Jangan lupa vote sama komennya
Typo : Anugrah
Happy Reading
***
Jeno membuka pintu kamar Jaemin dulu. Kamar yang selalu ia hindari. Hingga ini kali pertamanya lagi masuk ke kamar ini lagi. Jeno menghela nafas pelan, menepis rasa sesak dan bayangan Jaemin yang bisa saja kembali membuat air matanya luruh.
Jeno bisa melihat Renjun yang sudah terlelap dengan menghadap Jisung di sampingnya. Jeno ingin sekali mendatangi Renjun saat pemuda cantik itu masih terbangun. Namun, Mark bilang Renjun masih tidak ingin menemui Jeno.
Jeno menggendong Jisung pelan. Membawa bayi itu ke Ranjang bayinya. Bayi itu menggeliat pelan namun tidak terbangun sama sekali. Jeno tersenyum tipis.
Maaf karena membuat Mamamu terluka, Jisung-aa..
Jeno segera berbalik mendekati Renjun. Duduk dengan Renjun yang tidur membelakanginya. Jeno mengusap surai lembut Renjun. Mengucapkan maaf dengan lirih.
Jeno menghembuskan nafas pelan lalu segera beranjak pergi. Ketika ia keluar ia mendapati Eommanya menatapnya dengan tatapan penuh makna.
"Kau menyukai Renjun, bukan?" Pertanyaan Doyoung dibalas anggukan kecil Jeno.
Doyoung tersenyum kecil. Mengusap surai Putra semata wayangnya itu lembut. "Eomma kira kau akan tetap menjomblo seumur hidup. Semangat berjuang ya? Renjun sepertinya tipe menarik ulur dan sulit di dapat.. Apalagi dengan kejadian yang membuatnya merasa takut.." Tangannya menyentuh pipi putranya itu dan menatapnya sungguh-sungguh.
Jeno tersenyum kecut. "Jeno benar-benar tidak bisa menjaga emosi Jeno. Jeno menyesal.." Jeno menunduk kecewa.
Doyoung memeluk putra semata wayangnya erat. "Tidak apa apa.. Semua orang pernah melakukan kesalahan. Sekarang, Jeno tidur. Ini sudah larut"
Jeno mengangguk.
"Kau harus tidur. Jangan minum Alkohol atau diam di balkon kamar. T. I. D. U. R. Mengerti?" Ulang Doyoung menekankan ucapannya lagi.
Jeno tersenyum lembut. "Iya, Eomma.. Jeno akan langsung tidur.. " Jeno mengecup pipi Eommanya itu.
"Kalau begitu Jeno akan tidur, Selamat? Malam Eomma.." Jeno melangkah ke kamarnya. Doyoung tersenyum tipis. Anak baik..
Matanya kini beralih pada pintu coklat gelap. Kamar kembaran Jeno. Putra menggemaskannya. Sungguh Doyoung juga ingin melangkah masuk dan menghibur Jeno tapi kakinya masih kamu untuk melangkah ke Kamar Jaemin itu.
Doyoung berbalik badan. Bagaimana mungkin Jaemin pergi secepat ini? Doyoung bisa kembali menangis jika terus berada di sini.
Maaf, Renjun.. Eomma masih belum bisa menemuimu..
Kenapa pula Mark membawa Renjun ke kamar Jaemin? Masih ada banyak kamar selain kamar itu? Kenapa harus kamar Jaemin?
Doyoung menghela nafas gusar. Dia juga harus segera tidur agar tidak memikirkan apa yang seharusnya tidak ia pikirkan.
***
Besok paginya Renjun memilih ikut pulang ke Rumah Mark. Mama dan Baba belum pulang. Jika kembali ke apartemen itu terlalu dekat dengan Jeno. Makanya, Renjun memilih ikut Mark ke rumahnya.
Renjun bisa merasakan Rumah Mark memiliki aroma yang sama seperti di kamar yang ia tempati semalam. Ada banyak foto yang terpajang di dinding. Mark bilang Jaemin menyukai fotografi maka dari itu Rumahnya banyak foto.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐭'𝐬 𝐁𝐞𝐜𝐚𝐦𝐞 𝐌𝐲 𝐁𝐚𝐛𝐲 [Noren-Sung]
Fanfiction[COMPLETED] Tuhan entah kenapa memberikan keadilan dengan sangat kejam, Haruskah Jeno bersyukur dengan apa yang terjadi di hadapannya ataukah mengumpat? Ini keadilan yang sangat menyakitkan. Jisung yang kehilangan sang Mama. Renjun yang kehilang...