BAB 3: Terlambat

730 123 76
                                    

[ Bab 3: Terlambat ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Bab 3: Terlambat ]

Kalian lebih suka pantai atau gunung?

Happy reading 🌿

.
.

Tangan Kiara terhenti dan menggantung di udara saat beberapa senti lagi akan berhasil menyentuh gagang pintu. Dia berdecak tak yakin sambil menarik tangan menjauh, lalu mundur beberapa langkah, dan kembali mondar-mandir dengan gelisah. Kedua tangannya saling meremas, sesekali terangkat tinggi untuk menyisir kasar rambut panjangnya ke belakang.

Masuk sekarang atau nanti, ya? gelisah Kiara dalam hati. Dia berhenti sejenak, lalu menarik napas dalam-dalam, sebelum akhirnya memberanikan diri mengintip ruang ANCALA lewat celah pintu yang tidak tertutup rapat.

Sekilas, Kiara melihat banyak orang duduk bersila di lantai membentuk lingkaran. Dia bahkan bisa membedakan antara junior dan senior dari pakaian yang mereka kenakan. Hampir sebagian besar orang-orang memakai Pakaian Dinas Harian (PDH) biru dongker dan slayer oranye. Mereka adalah senior ANCALA. Sementara jumlah anggota yang tidak pakai seragam---termasuk dirinya---tidak lebih dari setengah jumlah senior.

Menyadari bahwa jumlah senior lebih banyak, Kiara menggigit bibir bawahnya gelisah. Tiba-tiba nyalinya menciut. Selain karena sadar sudah datang terlambat satu jam, dia juga belum siap bertemu Danu ataupun Gamma. Usai muntah di depan Gamma kemarin, dia langsung kabur ke toilet. Jangankan minta maaf pada Gamma, mencoba menatap cowok itu saja dia tidak berani. Gamma pasti murka. Peduli amat, dia hanya ingin cepat pergi dari hadapan Gamma.

Beruntungnya, Kiara tidak menemukan sosok Gamma setelah berlama-lama cuci muka di toilet. Dia pun pulang diantar Danu seperti biasa, tetapi memilih diam dan menghindari tatapan Danu. Rasanya malu banget muntah di depan Danu. Kiara hanya berharap semoga Danu tidak ilfeel dengannya. Sesampainya di rumah, dia langsung memanggil tukang pijat. Kakinya seperti mau lepas, sekujur badannya juga terasa pegal. Belum lagi rasa mual yang tidak kunjung menghilang. Dia sampai terpaksa minta kerokan sama mamanya.

Hari ini, Kiara ragu bertemu dan bingung harus bersikap bagaimana pada Gamma. Haruskah dia minta maaf pada seniornya itu? Kok rasanya enggan sekali melakukannya. Toh, Gamma juga penyebab dia tiba-tiba muntah. Jadi, kejadian kemarin bukan sepenuhnya kesalahannya. Seharusnya Kiara yang marah dan menuntut tanggung jawab. Beruntung dia tidak sampai pingsan. Namun, pagi ini, dia tidak punya pilihan selain tetap datang ke ruang ANCALA dan melanjutkan misinya, yaitu menjaga keharmonisan hubungan dengan Danu, sekalipun harus menghadapi Gamma yang super menyebalkan.

Tatapan Kiara terhenti di satu titik. Hatinya langsung menghangat begitu menemukan wajah Danu. Hari ini, kekasihnya terlihat ganteng seperti biasa meski hanya mengenakan kaus abu dan celana jin biru. Dia semakin betah berlama-lama memandang Danu. Seperti sekarang, tanpa sadar Kiara menangkup kedua pipi sambil berkedip-kedip dan senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Pesona Danu terlalu bersinar, dia sampai melting.

SEBELUM 3078 MDPL [Jungkook] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang