BAB 2: Sanggup Nggak?

1K 151 49
                                    

[ Bab 2: Sanggup Nggak? ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Bab 2: Sanggup Nggak? ]

Masih penasaran sama cerita ini?
Jangan lupa vote sebelum baca 🤩

Happy reading 🌿

.
.

Satu putaran, Kiara berhasil melewatinya tanpa rintangan. Dua putaran, Kiara masih sanggup melakukannya dengan senyuman. Bahkan sesekali melirik Danu yang kebingungan memandanginya dari pinggir lapangan. Alih-alih merasa malu, dia justru melambaikan tangan dengan ceria ke arah kekasihnya.

Putaran ketiga, kecepatan berlari Kiara mulai melemah. Keringat mulai bercucuran di kening dan pelipis, mengalir sepanjang leher jenjangnya dan membuat basah pakaian dalamnya. Jika sudah tidak sanggup berlari, dia berjalan cepat. Setelah napasnya mulai teratur, dia kembali berlari. Dia sudah bertekad akan membuktikan pada Gamma bahwa berlari lima putaran mengelilingi lapangan sekolah bukanlah hal sulit.

Kiara berhasil menyelesaikan putaran keempat dengan berhenti sejenak, membungkuk sambil menyentuh kedua lutut. Dadanya sesak. Dalam hati, dia tak berhenti mengumpat. Rasanya dia ingin pingsan sekarang juga. Hingga akhirnya dia ingat apa tujuannya. Semua dia lakukan demi Danu, demi ketenteraman hubungan, dan demi jarak yang tidak lagi terbentang antara keduanya.

Memasuki putaran kelima, tenaga Kiara semakin menipis. Dia berlari dengan kaki yang terseret-seret, seperti ada beban berat menahan langkahnya. Semangat, Kiara! Sedikit lagi, batinnya menyemangati diri sendiri. Dengan tersengal-sengal dan pandangan berkunang-kunang, dia terus berusaha menyelesaikan perintah Gamma. Sedikit lagi, dia yakin berhasil menyelesaikan putaran kelima.

"Ra!" Tiba-tiba Danu sudah berada di sebelah Kiara, menemani gadis itu berlari. Kiara sempat menoleh sebentar, melempar senyum tanpa berniat untuk berhenti.

"Kamu ngapain, sih?" Danu bertanya lagi sebab Kiara tak kunjung berkata apa-apa.

Mendengar pertanyaan Danu, Kiara melirik sebal. "Pikir saja sendiri, aku lagi ngapain. Pake nanya," sungut Kiara. Napasnya sudah mirip seperti orang sedang di antara hidup dan mati begini, bisa-bisanya Danu menanyakan hal tidak penting.

Cukup! Istirahat sebentar! Oksigen, mana oksigen? Astaga! jerit Kiara dalam hati. Dia berdiri dengan dua tangan di pinggang. Kedua matanya terpejam, wajahnya menengadah, susah payah menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.

Danu ikut berhenti. "Aku tahu kamu lagi lari, tapi bukan itu maksud pertanyaan aku, Ra." Buru-buru dia menahan lengan Kiara saat gadis itu hendak kembali berlari. "Berhenti dulu bisa, kan?"

Kiara menggeleng dan menepis tangan Danu sambil lanjut berlari. "Nggak bisa. Sedikit lagi, aku selesai lima ...." Kiara memejamkan mata sambil menarik napas dalam-dalam, lalu menyelesaikan kalimatnya, "... putaran!"

Danu meringis menatap Kiara. Berhubung gadis itu tidak juga mau berhenti, terpaksa dia harus ikut berlari. Padahal saat latihan fisik tadi, dia sudah berlari mengelilingi lapangan lebih dari tujuh putaran. Masih tambah push up dan sit up pula.

SEBELUM 3078 MDPL [Jungkook] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang