VIII

154 16 0
                                    

Hujan turun begitu derasnya, seakan tau dengan keadaan Sunghoon. Sunghoon masih memproses apa yang terjadi saat ini.

Di rumah duka, terpajang foto ibunya tersenyum di kelilingi bunga dan dupa. Ia melihat beberapa bela sungkawa datang ke rumah duka. Ayah hanya menatap, berusaha tersenyum seakan tidak terjadi apa-apa.

"Terkadang kita tidak tau garis takdir itu seperti apa" ucap kakek Sunghoon yang menghampiri dirinya. Sunghoon hanya diam, tidak tau ingin berkata seperti apa. Kakek Sunghoon merangkul dirinya, "Jangan pernah melakukan hal aneh setelah ini, kamu harus kuat untuk menghadapinya walaupun tak ingin" kakek berkata seraya tersenyum kepada diriku.

Aku terpaksa tersenyum, hanya itu yang bisa aku lakukan. Memang, takdir itu tidak tau seperti apa, hal apa yang akan terjadi, dan bagaimana menghadapinya. Seperti rollercoaster, naik dan turun.

-

Sunghoon berjalan pergi meninggalkan rumah duka, seakan tidak sanggup bila berada di tempat itu. Sunghoon berjalan di temani guyuran hujan, berjalan tanpa arah dan tujuan.

Tanpa Sunghoon sadari ia sudah berada di depan rumah Jake, tiba-tiba Sunghoon merasakan sakit di seluruh bagian tubuhnya. Bahkan untuk mengetuk pintu saja ia tidak mempunyai tenaga lagi.

Sunghoon terdiam tak berdaya, berusaha mengetuk pintu rumah Jake. Tanpa Sunghoon sadari, Jake membuka pintu rumahnya.

"Astaga Sunghoon, apa yang kamu lakukan?" Jake menghampiri Sunghoon dengan raut khawatir. Sunghoon tersenyum melihat Jake yang ada di hadapannya.

Jake berusaha menuntun Sunghoon untuk masuk ke dalam rumahnya. "Duduk di sini, aku ingin mengambil handuk dulu" ucap Jake yang pergi meninggalkan Sunghoon di ruang tamu. Jake menghampiri Sunghoon "Aku khawatir Sunghoon, aku menelpon dan mengirimkan dirimu pesan tapi tidak kunjung mendapat balasan. Aku memiliki firasat kamu tidak lagi baik-baik saja" Jake berbicara sambil mengelap Sunghoon dengan handuk.

Sunghoon hanya menatapi Jake dengan senyuman "Aku hancur Jake" ucapan Sunghoon yang di iringi air matanya yang mengalir. Sunghoon akhirnya menangis tentang apa yang terjadi. "Tenanglah Sunghoon, tidak perlu bercerita jika dirimu tidak sanggup" Jake memeluk Sunghoon dengan perlahan, seperti Sunghoon itu benda rapuh yang harus di jaga.

Dua insan saling berpelukan di temana malam yang begitu panjang dengan irama hujan dan tangisan akan kepergian yang tidak diharapkan.

Dua insan saling berpelukan di temana malam yang begitu panjang dengan irama hujan dan tangisan akan kepergian yang tidak diharapkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑺𝒕𝒐𝒓𝒚 - 𝑺𝒖𝒏𝒈𝒋𝒂𝒌𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang