"Jen.."
Jeno hanya berdeham karena ia sedang sibuk memakan corndog pemberian Anna sebelumnya. Jeno suka sekali dengan corndog yang Anna beli. Bahkan Jeno sudah menghabiskan tiga tusuk corndog dalam waktu yang singkat.
"Aku punya kenalan cewek cantik, namanya Sona. Dia baik banget, kamu mau kenalan nggak?" tanya Anna sambil mengangkat kedua alisnya berniat untuk menggoda.
"Jadi ceritanya mau buat aku move on secara cepat ni?"
"Nggak kok.. Aku emang udah niat mau ngenalin kamu sama Sona kalau kamu udah siuman. Aku yakin kok Sona orang yang baik.."
Alih-alih menjawab, Jeno malah menunjuk Jeffrey menggunakan dagunya. Anna paham bahwa Jeno minta Anna untuk bicara lebih dulu pada Jeffrey, sebelum memutuskan sesuatu.
Kemudian Anna berjalan menghampiri Jeffrey yang saat ini sedang sibuk dengan corndog di tangannya, sementara matanya menonton siaran televisi yang ada.
"Apa?" tanya Jeffrey setelah Anna menyejajarkan tinggi mereka dengan menekuk kedua kakinya.
"Kamu inget gadis yang waktu itu di taman sama aku nggak?" tanya Anna yang dibalas anggukkan oleh Jeffrey. "Cantik ya?"
"Cantikan kamu tapi.."
"Hoek.." Jeno pura-pura muntah saat Jeffrey mulai gombal pada Anna. Sedangkan yang diledekin hanya tertawa kecil.
"Kenapa emangnya, Na?" tanya Jeffrey lagi.
"Cocok nggak sama Jeno?"
"Aku nggak mau maksa Jeno buat suka sama pilihan aku atau kamu. Karena aku mau dia mengapresiasikan dirinya sendiri, pada siapa hatinya berlabuh. Kita kan nggak tau tipe perempuannya seperti apa. Bisa aja Sona bukan tipe Jeno. Daripada ujung-ujungnya bermasalah kalau terus dipaksakan bersama, lebih baik nggak usah."
Anna memajukan sedikit bibirnya. Padahal Anna ingin sekali menjodohkan Jeno dengan Sona. Tapi kalau Jeffrey tidak setuju, Anna pun tidak bisa membantah. Lagipula Jeno belum tentu mau.
"Aku setuju apa kata papa!"
Anna hanya bisa diam, melangkahkan kaki dan duduk di sofa sambil menyenderkan punggungnya.
"Lagian Jeno sekarang masih masa pemulihan, belum bisa pacar-pacaran. Nanti kalau udah ada waktunya, pasti aku izinin kok," ucap Jeffrey sambil menggerakkan kursi rodanya menuju Anna.
"Aku cuma mau mereka kenalan. Kalau udah kenal dan saling nyaman, siapa tau mereka cocok," balas Anna tak mau kalah. .
"Kembali lagi pada yang aku bilang tadi bahwa aku nggak mau Jeno buat suka sama pilihan kamu atau aku. Biarin aja dia cari pasangannya sendiri."
"Bukan gitu maksud aku," ucap Anna. "Maksud aku tuh kalau mereka nyaman ya lanjut, kalau nggak ya udah kan bisa sebagai teman aja. Emangnya aku salah mau bangun silaturahmi?"
"Nggak, kamu nggak salah. Tapi coba tanya sama Jeno mau apa enggak.."
Alih-alih bertanya, Anna hanya menolehkan kepalanya pada Jeno dan mengangkat alis singkat. Kemudian Jeno mengangkat bahunya pertanda tidak tahu.
Anna menghela napas dan mengalihkan atensinya mendapati jawaban Jeno.
"Okey aku setuju sama Anna—"
"Mam!"
"Hah?" Jeno mengerutkan kening saat Jeffrey memutus pembicaraannya. Tapi akhirnya Jeno pun sadar apa maksud Jeffrey.
"A-aku setuju s-sama Mam buat ketemu sama Sona nanti," ucap Jeno dengan terbata-bata karena tidak biasa memanggil seseorang dengan sebutan mama. Karena selama Jeffrey belum mengadopsinya, ia diasuh oleh ibu panti.
Anna yang mendengar keputusan Jeno lantas tersenyum senang dan bertepuk tangan singkat. "Itu baru anak mam!"
Jeno memutarkan bola matanya. "Cringe banget.."
"JENO!" sentak Jeffrey.
"Iya-iya, cuma bercanda kok.."
Lalu setelah itu Jeffrey menoleh ke Anna yang saat ini sibuk menatap ponselnya. Anna juga memajukan bibirnya membuat Jeffrey gemas. "Kamu kenapa?"
Anna mendongakkan kepalanya, "Nggak apa-apa."
"Bohong.."
"Itu dia kalo kayak gitu berarti ada maunya. Gimana, sih, masa papa nggak tau? Coba aja cek ponselnya. Pasti dia lagi menjelajah makanan," celetuk Jeno yang sudah paham betul dengan kebiasaan Anna selama ini.
Dan begitu setelahnya Jeffrey langsung meminta ponsel Anna untuk melihat apa yang sedang gadis itu cari. Ternyata ucapan Jeno benar bahwa Anna sedang menjelajah aplikasi online pemesan makanan.
Anna menunjukkan deretan giginya seolah ia sedang terciduk karena mencari sesuatu di aplikasi onlinenya.
"Kamu mau seblak?"
Anna mengangguk.
"Kenapa tadi nggak sekalian beli?"
"Tadi belum kepengen."
"Ya udah beli sama aku aja di luar. Sekalian kita kasih waktu Jeno buat istirahat.."
Anna menggelengkan kepalanya kuat. "Kamu juga harus istirahat, bukan cuma Jeno aja. Kalian kan sama-sama lagi sakit, pasti butuh waktu untuk istirahat dan kembali pulih. Jadi, lebih baik Jeno istirahat, kamu pulang, aku juga pulang."
"Ya udah aku sama pak supir anter kamu pulang. Nah sebelum pulang, kita cari tukang seblak dulu supaya keinginan kamu terpenuhi. Gimana?"
"Aku bisa pulang sendiri. Lagian kalau mau seblak bisa delivery kok.."
"Tapi aku mau memastikan kamu pulang dengan selamat sampai rumah. Sekalian ketemu sama papa Joona dulu sebentar."
Anna bersikukuh, "Soal papa Joona nanti aku titipin salam aja, ya. Lagian lusa ketemu kok.."
“Ih tapi—"
"Lagian kalian mau pulang aja ribet banget tinggal cus berangkat, sampe. Simple, kan? nggak perlu ribet nyusun strategi dulu?" tanya Jeno yang sudah mulai risih dengan perdebatan antara Jeffrey dan Anna. "Kalau kalian masih adu cek-cok di sini, lebih baik aku yang pulang. Gimana?"
"Aneh-aneh aja kamu, Jen," ucap Jeffrey.
"Ya lagian banyak banget bacot."
"HEH!" sentak Jeffrey. "Papa cabein ya mulutnya.."
"Masa bodoh." Jeno merebahkan tubuhnya dan mencari posisi ternyaman dengan memunggungi Jeffrey dan Anna.
"Bener-bener ya nanti papa cabein mulutnya."
"Iya besok kesini bawa cabe sekebon."
"Astaga, Jeno!"
Anna menahan Jeffrey saat Jeffrey sudah mengambil ancang-ancang untuk menyerang Jeno. Sebenarnya Jeffrey tidak benar-benar marah. Hanya saja ia kesal dengan Jeno yang terus meledek dengan menjawab perkataannya terus-menerus.
"Ayo, kita pulang.." Anna bangkit dari duduknya dan berdiri di belakang kursi roda Jeffrey.
"Aku anter sama pak supir, ya.."
"Iya, papa. Nggak usah banyak tanya. Kaya nggak tau cewek aja," celetuk Jeno membuat Jeffrey menggelengkan kepalanya.
"Papa pulang dulu ya, Jen," pamit Jeffrey.
"Iya, Pa. Besok jangan lupa bawa cabe sekebon ya," jawab Jeno membuat emosi Jeffrey semakin menjadi. Alhasil Anna mempercepat gerakannya dan mendorong kursi roda Jeffrey keluar ruangan.
Setelah Jeffrey dan Anna pergi, Jeno tertawa singkat sebelum memejamkan matanya untuk beristirahat.
- Bersambung -
GEMES GAK SI HEI? 😩
Btw, kemarin ada yang tanya visualisasi Sona siapa. Kira-kira kalian maunya siapa, dan cocoknya sama siapa? Jangan jawab 'sama aku' ya haha..
Oh ya, besok aku vaksin. Jadi nggak janji bisa update hehe..
Kalian udah vaksin belum?

YOU ARE READING
[✓] DOSPEM
Romancecompleted. Awalnya cuma salah sambung ke dosen sendiri. Eh lama-lama kok makin sering chatan. Akhirnya timbul perasaan. start : 20 Agustus 2021 end : 18 September 2021 # 1 #Dosen [ 18_September 2021 ] #1 #Terbit [ 1 Okto...