Under The Cherry Blossoms

1.5K 44 30
                                    

2006.

"Okaa-san! Aku pergi!" Teriaknya dari kejauhan langsung meraih sepatunya dan beranjak keluar. Ia melangkahkan kakinya menuju Taman Maruyama tempat dimana Kaneki berjanji padanya, tiga tahun yang lalu.

Haruka menengadah memandang kelopak bunga sakura yang menggantung di atas kepalanya, beberapa helai kelopaknya jatuh menimpa tanah. Sinar matahari menyilaukan pemandangannya dan sebuah bunga sakura jatuh dipangkuannya, diraihnya bunga itu dan diciumnya dalam-dalam. Sketsa gambarnya telah ia rampungkan hari ini, karena seseorang yang terlukis di sketsanya berjanji akan datang hari ini. Entah itu hanya janji buta semata atau lelaki itu benar benar berjanji dengan tulus. Haruka pun tak tahu jawabnya. Yang ia tahu.. lelaki itu dulu pernah berkata dengan kedua bola mata percaya diri miliknya seperti ini:

Temui aku tiga tahun lagi di Taman Maruyama, tanggal yang sama, bulan yang sama dengan hari ini. Tiap tahunnya aku akan kesana. Percayalah aku akan menepati janjiku. Aku tidak lagi berbohong, maka dari itu jaganlah menangis karena air matamu hanya akan menambahkan rasa bersalah padaku.

Haruka menatap pemuda di hadapannya dengan sebuah senyum terpatri jelas di wajahnya, lelaki itu kini benar-benar datang. Wajahnya tak banyak berubah, masih sama seperti dulu hanya saja ia terlihat lebih dewasa daripada masa SMP dulu. Gadis itu bisa saja memeluk pemuda itu secepat yang ia mau, akan tetapi ia menahannya, takut pemuda itu akan terkejut dengan sikapnya.

"Lama tak bertemu ya, Haruka-chan. Kau lihat.. aku kembali kan?" Ucap lelaki yang kini tingginya jauh diatasnya sehingga membuat Haruka merasa seperti kurcaci.

"Kau benar-benar menepati janjimu, Kaneki-kun. Senang bertemu kembali." Haruka meninju bahu Kaneki pelan.

Kaneki adalah sahabatnya saat duduk di bangku SMP, ia meninggalkan Jepang saat tamat dari SMP dan melanjutkan studinya ke Jerman. Haruka ingat sekali saat mengantarkan kepergian Kaneki di bandara, ia menangis. Saat itu Kaneki berjanji untuk kembali lagi dan sekarang lelaki itu sedang berdiri di hadapannya dan ia benar-benar menepati janjinya dahulu.

Kaneki mengacak rambut gadis itu dan lelaki itu tersenyum. "Ada yang mau kau ceritakan padaku, Haruka-chan?"

Haruka menggeleng cepat. "Aku hanya ingin bilang, kalau aku merindukanmu, Kaneki. Kenapa lama sekali perginya?"

"Tidak usah dipikirkan lagi, aku sudah disini kan? Dan aku menepati janjiku. Tidakkah itu cukup?" Lagi-lagi Kaneki tersenyum.

"Yah tetap saja.. kau tak pernah menghubungiku, kau sahabat terburuk yang pernah ada!"

Kaneki-kun tertawa sehingga menimbulkan kerutan di wajahnya, matanya menyipit bahkan nyaris hilang.

"Baiklah kalau begitu, kau sahabat terbaik yang pernah kumiliki!"

Haruka hari itu mengajak Kaneki untuk Hanami bersama dan lelaki itu menyetujuinya. Rasa rindu yang selama ini berada di benaknya benar-benar ia lepaskan hari itu juga, walau ia merasa gemuruh di dadanya tak kunjung berhenti jika berada di samping Kaneki.

"Kaneki-kun, aku pernah berjanji untuk menggambar sketsa wajahmu dulu kan? Aku ingin memenuhi janjiku dulu," Haruka menyerahkan gulungan kertas putih pada Kaneki.

"Kau mengingatnya?" Kaneki mengambil gulungan kertas tersebut lalu dilihatnya sketsa dirinya yang masih memakai seragam SMP.

Haruka mengangguk. "Kau suka?"

"Suka sekali, kau akan menjadi pelukis hebat, Haruka,"

"Ah, jangan mimpi terlalu tinggi, Berharap terlalu tinggi akan sesuatu adalah hal yang tidak baik, berani berharap tinggi, harus berani mendapat kekecewaan yang besar pula. Setidaknya begitulah yang selalu ada di pikiranku,"

Under The Cherry BlossomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang