Nyai Part 3

14 1 0
                                    

POV Si Mbah

"Sudah hampir tengah malam" batinku sambil melihat jam dinding, ku ingatkan cucuku yang sedang belajar untuk segera tidur sambil mengisi lampu minyak.
Sudah seminggu ini aku dibuat resah oleh cerita para tetangga yang dihantui oleh arwah nyai.

Malam ini, perasaanku sungguh tak enak. Ditambah lagi si Ndo yang tiba-tiba bertanya tentang kebenaran desas-desus arwah Nyai.
Jujur saja, aku sedikit ngeri menceritakan pengalaman dari para tetangga.
Setelah itu,aku mengajak si Ndo untuk segera tidur karena tak lama lagi listrik pasti padam.
Beginilah keadaan desa kami, desa kecil yang dimana belum banyak tersentuh oleh tangan pemerintah, Listrik, Akses jalan, fasilitas kesehatan, semua masih menjadi permasalahan di desa kecil kami.

***
Saat si Ndo selesai merapikan buku pelajarannya, Lampu juga padam. Dan aku menyuruh si Ndo untuk tetap diam di tempat sementara aku segera ke dapur untuk mengambil korek api.

Aku menyusuri dapur dengan meraba-raba dinding, karena keadaan gelap sekali. Sedikit tercium bau amis, dan...
Bruuuuuuk!!! Aku terjatuh, tanpa sengaja aku menabrak sesuatu.

"Aduh,apa ini...?" Sambil meraba-raba sesuatu yang kutabrak tadi.
Awalnya yang ku pegang kain,kemudian... "Astagfirullah..." Aku yakin, aku memegang kaki seseorang.
Aku kaget dan kembali ku pastikan apa yg ku pegang tadi, tapi ternyata sudah menghilang dan bau amis pun tak tercium lagi. Aku segera mencari korek api, dan ku dengar seseorang mengetuk pintu rumahku.

Tok!!tok!!tokk!!

Ku nyalakan lampu minyak dan bergegas pergi. Sementara si Ndo sedang berdiri hendak membuka pintu, Dengan segera ku tarik tangannya.
Aku menyuruhnya untuk berdoa, Aku yakin apa yang terjadi di dapur tadi dan yang mengetuk pintu adalah ulah arwah Nyai, karena kaki yang tak sengaja ku pegang tadi tak Napak di lantai rumahku dan hal itulah yang membuatku begitu terkejut.

Setelah beberapa saat ketukan itu hilang, dan malah berganti ke dapur, terdengar suara seseorang sedang mencakar dinding di  dapur.
Dan akhirnya tak berselang lama suara itupun kembali hilang, segera ku ajak si Ndo untuk masuk ke kamar.
Ku lihat si Ndo juga gelisah, aku mengingat kembali kejadian tadi, dan berdoa semoga aku dan cucuku di jauhkan dari segala macam bahaya.

***
Praaaaakkkkkkk...
Aku kaget mendengar suara pintu di buka dengan keras, dan ku lihat wajah si Ndo berkeringat ketakutan sambil menunjuk arah pintu si Ndo juga menyebut nama Nyai, segera ku tutup pintu kamar dan berusaha menenangkan si Ndo dengan mengatakan aku ada bersamanya.

"Entah apa yang kau lihat Ndo, sampai tubuhmu gemetaran begini" batinku.

Dari arah luar terdengar langkah kaki menuju pintu kamar, dan setelah itu terdengar pintu kamar di gedor-gedor. Aku membaca doa-doa, dan menyuruh si Ndo juga sebagai perlindungan diri, tetapi arwah nyai masih tetap berusaha membuka pintu kamar kami,bahkan sekarang terdengar pintu sedang dicakar-cakar olehnya.

Ku dengar suara si Ndo berbisik kepadaku, si Ndo  begitu ketakutan... Ku rasakan tangannya memelukku semakin erat.
Setelah itu, keadaan mulai tenang kembali dan si Ndo mengajakku untuk pergi meminta bantuan ke rumah tetangga. Tentu saja aku menolak, jarak rumah kami dan tetangga  cukup jauh dan itu sangat berbahaya, terlebih aku yakin arwah nyai masih mengintai kami.

Terlihat si Ndo sudah sangat lelah dan mengantuk, aku menyuruhnya untuk segera tidur sedang aku mencoba menenangkan diri dengan berdzikir. Saat itu kurasakan angin berhembus kencang dan membuka jendela kami. Si Ndo kaget dan bangun, ku tenangkan si Ndo dan mengatakan itu hanya angin.
Aku segera menutup jendela, dan kulihat bayangan putih melintas di hadapanku. Ku coba tenangkan diriku agar si Ndo tidak merasa takut dan kembali tidur. Dengan cepat ku tutup pintu jendela dan kembali berdzikir.

***
Ku lihat ada yang aneh dari si Ndo, matanya terbuka, tetapi tak bergeming saat ku panggil, aku mendekatinya dan berusaha menyadarkannya, ku lihat tatapan matanya yang mengarah ke atas lemari. Dan benar saja Arwah Nyai berada tepat di atas lemari,memainkan rambutnya sambil tertawa cekikikan...

"Astagfirullahaladziim..." Aku kaget melihat arwah nyai, ini pertama kalinya aku melihatnya secara langsung.
Wajahnya pucat, bola matanya berwana hitam seluruhnya, rambutnya panjang acak-acakan, kuku-kukunya hitam panjang". Berbanding terbalik dengan semasa hidupnya yang selalu memakai sanggul dan tampak sangat anggun.

Si Ndo akhirnya tak sadarkan diri. Dan kini terlihat Arwah nyai mentapku tajam.
Kali ini aku benar-benar merasa takut, aku mencoba kembali berdzikir sedang arwah  nyai tetap berada di atas lemari sambil cekikikan.

Astagfirullahaladzim!!!astagfirullahaladzim!!!astagfirullahaladzim!!! Aku terus mengulang-ngulang dzikirku sambil menutup mata.
Tiba-tiba bulu kudukku berdiri, tetapi suara cekikikan arwah nyai sudah tak terdengar lagi. Aku memberanikan diri membuka mataku dan...
"Haaaaaa..." Nafasku seakan berhenti , karena kini wajah nyai tepat berada di depanku!!! menyeringai.... 👹

Aku kaget bukan kepalang
"Apa maumu ??? Tempatmu bukan disini lagi"
Seketika wajah nyai berubah menjadi marah, penuh kebencian. "

Dan setelah itu arwah nyai menghilang dari pandanganku, tetapi suara cekikikan nya masih terdengar, hiiiiihiiiihiiiihiiiihiii
pelan...pelan... Dan akhirnya menghilang.

Ku lihat si Ndo yang masih tak sadarkan diri. Dan adzan subuh berkumandang.
Satu hal yang pasti, teror Nyai belum berhenti sampai disini.

Bersambung

NYAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang