sunghoon saatnya tidur, good night Sunghoon"

Ayah sudah pergi meninggalkan ruang tamu, aku hanya duduk sendirian dan di temani oleh dentingan jarum jam. Ntah kenapa hari ini begitu melelahkan, sehingga tidak sanggup menjalani hari esok .

 Ntah kenapa hari ini begitu melelahkan, sehingga tidak sanggup menjalani hari esok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑺𝒕𝒐𝒓𝒚 - 𝑺𝒖𝒏𝒈𝒋𝒂𝒌𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang