Zia menahan nafas kala sosok pemuda tampan bahkan sangat tampan semakin mendekatinya. Jarak wajah mereka hanya beberapa senti lagi. Zia menelan saliva susah payah, ia merasa jantungnya berdisko di dalam sana.
Zia memejamkan matanya. Menunggu hal yang ia pikirkan akan dilakukan oleh sosok pemuda tampan itu.
"Ada daun di rambut lo." Ujar si pemuda tampan berhasil meruntuhkan ekspektasi Zia. Mata indahnya langsung terbuka lebar dan melihat si pemuda sudah menjauhkan wajahnya dari wajah Zia. Wajah Zia memerah, ia malu dengan pemikirannya sendiri.
"Apa lo? Berharap gua cium? Jangan mimpi!" Tukas pemuda itu kemudian pergi dari hadapan Zia.
"Aaa gua malu! Awas lo ya Lintang, gua bikin jatuh cinta mampus!" Zia mendumel kesal. Dengan langkah yang ia hentakkan, perempuan berwajah cantik itu pergi ke kelasnya.
"Kenapa tuh muka kusut banget kayak belum disetrika?" Tanya Siska saat melihat sahabatnya memasuki kelas.
"Gua kesel sama si Lintang!" Ujar Zia. Dengan kasar, perempuan itu membanting tas sekolahnya ke atas meja tepat di samping Dhea.
"Kenapa lagi sama Lintang?" Tanya Dhea.
"Masa pagi-pagi dia udah usil? Awas aja gua buat jatuh cinta mampus tuh si Lintang!" Jawab Zia dengan nada yang menggebu-gebu. Teman-teman Zia sudah tidak heran lagi dengan Zia yang marah-marah ketika pagi hari. Sudah pasti biang keroknya hanyalah Lintang, tetangga Zia sejak dua tahun lalu.
"Idihh, kayak nggak tau Lintang aja lo. Dia mana tertarik sama cewek modelan kayak lo Zi, jangankan tertarik ngelirik aja males." Celutuk Siska. Memang yah, ditengah pertemanan pasti ada yang bermulut lemas seperti Siska ini. Entah berapa kilo ia mengkonsumsi cabe hingga ucapannya pedas begitu.
"Heh, jangan ragukan Kezia yang cantik ini ya! Liat aja nanti." Zia melotot kesal ke arah Siska yang hanya nyengir. Setelahnya, Zia menelungkupkan kepalanya di atas lipatan tangan dan tertidur sebentar sebelum guru mata pelajaran pertama memasuki kelas.
YOU ARE READING
Love You Kang Ghosting
Teen FictionDari niat meng-ghosting malah berubah haluan menjadi cinta yang sebenarnya. Itu yang Zia rasakan ketika ia berniat menaklukkan hati tetangganya yang super tampan tapi menyebalkan. Zia kira Lintang menerimanya tulus! Zia kira Lintang membalas cintan...